Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Deteksi Dini Gangguan Stress Paska Trauma pada Anak Korban Bencana Banjir di Kalimantan Selatan Ida Yuliana; Maria Ulfah; Endang Pertiwiwati; Irfan Maulana; M Kholilurahman; Nurhkalisa Putri Azzahra
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i4.5154

Abstract

ABSTRAK  Kabupaten Banjar tercatat sebagai daerah yang paling terdampak banjir di Kalimantan Selatan di awal tahun 2021 dan wilayah Kecamatan Martapura Barat merupakan wilayah kecamatan yang paling banyak mengalami kerusakan. Anak merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan  mengalami gangguan stress paska trauma (PTSD) akibat bencana banjir  sehingga perlu mendapat penanganan yang serius agar akibat yang ditimbulkan tidak berkepanjangan dan menghambat perkembangannya. Ada metode deteksi dini PTSD yang sederhana dengan menggunakan instrumen kuisioner yang bisa dilakukan orang awam sehingga gejala PTSD pada anak dapat segera di ketahui oleh keluarga dan segera mendapat penanganan sesuai tingkat keparahannya. Untuk ini maka dilakukan kegiatan   pengabdian berupa pelatihan cara mendeteksi dini PTSD menggunakan kuisioner PTSD PLC C dengan peserta adalah orang tua/wali anak dari beberapa perwakilan sekolah PAUD dan kader POSYANDU di wilayah Martapura Barat sebanyak 50 orang. Dari hasil nilai pretes dan postes yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan terdapat perbedaan yang bermakna (p=0.00) tentang pemahaman peserta tentang pentingnya mendeteksi dini kondisi trauma akibat banjir pada anggota keluarga mereka.  Berdasarkan hasil kegiatan dapat dikatakan kegiatan pelatihan mampu membuat peserta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan kesadaran para orang tua tentang pentingnya menjaga kesehatan mental dalam keluarga mereka akibat trauma paska bencana banjir di Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Bencana, Deteksi Dini, Kuisioner PLC C, Trauma, Pelatihan  ABSTRACT Banjar Regency was listed as the area most affected by flooding in South Kalimantan in early 2021 and the West Martapura District was the sub-district area that suffered the most damage. Children are the most vulnerable group of people to experience post-traumatic stress disorder (PTSD) due to floods, so they need to get serious treatment so that the consequences are not prolonged and hamper their development. There is a simple PTSD early detection method using a questionnaire instrument that can be done by ordinary people so that the symptoms of PTSD in children can be immediately recognized by the family and immediately treated according to the severity level. For this, service activities were carried out in the form of training on how to detect PTSD early using the PTSD PLC C questionnaire with the participants being parents/guardians of children from several PAUD school representatives and POSYANDU cadres in the West Martapura area as many as 50 people. From the results of the pretest and posttest scores given before and after the training, there was a significant difference (p=0.00) regarding the participants' understanding of the importance of early detection of trauma conditions due to flooding in their family members. Based on the results of the activity, it can be said that the training activities were able to make the participants increase the knowledge and skills and awareness of parents about the importance of maintaining mental health in their families due to post-flood trauma in South Kalimantan. Keywords: Disaster, Early Detection, PLC C Questionnaire, Trauma, Training
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA ISLAM SABILAL MUHTADIN BANJARMASIN Maria Ulfah; Karim; Indah Budiarti
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 13 No. 2 (2022): Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan pemecahan masalah yang sangat penting untuk dikembangkan karena salah satu kemampuan yang ada dikurikulum 2013. Untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah berdasarkan langkah polya dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir sendiri, mencari tahu letak permasalahan, dan cara penyelesaiannya, sehingga dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan langkah Polya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas XI SMA Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif sebanyak empat kali pertemuan pembelajaran, satu kali tes hasil belajar, dam satu kali remedial dan pengayaan. Teknik pengambilan data menggunakan observer keterlaksanaan RPP dan aktivitas siswa, validasi ahli untuk tes hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah melalui tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, implementasi model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran matematika termasuk dalam kriteria baik serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah berdasarkan langkah Polya dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) termasuk dalam ketegori baik.
Home Sanitation and Clean Water Facilities in Stunting Cases at the Lampihong Health Center Area, Balangan Farida Heriyani; Ainun Farida; Maria Ulfah
Berkala Kedokteran Vol 19, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v19i2.17421

Abstract

Stunting is a condition of growth failure in children under five years old (toddlers) due to chronic malnutrition and recurrent infections, especially in the first 1,000 days of life. One of the indirect causes is the availability of clean water and poor sanitation. Lampihong Community Health Center Balangan Regency is one of the areas with the highest stunting cases in South Kalimantan. This study aims to analyze the relationship between home sanitation and clean water facilities with the incidence of stunting in the Lampihong Community Health Center, Balangan Regency. The research method is analytic observational with a case control approach. The research sample consisted of 30 mothers of stunted toddlers as the case group and 30 mothers of non-stunted toddlers as the control group. Data analysis used the chi square test at a 95% confidence level. The research results showed that the majority of stunted toddlers lived in houses with unhealthy water closet, wastewater disposal and waste management that did not meet the requirements. Most of the stunted and non-stunted toddlers use clean water that meets the requirements. The results show that there is a significant relationship between home sanitation that does not meet the requirements and the incidence of stunting in toddlers, but there is no significant relationship between clean water facilities and the incidence of stunting in toddlers in the Lampihong Health Center, Balangan Regency.
Peran Petugas Teknis dalam Melaksanakan Fungsi Pekerja Sosial pada Pemberdayaan Perempuan Penyandang Disabilitas Mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru Maria Ulfah; Yuli Apriati; Cucu Widaty
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.166 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v2i2.6466

Abstract

Perempuan menerima jenis pemberdayaan yang berbeda dengan laki-laki dikarenakan berbagai alasan dan kebutuhan. Namun, perempuan juga berhak mendapat jenis pemberdayaan yang setara dengan laki-laki. Salah satu lembaga yang mampu memberikan pemberdayaan kepada perempuan penyandang disabilitas mental adalah BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan sumber data yang dipilih secara Purposive Sampling dan menggunakan data primer dan sekunder, adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu Human Instrument. Jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 5 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan 3 teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ditemukan 5 peran petugas teknis dalam melaksanakan fungsi pekerja sosial pada pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas mental di BRSPDM “Budi Luhur” Banjarbaru yaitu pertama, sebagai Fasilitator berperan dalam mendefinisikan siapa yang akan dilibatkan, memfasilitasi pendidikan seperti membangun pengetahuan dan keterampilan serta menetapkan tujuan keterlibatan PPKS, kedua Broker yang berperan dalam menghubungkan (linking), barang-barang dan pelayanan (goods and service) dan pengontrolan kualitas (quality control), serta melakukan penilaian/asesmen kebutuhan PPKS, ketiga Mediator yang berperan sebagai penengah, keempat sebagai Pembela yang berperan membela PPKS dalam proses pemberdayaan, dan kelima sebagai Pelindung yang berperan melindungi PPKS terutama PPKS perempuan.