Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Jalur Trotoar Responsif Penyandang Low Vision: Studi Kasus Pasar Baru Bandung Sally Octaviana
INKLUSI Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : PLD UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5491.636 KB) | DOI: 10.14421/ijds.060206

Abstract

Sidewalks are public facilities and must be accessible to all users. This study departs from the lack of quality of public open space in Bandung and the absence of a sidewalk model that is responsive to people with low vision. The purpose of this research is to find out the design principles and to make responsive pavement design models of people with low vision. Data was collected by interviewing and observing the behavior and travel of people with low vision on some familiar and unfamiliar sidewalks in the city of Bandung. Data analysis was carried out from recorded interviews to find out the obstacles faced by people with low vision when exploring sidewalk space. This research produces criteria and models of pavement design that are responsive to persons with a low vision based on their limitations. The results of the study are expected to contribute to the concept of pavement design so that people with low vision can have equal and independent rights in accessing public space[Trotoar adalah fasilitas publik dan harus aksesibel bagi semua penggunanya. Penelitian ini berangkat dari kurangnya kualitas ruang terbuka publik di Bandung dan belum adanya model trotoar yang responsif terhadap penyandang low vision. Tujuan penelitian untuk mengetahui prinsip-prinsip perancangan dan membuat model perancangan trotoar responsif penyandang low vision. Data dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terhadap perilaku dan perjalanan penyandang low vision di beberapa trotoar yang familier dan tidak familier di Kota Bandung. Analisis data dilakukan dari rekaman hasil wawancara untuk mengetahui hambatan yang dihadapi penyandang low vision ketika menjelajah ruang trotoar. Penelitian ini menghasilkan kriteria dan model perancangan trotoar yang responsif penyandang low vision berdasarkan keterbatasan yang dimiliki oleh mereka. Hasil penelitian diharapkan berkontribusi dalam konsep perancangan trotoar agar penyandang low vision dapat memiliki hak setara dan mandiri dalam mengakses ruang publik.]
Analisis kriteria desain jalur pedestrian kawasan stasiun kereta api Padalarang Alfred Wijaya; Sally Octaviana Sari
ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur Vol 5 No 1 (2020): ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur | Januari 2020 ~ April 2020
Publisher : Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.943 KB) | DOI: 10.30822/arteks.v5i1.363

Abstract

Analysis of pedestrian design criteria of Padalarang railway station area The Padalarang sub urban is currently known as high mobility area. There are railway station and terminal for public transportation. Recently, Padalarang has decreasing its physical and visual quality due to the growth of informal housing, informal sector, traditional market and terminal. The Transit Oriented Development is an approach which integrates vehicle network system and pedestrian lane modes. These inappropriate growths generate a lot of environment problems. One of them is the lack of pedestrian lane and its linkage with housing, such as markets, stations, terminals and other public facilities, meanwhile pedestrian lanes have an important role for supporting their main activity. Especially pedestrian lanes in Indonesia which recently are still in ongoing debate as an important issue in town planning. This research will deliberate about the design criteria of pedestrian lane system become more walkable and responsive, which oriented to sidewalk users. This research was conducted through case study and data collecting by surveying, observing and mapping the physical condition of the area nearby railway station, terminal and traditional market. This study is expected to be able to help government and stakeholders as a reference in assembling the area around Padalarang railway station.
Penataan Jalur Pedestrian Berbasis Transit Oriented Development Pada Revitalisasi Kawasan Stasiun Kereta Api Alfred Wijaya; Sally Octaviana Sari
Jurnal Tiarsie Vol 15 No 2 (2018): Jurnal TIARSIE 15.2
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.772 KB) | DOI: 10.32816/tiarsie.v15i2.33

Abstract

Stasiun Padalarang menjadi simpul transportasi massal seiring fungsinya sebagai moda transportasi antar kota. Kawasan sekitar stasiun Padalarang mengalami penurunan kualitas fisik dan visual akibat perkembangan sektor informal yang tidak terkendali dan pertumbuhan bangunan liar dan tidak tertata. Penrunan kualitas fisik juga terjadi akibat adanya beberapa bangunan yang tidak digunakan lagi. Di lain pihak, kawasan stasiun Padalarang akhirnya mengalami ‘mati suri’, sehingga membutuhkan upaya revitalisasi. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan vitalitas kawasan dicapai melalui kegiatan revitalisasi. Istilah revitalisasi diperkenalkan oleh Calthorpe (1993) dan digunakan oleh perancang kota untuk meningkatkan vitalitas kawasan dengan pemenuhan kebutuhan yang berorientasi pada manusia. Salah satu indikator keberhasilan revitalisasi adalah peningkatan intensitas penggunaan jalur pedestrian. Pengumpulan data dilakukan melalui pemetaan dan observasi terhadap aktivitas sirkulasi dan kondisi lapangan/lokasi di sekitar Stasiun Padalarang.
Penataan Taman Bermain Anak di Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung RW 06 Kelurahan Balong Gede Bandung Sally Octaviana Sari; Siti Anah Kunyati; Intan Octaviani
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol. 3 No. 1 (2021): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v3i1.1727

Abstract

The issue of riverbank in Bandung city still leaves unending problems recently as well as RW 06 Balong Gede sub district. The lack of quality and quantity of open public space were caused by the dense of city centre settlement. The riverbank of RW 06 Balong Gede sub district is an active connecting path between Lengkong and Pungkur street so it is not safe enough for the children to play. The riverbank of Cikapundung is currently used for composting area, storing building material, sitting area and the street vendors. Condition of the sitting area has not been proper to use because of its damage and the lack of roof cover. The UNLA abdimas team try to help RW 06 community in composing planning concepts and the structure of organization for Taman Si Indung Jembar management. The identification process of needed space and space mapping were held through forum discussion group with the community. The planning concept is socialized and discussed with the community by participatory planning to achieve design concept according to user requirements. After the retaining wall development as the government aided, the playground become main priority to build. Si Indung Jembar Park for now has been built although there are many changes in construction actually due to cost and the park element provided. The other functions that have not been realized yet will be developed and built gradually in the next period. Permasalahan ruang sempadan sungai di Kota Bandung hingga saat ini masih meninggalkan persoalan yang tidak kunjung selesai, seperti halnya di RW 06 Kelurahan Balong Gede. Kurangnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik akibat padatnya lahan permukiman di pusat kota Bandung. Sempadan sungai di RW 06 Kelurahan Balong Gede juga merupakan jalur penghubung utama aktif antara Jalan Lengkong dan Pungkur, sehingga mengurangi kenyamanan bermain bagi anak-anak. Sempadan sungai Cikapundung saat ini sebagian dimanfaatkan oleh penduduk untuk fungsi pembuatan kompos, penyimpanan bahan bangunan, ruang duduk dan area berdagang pedagang kaki lima. Kondisi sebagian ruang duduk pun sudah tidak lagi memadai untuk digunakan karena kerusakan tempat duduk dan tidak adanya penutup atap. Untuk itu tim abdimas LPM Universitas Langlangbuana mencoba membantu masyarakat RW 06 dalam menyusun konsep perencanaan pemanfaatan sempadan sungai tersebut dan struktur organisasi lembaga yang akan mengelola Taman Wisata Si Indung Jembar. Proses identifikasi kebutuhan ruang dan pemetaan lokasi dilakukan bersama Ketua RW, para Ketua RT dan masyarakat lainnya melalui diskusi kelompok (FGD). Konsep perencanaan sempadan sungai disosialiasikan dan didiskusikan bersama masyarakat (participatory planning) untuk mencapai gambaran desain yang sesuai dengan kebutuhan/keinginan masyarakat. Sebagai lanjutan dari pembuatan kirmir yang sudah dilakukan atas bantuan Pemerintah, taman bermain anak menjadi skala prioritas yang akan dibangun dalam perencanaan Taman Si Indung Jembar.Taman bermain anak tersebut kini sudah selesai dibangun walaupun ada sedikit perbedaan dengan desain dan harapan karena keterseddiaan elemen pelengkap taman dan biaya. Fungsi -fungsi lain yang belum terwujud selanjutnya secara bertahap akan dilaksanakan di periode mendatang.
Perencanaan Ruang Kelas SDN 027 Cicadas Bandung Sally Octaviana Sari; Linda Aisyah; Raisa Fadhila
Jurnal Pengabdian Tri Bhakti Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Tri Bhakti
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36555/tribhakti.v4i1.1936

Abstract

Institution of education has important role to take part in solving problems in Bandung city community development. Population growth inBandung drives the impact of facility andinfrastructure addition, including in primaryschool facilities. The land area of school could not be expandable and so its insufficient and facility infrastructure because of its location among slums settlement and traditional market.The Departement of Eduaction and Cultural hassustainable programs for improving school facility and infrastructure. The facility and infrastructure of Sekolah Dasar Negeri 027 recently has not been longer proper for physical and capacity for teaching and learning activities. In this program, abdimas team helps to carry out the planning renovation and supervision assistance process of Sekolah Dasar Negeri 027. This program involves architect and civil engineer to plan, design, count the structure of new classrooms addition and also supervise the renovation for few room of Sekolah Dasar Negeri 027. The output of this activity is to fulfill the need of the SDN 027 community to carry out the teaching and learning process.