Meihesa Khairul Maknun
Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IDENTITAS MANUSIA DALAM KONSEP INSAN AL-KÃMIL (Studi Atas Pemikiran Abdul Karîm Al-Jilî) Ihwan Amalih; Meihesa Khairul Maknun
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v6i1.678

Abstract

Fenomena krisis identitas yang dialami manusia di zaman modern kian menggerus pemahaman dan kesadaran manusia akan esensi dan identitas dirinya sendiri. Manusia terlalu mementingkan kebutuhan jasmani daripada kebutuhan rohaninya. Tidak seimbangnya antara kebutuhan jasmani dan rohani manusia menyebabkan manusia kehilangan identitas dirinya. Manusia mulai lupa akan identitasnya sebagai manusia, padahal mengenal identitas diri merupakan kunci seseorang untuk mengenal tuhannya. Untuk mejawab persoalan tersebut, Abdul Karim al-Jili dengan konsep insan kamilnya menjelaskan tentang bagaimana karakteristik  identitas manusia. Penelitian ini ditulis dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research (studi pustaka). Teori yang digunakan merupakan analisis isi (content analysis) untuk membuat inferensi yang valid dari teks-teks yang relevan dengan pemikiran Abdul Karim al-Jili. Penelitian ini akan membahas: 1. Definisi identitas manusia dan insan kamil. 2. karakteristik identitas manusia dalam konsep insan kamil Abdul Karim al-Jili. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa definisi identitas manusia menurut Abdul Karim al-Jili merupakan keadaan ataupun ciri-ciri yang ada pada diri manusia berupa daya rohaniyah (metafisik) dan lahiriyah (fisikal) yang menguatkan kedudukan manusia sebagai khalifah Allah di muka Bumi. Adapun karakteristik dari identitas manusia dalam konsep insan kamil Abdul Karim al-Jili adalah bahwa al-Jili mendudukkan identitas manusia dalam kerangka konsep insan kamilnya, sehia al-Jili lebih menitikberatkanidentitas manusia pada aspek rohaniyah (metafisik) sekalipun dia tidak menafikan peran lahiriah atau jasmani (fisikal). Kemudian untuk mencapai tingkatan tajalli, dalam rangka pencapaian sebagai manusia yang sempurna, manusia harus mengamalkan nilai-nilai yang ada pada rukun Islam atau peribadatan secara baik dan sempurna baik lahir maupun batin. Dari segi lahir, manusia harus mengamalkan dengan petunjuk-petunjuk syariat. Sementara dari segi batin, manusia harus mampu untuk menghayati makna-makna yang tekandung dalam amalan-amalan dan ibadah yang dilakukan