Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DIABETES MELITUS YANG MENJALANI HEMODIALISA Pebi Pratiwi; Gustop Amatiria; Mashaurani Yamin
Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.661 KB) | DOI: 10.26630/jk.v5i1.59

Abstract

Pebi Pratiwi 1Gustop Amatiria 1)Mashaurani Yamin1)1) Jurusan Keperawatan Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Abstract :cortisol. Moreover, it would also increase body’s sensitivity toward insulin. As the result, glucoses are hampered and it will increase the blood glucose (Watkins, 2010). The aim of this research explained the effect of stress toward the level of blood glucoseof diabetic patient who are under treatment of Abdul Muluk Hospital, Bandar Lampung. This research applied a quantitative methods by using a correlative design. Furthermore, the number of population was forty four people and this research also applied univariate and bivariate analysis with person product moment methods. The result of research shows that p value is  0,000 , it meant that < 0.05therefore, Ho was rejected so there was a significant impact. Moreover, the correlation value from stress variable toward blood glucosewas (+), it was 0.865. Furthemore, the relation of both variable resulted high level stress, it meant that blood glucosewas high or vice versa. In conclusion, the effect of stress toward blood glucose, who are under medical treatment in Abdul Moloek Hospital, are strong and significant. Theoretically, stress has resulted more production of cortisol.  Cortisol is the hormone which against the effect of insulin and affect the high level of glucose. If people are suffered by high tension, it would produce more Kata kunci : Stress, Blood Glucose Level Abstrak : Pengaruh Stress Terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Pasien Diabetes Melitus yang Menjalani Hemodialisa. Cortisol.Akan meningkatkan sensitivitas tubuh untuk menangkal insulin, sehingga glukosa terhambat dan akan meningkatkan glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh stres terhadap kadar gula darah sewaktu pada pasien Diabetes Militus yang menjalani pengobatan di RSUDAM Bandar Lampung, menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan desain korelasi. Populasi penelitian berjumlah 44 orang, analisis dengan univariat dan bivariat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-value = 0,000 (P< 0,05), berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara stress terhadap kadar gula darah sewaktu. Nilai korelasi dari variabel stress terhadapglukosa darah adalah (+), yaitu 0,865. Hubungan kedua variabel menunjukkan tingkat stress yag tinggi, hal ini menunjukkan bahwa gula darahn tinggi atau sebaliknya. Kesimpulan, pengarus stress terhadap kadar gula darah sewaktu pada pasien Diabetes Militus yang menjalani hemodialisa di Ruang HD RSUDAM Bandar Lampung adalah sangat kuat, searah dan signifikan. Secara teoritis, stress telah menghasilkan produksi Cortisolyang tinggi. Cortisol adalah hormon yang melawan efek insulin dan mempengaruhi kadar gula, apabila orang memiliki tekanan darh tinggi, ia akan menghasilkan gula darah yang tinggi juga. Kata kunci : Stress, Kadar Gula Darah
Faktor Ibu dan Faktor Bayi Dengan Respon Fisiologi (Saturasi O2) Pada Bayi Prematur Yang Dilakukan Developmental Care Gustop Amatiria; Armen Patria
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.724 KB) | DOI: 10.26630/jk.v8i3.673

Abstract

Prematurity is the leading cause of death in children under the age of 5 years in the world and in Indonesia in 2012 recorded around 675,700 or 15.5 per 100 births. Premature infant mortality is largely due to maladaptive environmental response extrauterine causing the baby's environmental stress causing problems in the circulation, oxygenation and metabolic that can interfere with the growth and development neurophysiologic of a baby so that in premature infants should be done Developmental Care Efforts (Light and Sound Setting). Differences Maternal and infant factors may affect the optimization of the application of developmental care by regulating light and sound received by infants in an effort to optimize the growth of infant development in the perinatology space to achieve a normal physiological response in which one indicator is the adequacy of O2 indicated by oxygen Saturation value (Sa O2). This study aimed to determine the relationship between mother and infant factors after Development Care (light and sound settings) received with physiological response (Sa O2), premature babies. The research design used was analytical with cross sectional approach. The samples used by 45 infants were selected by consecutive sampling technique. The analysis used a correlation test to determine the strength of the relationship (r) and 95% confidence intervals. The results showed that there was a significant relationship between economic status and SaO2 (r = -0.509; p value = 0.016), but no significant relationship between maternal age and SaO2 (r = -0.005; p-value = 0.982); history of diseases during pregnancy with SaO2 (r = 0.121; p-value = 0,591); gestational age with SaO2 (r = -0.004; p-value = 0.985); neuromuscular maturity with SaO2 (r = -0.64; p-value = 0.777); weight with SaO2 (r = -0.189; p-value = 0.399); length of body with SaO2 (r = -0.028; p-value = 0.901). Keywords: Mother, Premature infant, Developmental care
KEPATUHAN WARGA TERHADAP PERATURAN KAWASAN TANPA ROKOK DI LAMPUNG SELATAN Siti Fatonah; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.456 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i1.372

Abstract

Kepatuhan peraturan adalah mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang tertentu.Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)adalah ruangan atau area yangdinyatakan dilarang untuk Kegiatan merokok, Kegiatan memproduksi, Menjual,Mengiklankan, dan/ataumempromosikan produk tembakau. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Mengetahui kepatuhanwarga terhadap peraturan Kawasan Tanpa Rokok dilingkungan Dusun Al-Muhajirin, Desa Negararatu, Kecamatan Natar, kabupaten Lampung Selatan.Rancangan penelitian ini menggunakanteknik pengambilan Simple RandomSampling. Dengan Populasi 200, Berdasarkanhasil perhitungan sampel yang digunakanberjumlah 66 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner dan lembar observasi.Hasil penelitian didapatkan kepatuhan terhadap larangan menjual dan mempromosikan rokok (pada warung atau toko) didapatkan data dari 6 warung yang berada dalam kategori patuh sebanyak 5 warung (83,33%), sedangkan untuk kategori tidak patuh sebanyak 1 warung (16,66%). Dan didapatkan data tentang kepatuhan warga terhadap larangan mengenai kegiatan merokok, dari 66 responden yang berada dalam kategori patuh sebanyak 47 orang (71,21%), sedangkan untuk kategori tidak patuh sebanyak 19 orang (28,78%). Saran bagi warga dusun Al-Muhajirin agar mempunyai kesadaran penuh untuk tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang merokok, dan Perlu menambah pengetahuan mengenai bahaya kandungan rokok dan pengetahuan mengenai peraturan Kawasan Tanpa Rokok. Serta dengan selalu mengingatkan warga tentang peraturan kawasan tanpa rokok pada saat kegiatan pengajian dan kegiatan lainnya. Kata kunci : 
STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DAN PEMBERIAN PASI TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT DAN PANJANG BADAN PADA BAYI UMUR 6 BULAN Helmi Yenie; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.847 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v11i2.591

Abstract

ASI adalah makanan terbaik dan bergizi sempurna bagi bayi. Pemberian ASI eksklusif  selama 6 bulan pertama, tanpa makanan atau minuman tambahan. Hal ini penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi seperti pertambahan BB & PB. Berdasarkan LP. Puskesmas Hajimena tahun 2012 masih ditemukan bayi menderita kekurangan gizi yaitu 7 orang berusia 11 bulan, 4 orang berusia 5 bulan, dan 4 orang berusia 6 bulan. Tujuan penelitian untuk melihat apakah ada perbedaan pertambahan BB dan PB bayi umur 6 bulan antara yang diberi ASI eksklusif dan bayi yang diberi PASI. Metode penelitian cross sectional melihat perbandingan pertambahan BB dan PB terhadap pemberian ASI eksklusif dan pemberian PASI pada bayi umur 6 bulan. Populasi penelitian adalah seluruh bayi yang berusia 0-6 bulan saat penelitian dilaksanakan. Jumlah sampel 52 orang bayi yang diberi ASI eksklusif dan 52 orang bayi yang diberi PASI. Pengambilan sampel bayi yang diberi ASI eksklusif maupun bayi yang diberi PASI adalah antara 1-2 orang bayi. Alat pengumpulan data adalah timbangan BB dan meteran pengukur PB. Analisis data menggunakan uji beda dua mean independent sample test  (Uji T), dengan tarap kesalahan 5%. Hasil penelitian rata-rata pertambahan BB bayi yang diberi ASI eksklusif adalah 4043,27 gram dan bayi yang diberi PASI 4603,85 gram, sedangkan rata-rata pertambahan PB bayi yang diberi ASI ekslusif 16,617 cm dan bayi yang diberi PASI 17,721 cm. Hasil uji statistik pertambahan BB maupun PB antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan bayi diberi PASI, p = 0,000 (p value < 0,05), berarti ada perbedaan yang signifikan pertambahan BB dan PB antara bayi yang diberi ASI eksklusif dibandingkan bayi yang diberi PASI. Perbedaan rata-rata pertambahan BB bayi yang diberi PASI adalah 560,58 gram dibandingkan dengan bayi yang di beri ASI eksklusif dan beda PB bayi yang diberi PASI adalah 1,104 cm daripada PB bayi yang diberi ASI eksklusif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan  perlunya meningkatkan promosi pemberian ASI eksklusif kepada para ibu menyusui, mengajarkan cara pemberian ASI dan manfaat pemberian ASI eksklusif  dengan melibatkan anggota keluarganya.
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM PADA RAWAT INAP Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.535 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i2.156

Abstract

Ketidak puasan pasien rawat inap dapat mengakibatkan efek jera kepada pasien untuk datang kembali meminta pelayanan keperawatan bila ia sakit. Kondisi ini akan dapat diatasi bila perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah Mutu pelayanan keperawatan dengan metode tim dapat meningkatkan Kepuasan pasien pada rawat inap di RS. Imanuel Bandar Lampung. Metode penelitian adalah kualitatif dengan desain Cross Secsional. Populasi adalah semua pasien rawat inap di ruang dewasa pria dan dewasa wanita, dengan menggunakan metode sampel Purposive Sampling  berjumlah 90 responden. Instrumen ukur menggunakan kuesioner dan metode angket. Pengolah data dilakukan analisis hasil dengan uji univariat dan uji bivariat Chi Square. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan nilai pelaksanana metode tim diruangan (81,1) peningkatan nilai mutu pelayanan keperawatan (81,30) dan nilai rata-rata kepuasan (65,24). Aadanya hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan keperawatan yang menggunakan metode tim terhadap kepuasan pasien rawat inap di RS. Imanuel Bandar Lampung (pV=0,0001). Dari lima dimensi mutu yang diukur ternyata hanya 3 (tiga) dimensi yang berhubungan yaitu Responsiveness, Assurance dan Emphati, sedangkan 2 (dua) dimensi yang tidak berhubungan adalah Tangiable dan Reability.
HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 12, No 2 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.64 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v12i2.613

Abstract

Produktifitas perawat yang rendah akan berdampak pada kepuasan pasien, kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik. Kinerja utama perawat adalah memberikan asuhan keperawatan (nursing care delivery). Menurut Depkes tahun 1998, standar pelayanan adalah pedoman pekerjaan agar dapat berhasil dan bermutu. Diperlukan usaha untuk meningkatkan produktifitas yang mempengaruhi tujuan perawatan dan kualitas dari asuhan keperawatan. Produktifitas keperawatan seharusnya dinilai tidak hanya sebagai keberhasilan dalam efisiensi tapi berhubungan juga dengan pengkajian tentang keefektifan, yaitu keselamatan pasien, mutu pelayanan, kepuasan pasien dan peningkatan status kesehatan pasien. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik dengan pendekatan Cross sectional, Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Rumah Sakit Panti Secanti Gisting. Pengumpulan data menggunakan data primer (kuesioner) analisis data dengan analisisis univariat dengan distribusi frekwensi dan analisis bivariat dengan memnggunakan rumus chi square kai kuadrat. Hasil penelitian didapati sebagian besar produktifitas perawat rendah dan sebagian besar pendokumentasian berkas rekam medis tidak baik.Ada hubungan yang bermakna antara produktifitas perawat (p-value= 0.032dan OR 2,105) dengan pendokumentasian berkas rekam medis.
PENGARUH TERAPI TOKEN EKONOMI PADA KEMAMPUAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA DI RS. JIWA PROVINSI LAMPUNG Idawati Manurung; Gustop Amatiria
Jurnal Keperawatan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Keperawatan
Publisher : Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.505 KB) | DOI: 10.26630/jkep.v8i1.147

Abstract

Terapi token ekonomi adalah salah satu alternatif pengajaran yang dilakukan di rumah sakit jiwa karena selain mengajarkan, memberi contoh, juga mengamati dan mengevaluasi semua perilaku adaptif yang mengindikasikan bahwa klien sudah mampu mengontrol diri dari perilaku kekerasan. Oleh karena itu dilakukan metoda terapi token untuk membuat kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan baik. Penelitian bertujuan mengetahui kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok intervensi terapi token ekonomi, diketahuinya kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok yang tidak mendapat  terapi token ekonomi dan diketahuinya perbedaan  kemampuan mengontrol diri pasien kelompok intervensi terapi token eknomi dengan yang tidak mendapat token ekonom.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Quasi experimental” dengan intervensi terapi perilaku: Token ekonomi dengan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil yang didapat adalah rata-rata nilai kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok intervensi terapi token ekonomi adalah 22,23, termasuk kategori meningkat.   Rata-rata nilai kemampuan mengontrol diri pasien gangguan jiwa kelompok yang tidak mendapat  terapi token ekonomi di RSJ. Provinsi Lampung adalah 11,87, termasuk kategori meningkat. Terdapat perbedaan yang bermakna kemampuan mengontrol diri dari perilaku kekerasan antara kemampuan mengontrol diri pasien kelompok intervensi terapi token eknomi dengan yang tidak mendapat token ekonomi di RSJ. Provinsi Lampung, (nilai p= 0.00).