Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Fenomena Politik Uang (Money Politic) Pada Pemilihan Calon Anggota Legislatif di Desa Sandik Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat Lina Ulfa Fitriani; L Wiresapta Karyadi; Dwi Setiawan Chaniago
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v1i1.5

Abstract

This research aims to determine the political phenomenon of money that occurs in the community, it is difficult to stop and become the habit or tradition of certain political candidates or contestants to the community ahead of Of the elections to get the most support and vote from the community. The purpose of research is to know the factors of the cause of money politics, how the process of occurrence in the community and the impact of the political practice of money for the community. The research uses a paradigm analysis of social behaviour with Exchange theory to explore the political phenomena of money that often occur in the community, and is supported by several theories and concepts supporting the theory of power, political participation and Political money. The research methods used in this study are qualitative. Research location in Sandik village, Batu Layar District, West Lombok. The informant in the study consisted of the community, the successful team of certain political candidates or contestants to other important figures within the village. Datacollection techniques are conducted by conducting field observations, in-depth interviews and documentation on interviews and photo activities. The results show that (1) the factorsthat cause political money in the community are the influence of the economic limitations of society, low quality of public education, and weak supervision conducted. (2) The process of political money is carried out directly by a certain political candidate or contestant and carried out indirectly through the intermediaries of others in providing and distributing thepolitics of the money. (3) The impact of the political practice of money can be detrimental to the democratic order and can cause other new problems in society to the Government, thus carrying a negative impact that is long term.
Eksistensi Seni Pertunjukan Peresean pada Masyarakat Sasak Lombok Solikatun Solikatun; Lalu Wirasapta Karyadi; Ika Wijayanti
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 2 No. 1 (2019): Filantropi Islam, Resolusi Konflik, civil society dan Kearifan Lokal di Indones
Publisher : Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.557 KB) | DOI: 10.20414/sangkep.v2i1.349

Abstract

Culture is the product of human creation, feeling, and will. Culture is now shifting, for example, the shift of peresean tradition in Lombok sasak community. Through this study, the author is expected to find out the existence of peresean tradition and the meaning of peresean tradition to the community. This employed an explorative qualitative research method. The research took place in Karek Village, Praya Barat Daya Sub District, Lombok Tengah Regency. The subject of research was Darek villagers, in this case, taken using snowball sampling technique. The result of research showed that Peresean tradition is a traditional art of Sasak ethnic community in which two men are fighting against each other (pepadu) using weapon made of rattan stick and shield. In peresean tradition, there are rule and sanction in its implementation. Peresean performance is now conducted at certain times, e.g. on village or regency anniversary day, wedding party, low-season, RI independence day, or in guest welcoming event. Values contained in peresean tradition are life values including appreciating fraternity, friendship, economy, kinship, belief, culture, and art value. Meanwhile, the meaning ofperesean tradition includes a means of showing off man’s bravery, agility, and sturdiness, martial art, sportsmanship spirit, selfappreciation, establishing good relationship, and friendship. So, peresean traditional performance art in Sasak Lombok ethnic community has shifted viewed from its rule, meaning, and implementation time aspects.
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA KERUJUK BERBASIS MASYARAKAT DI DESA MENGGALA KECAMATAN PEMENANG KABUPATEN LOMBOK UTARA Amalia Khairunnisa; Lalu Wirasapta Karyadi; Rosiady Husaenie Sayuti
JURNAL AGRIMANSION Vol 22 No 2 (2021): Jurnal Agrimansion Agustus 2021
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v22i2.510

Abstract

This study aims to: (1) analyze the level of community participation in the development of ecotourism referrals; (2) analyze what factors are related to the level of community participation in the development of referred ecotourism; (3) analyze what strategies can be applied to increase community participation in the development of ecotourism referrals. The research method used in this research is descriptive method. The research was conducted in Kerujuk Hamlet, Mengala Village which was selected by purposive sampling with the consideration that the hamlet has an ecotourism program that involves the community. The determination of the number of respondents was determined by proportionate stratified random sampling using the Slovin formula and the number of respondents was determined to be 43 respondents. The collected data was then analyzed using a scoring system, Spearman rank correlation test analysis and SWOT analysis. The results showed that the level of community participation was included in the low category because community involvement was still lacking in all stages of activities carried out in an effort to develop ecotourism referrals. Factors related to the level of community participation are non-formal education (skills), income, length of stay and age. The strategy that can be applied in an effort to increase community participation is the WO strategy or weakness-opportunity, where cooperative efforts with the government or educational institutions are carried out to improve the quality of human resources to be more independent in managing creative and innovative referral ecotourism.
Pengembangan Usaha Penggemukan Sapi Rakyat Berbasis Kemitraan dalam Upaya Pemberdayaan Landless Farmers di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Lalu Wiresapta Karyadi; Lalu Ahmad Zaenuri; Lukman HY; Lalu Wira Pribadi
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.942 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v4i2.808

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengenalkan para petani/peternak dengan berbagai pola kemitraan dalam mengembangkan usaha penggemukan sapi rakyat berbasis kemitraan sebagai alternatif income generating bagi kalangan Landless Famers, serta untuk menggalang kelompok-kelompok usaha penggemukan sapi berbasis kemitraan di Desa Peresak Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat, NTB. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dan pendampingan disertai upaya penggalangan kemitraan. Sasaran kegiatan, adalah petani/peternak berlahan sempit dan para buruh tani, keseluruhannya berjumlah 85 orang. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan, pola-pola kemitraan dalam penggemukan sapi telah dikenal para peternak, diantaranya adalah pola bagi hasil. Pola ini dikenal oleh seluruh (100%) peternak sasaran kegiatan. Pengetahuan dan informasi yang disuluhkan, sangat membantu para peternak dalam mengatasi permasalahan rendahnya peluang kerja bagi masyarakat, serta dapat mengembangkan usaha penggemukan sapi rakyat dengan sistem bagi-hasil. Sebanyak 61 orang (71,76%) peserta sasaran menyatakan ketertarikan dan kesediaan untuk mengembangkan usaha penggemukan sapi dengan pola kemitraan. Dari jumlah tersebut, tercatat 28 orang (45,9%) telah menggalang usaha penggemukan sapi dengan pola bagi hasil.
PENATAAN DESTINASI DAN STRATEGI PROMOSI GUNA MENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG KARANG MATARAM Muhamad Alfian Yunanmalifah; Tri Mulyaningsih; Ali Aqif Rabbani Fadholi; Atika Choirunissa; Baiq Medina; Baiq Puji Hendrawati; Choirul Umam; Dian Tri Wahyuni; Peti Arita Les Sumbawati; Rizka Yulia Ashari; Shintya Putri Anggriani; Suripto Suripto; Nuning Juniarsih; Lalu Wiresapta Karyadi; Taufiq Ramdani
Jurnal Abdi Insani Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v8i2.403

Abstract

Salah satu potensi wisata yang ada di Kota Mataram yang menarik perhatian banyak wisatawan antara lain: Pantai Gading, Pantai Long Baloq, Pantai Ampenan dan Pantai Tanjung Karang. Diantara empat destinasi pantai, Pantai Tanjung Karanglah yang paling natural, belum tertata dengan rapih, tetapi yang menarik disini adalah tempat ini merupakan kampung nelayan, dimana nelayan sering pulang dari berlayar dengan bawaan ikan segarnya. Hal ini menarik para pengunjung untuk sekedar melihat jenis-jenis ikan yang diperoleh atau mau beli untuk oleh-oleh. Pantai Tanjung Karang terletak di Lingkungan Bangsal Kecamatan Sekarbela. Potensi alam dan budaya yang beragam di Lingkungan Bangsal, membuat Lingkungan ini ditetapkan menjadi salah satu dari 4 Desa Wisata di Kota Mataram. memilih Lokasi Pantai Tanjung Karang dipilih sebagai program kerja yang direncanakan dapat terlaksana dengan optimal. Tujuan dari program ini adalah penataan Pantai Tanjung karang dan proposi tempat destinasi wisata pantai, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dimasa pandeni COVID 19, dengan melengkapi tempat cuci tangan. Metode yang digunakan adalah education and action partisipation bersama masyarakat dengan membuat program pembersihan pantai, pembuatan bak sampah, sosialisasi sadar wisata, pembuatan papan informasi dan denah wilayah, pembuatan spot foto, pembenahan taman bermain, pembuatan papan nama ilmiah, promosi digital, event lomba anak-anak dan penerapan protokol Kesehatan serta strategi promosi. Hasil kegiatan ini ternyata dapat menaikkan kunjungan wisata domestic dan dapat menyadarkan masyarakan akan penerapan protocol Kesehatan di masa pandemic CAVID 19.
Analisis Perlawanan Pedagang Pasar Tradisional Paokmotong Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Paokmotong Kecamatan Masbagik Lombok Timur Rozana Rozana; Lalu Wiresapta Karyadi; Muhammad Arwan Rosyadi
RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual Vol 5 No 1 (2023): Juni
Publisher : Prodi Sosiologi Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/resiprokal.v5i1.190

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perlawanan yang dilakukan pedagang Pasar Paokmotong terhadap relokasi Pasar Paokmotong. Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif perlawanan pedagang, bentuk perlawanan pedagang terhadap relokasi Pasar Paokmotong, serta proses rekonsiliasi untuk meredam konflik. Metode kualitatif dengan desain penelitian studi kasus merupakan metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini. Teori yang dipilih sebagai pisau analisis pada penelitian ini yaitu teori fenomenologi Alfred Schutz, teori resistensi James Scott, serta teori teori perdamaian Johan Galtung. Analisis data interaktif Miles dan Huberman merupakan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Motif sebab atau because motif perlawanan pedagang yang terjadi di Pasar Paokmotong muncul karena disebabkan karena adanya keinginan dalam meningkatkan penghasilan dan omset dalam berjualan, kepemilikan lapak yang luas, kenyamanan, ketakutan pasar akan sepi, serta masa sewa HGB yang belum berakhir. Sementara itu motif tujuan atau in order to motive dari perlawanan pedagang yang terjadi di Pasar Paokmotong adalah untuk menunda proses relokasi pasar, memperoleh lapak jualan yang luasnya seperti luas lapak jualan sebelumnya, dan memperoleh lapak yang strategis. 2) Bentuk perlawanan pedagang yang terjadi di pasar paokmotong adalah dengan tetap berjualan di Pasar lama, marah serta membicarakan kebijakan pemerintah dan dengan cara melakukan demonstrasi. 3) Proses rekonsiliasi yang berlangsung dilaksanakan melalui perdamaian positif dan mediasi.