Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFEKTIVITAS PENGARUH TERAPI OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK BUNGA MATAHARI TERHADAP JUMLAH BAKTERI DALAM SALIVA: EFFECTIVITY OF OIL PULLING THERAPY USING SUNFLOWER OIL ON BACTERIA COUNT IN SALIVA Rika Mayasari Alamsyah; Gema Nazri Yanti; Vidyavati Krishnan Kumaran
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.782 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1707

Abstract

Oil pulling merupakan salah satu cara untuk menyingkirkan bakteri yang tersembunyi di rongga mulut. Terapi oil pulling adalah modifikasi berkumur dengan minyak yang berasal dari pengobatan Ayurveda ribuan tahun yang lalu. Terapi ini dilakukan dengan berkumur sejumlah minyak selama 5-8 menit dan dengan demikian minyak yang dikumur dapat menarik keluar bakteri-bakteri yang tersembunyi di celah gigi dan poket gingival. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi oil pulling dengan menggunakan minyak bunga matahari terhadap jumlah bakteri dalam saliva pada mahasiswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental klinis dengan rancangan pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan pada 20 orang mahasiswa di Fakultas Kedokteran Gigi. Sampel secara random dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan melakukan terapi oil pulling dan kontrol dengan berkumur akuades. Sebelum memulai penelitian sampel saliva dari kedua kelompok diperiksa kemudian kelompok perlakuan diberi sesendok makan minyak bunga matahari sedangkan kelompok kontrol diberi akuades. Kedua kelompok berkumur selama 5 menit dan kemudian sampel air kumur diambil. Sampel saliva bercampur air kumur kemudian dibawa ke laboratorium untuk diinkubasi dan dihitung jumlah bakteri. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Mann-Whitney dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan jumlah bakteri yang signifikan dalam saliva antara sebelum dan sesudah melakukan terapi oil pulling (p< 0,005), sedangkan pada kelompok kontrol menunjukkan tidak ada perbedaan jumlah bakteri yang signifikan dalam saliva sebelum dan sesudah berkumur akuades (p= 0,071). Sebagai kesimpulan, terapi oil pulling efektif dalam menarik bakteri dalam rongga mulut dan sekaligus menjaga kesehatan rongga mulut.
HUBUNGAN pufa DENGAN KUALITAS HIDUP PADA SISWA USIA 6-8 TAHUN DI SD NEGERI DI MEDAN : RELATIONSHIP BETWEEN pufa AND QUALITY OF LIFE OF 6-12 YEAR-OLD ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN MEDAN Gema Nazri Yanti; Rika Mayasari Alamsyah; Karsa Rajagukguk
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1957.882 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1735

Abstract

Kerusakan pada gigi atau karies merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak. Karies gigi yang tidak dirawat dapat mengakibatkan pulpitis, ulserasi, fistula dan abses (pufa) yang dapat berdampak terhadap kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan skor pufa dengan kualitas hidup pada siswa usia 6-8 tahun di 2 SD Negeri kota Medan. Jenis penelitian adalah cross sectional study dengan populasi siswa usia 6-8 tahun di SD Negeri 060889 dan 060894 kota Medan. Seluruh populasi dijadikan sampel berjumlah 206 orang. Pengumpulan data akibat karies yang tidak dirawat menggunakan indeks pufa dan skor kualitas hidup menggunakan indeks Child Perceptions Questionnaire (CPQ). Hubungan skor pufa dengan kualitas hidup dianalisis menggunakan chi square test. Hasil penelitian menunjukkan rerata skor pufa 0,85 ± 0,93 dan sebagian besar responden memiliki kualitas hidup baik yaitu 62,8%, cukup 30,8% dan buruk 6,6%. Ada hubungan yang signifikan antara skor pufa dengan kualitas hidup pada anak SD Negeri di kota Medan (p= 0,000). Semakin meningkat skor pufa, persentase kualitas hidup baik semakin menurun, sebaliknya persentase kualitas hidup sedang dan buruk semakin meningkat. Sebagai kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara skor pufa dan kualitas hidup pada siswa SD.
PERBEDAAN PENINGKATAN PENGETAHUAN ANTARA METODE CERAMAH DAN PEMUTARAN VIDEO KARTUN DALAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI PADA SISWA KELAS II SD BODHICITTA MEDAN: DIFFERENCIATION OF KNOWLEDGE INCREMENT BETWEEN LECTURING METHOD AND CARTOON VIDEO SHOWING IN DENTAL HEALTH EDUCATION OF SECOND GRADE STUDENT AT BODHICITTA SCHOOL MEDAN Gema Nazri Yanti; Steffi Raphaeli; Lina Natamihardja
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 1 (2012): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.449 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i1.1759

Abstract

Penyuluhan kesehatan gigi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitasmetode pemutaran video kartun dibandingkan metode ceramah dalam penyuluhan kesehatan gigi pada siswa kelas II SD.Rancangan penelitian ini adalah eksperimental dengan pre and post test group design. Skor pengetahuan siswa sebelumdan sesudah penyuluhan diukur dengan memberikan kuesioner. Besar sampel untuk masing-masing kelompok adalah 42orang. Sampel diambil secara random dari dua kelas, yaitu II A dan II B. Hasil penelitian menunjukkan rerata skorpengetahuan sebelum penyuluhan dengan metode ceramah (42,26  12,16) dan sesudah penyuluhan (62,02  12,20),sedangkan dengan menggunakan metode pemutaran video kartun sebelum penyuluhan (39,76  12,29) dan sesudahpenyuluhan (70,48  17,31), secara statistik ada peningkatan skor pengetahuan yang bermakna pada kedua metode(p<0,001). Selisih rerata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan pada kelompok ceramah mengalami peningkatansebesar 19,76, lebih rendah dibandingkan dengan kelompok pemutaran video kartun yaitu 30,72 dan secara statistik adaperbedaan bermakna (p<0,001). Dapat disimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metodepemutaran video kartun lebih baik daripada metode ceramah.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PREVALENSI ANGULAR CHEILITIS DI PANTI ASUHAN SOS CHILDRENS VILLAGE DAN PANTI ASUHAN AL-JAMIATUL WASLIYAH MEDAN: RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND PREVALENCE OF ANGULAR CHEILITIS AT SOS CHILDRENS VILLAGE AND AL-JAMIATUL WASLIYAH ORPHANAGE MEDAN Rika Mayasari Alamsyah; Gema Nazri Yanti; Indah Pratiwi
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.032 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1787

Abstract

Angular cheilitis adalah suatu keadaan inflamasi yang akut atau kronik pada kulit yang berdekatan dengan membran mukosa labial sudut mulut. Status pertumbuhan dan nutrisi anak pada masa pra sekolah dan sekolah dipengaruhi diet yang mereka konsumsi. Desain penelitian adalah studi cross sectional. Populasi adalah anak panti asuhan SOS Childrens Village dan panti asuhan Al-Jamiatul Wasliyah Medan yang berjumlah 262 anak. Jumlah sampel 174 orang dengan kriteria inklusi anak umur 6-12 tahun. Pengambilan data diperoleh dengan pemeriksaan Angular cheilitis pada sudut bibir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prevelensi Angular cheilitis, uji statistik yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 37,4% anak panti asuhan mengalami angular cheilitis, sebanyak 24,2% anak di panti asuhan berstatus gizi dibawah normal. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prevalensi Angular cheilitis (p= 0,002). Kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prevalensi Angular cheilitis pada anak panti asuhan SOS Childrens Village dan panti asuhan Al-Jamiatul Wasliyah Medan.
Comparison between carbonated and fruit-based soft drinks effect on calcium release from enamel surface of extracted permanent teeth Darmayanti Siregar; Gema Nazriyanti; Qanita Fadhillah
Padjadjaran Journal of Dentistry Vol 34, No 1 (2022): March
Publisher : Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/pjd.vol34no1.32239

Abstract

Introduction: People widely consume soft drinks due to their easy accessibility and delightful taste, without realising the impact on the tooth surface. Enamel dissolves easily due to acidic products that contact acid, a chemical demineralisation process (dental erosion). This study aimed to analyse the comparison between carbonated and fruit-based soft drinks effect on calcium release from enamel surface of extracted permanent teeth. Methods: In-vitro study with a time-series design was conducted on the population of extracted premolars taken from a private dental clinic and orthodontics clinic of the Faculty of Dentistry Universitas Sumatera Utara, Medan. The sample was obtained using the pairwise difference hypothesis test formula. The samples were 24 pieces divided into two treatment groups by immersing in carbonated drinks and fruit-based soft drinks for 5 to 60 minutes. The statistical test used was the independent t-test and generalised linear model-repeated measures (GLM-RM). Results: The calcium level after immersion in the carbonated drink at the fifth minute was 0.476±0.397 mg/L, then increased significantly at the sixtieth minute to 3.058±0.811 mg/L (p=0.001). In the fruit-based soft drinks immersion group, the dissolved calcium at the fifth minute was 0.671±0.208 mg/L, then increased significantly to 2.258±1.351 mg/L (p-value=0.028). Neither carbonated drinks nor fruit-based soft drinks showed a significant effect on the levels of dissolved calcium (p-value=0.135). Conclusion: In the fifth minutes of immersion, fruit-based soft drinks caused higher calcium release level compared to carbonated soft drinks. In contrast, in the sixtieth-minutes of immersion, the calcium release is found to be higher in the carbonated soft drinks group.
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK TENTANG STANDARD PRECAUTIONS PADA PASIEN SEBELUM DAN SETELAH TINDAKAN PERAWATAN GIGI DI RSGM FKG USU Olivia Avriyanti Hanafiah; Gema Nazri Yanti; Chintya Faradilla; Dewi Wulandari
Dentika: Dental Journal Vol. 19 No. 1 (2016): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.692 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v19i1.139

Abstract

Prosedur kontrol infeksi yang umum dilakukan adalah dengan menerapkan standard precautions berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang standard precautions operator sebelum dan setelah perawatan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif yang dilakukan dengan cara membagikan kuesioner pada mahasiswa kepaniteraan klinik yang terdiri atas 26 pertanyaan untuk sebelum dan 32 pertanyaan untuk setelah tindakan perawatan gigi. Data diolah secara manual dan dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian pengetahuan responden tentang standard precautions sebelum tindakan perawatan yang berpengetahuan kurang 69,8%, 29,3% cukup, 1% responden yang berpengetahuan baik. Setelah perawatan gigi didapat 54,5% responden memiliki pengetahuan cukup, 37,5% berpengetahuan baik, dan hanya 8% responden berpengetahuan kurang. Sebagai kesimpulan, pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik tentang standard precautions operator sebelum dan setelah perawatan gigi masih kurang.