Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN ORGANISASI DALAM PENANAMAN NILAI RELIGIUS PADA MAHASISWA ANGGOTA UNIT KEROHANIAN MAHASISWA MUSLIM (UKMM) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Cucu Widaty; Yuli Apriati; Yusuf Hidayat
Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Vol 2, No 4 (2022): Jurnal Pengabdian Dharma Wacana
Publisher : Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dharma Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37295/jpdw.v2i4.252

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat tentang pengembangan dan peningkatan kemampuan organisasi dalam penanaman nilai religius pada mahasiswa anggota Unit Kerohanian Mahasiswa Muslim (UKMM) Universitas Lambung Mangkurat, pengabdian ini merupakan salah satu bentuk ketertarikan tim pengabdian dari Pendidikan Sosiologi ULM dalam permasalahan organisasi pada Unit Kerohanian Mahasiswa Muslim (UKMM). Metode yang digunakan adalah menonton video, ceramah, diskusi, dan evaluasi hasil akhir. Sasaran utama dalam pengabdian ini adalah 20 orang anggota Unit Kerohanian Mahasiswa Muslim (UKMM). Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan menonton video bertema organisasi yang berisi seorang kehidupan aktivis mahasiswa pada organisasi keagamaan. Pada sesi akhir kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sharing. Dalam kegiatan ini tim mencoba mendengarkan pertanyaan dan masukan dari para peserta dan mencari solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut, terutama ketika organisasi yang sempat vakum saat pandemi covid-19. Tim pengabdian memberikan saran dan bimbingan cara meningkatkan kemampuan organisasi dalam menanamkan nilai religious yakni dengan memanfaatkan teknologi digital misalnya menjalankan kegiatan melalui virtual, membangun relasi yaitu berkolaborasi dengan organisasi keislaman lain misalnya dengan remaja masjid atau dewan kemakmuran masjid lainnya, memperluas jaringan dengan masyarakat luas, mengadakan bakti sosial dan gerakan infaq sodaqah, aktif di media sosial misalnya Instagram, youtube, twitter, pengurus dan anggota aktif menambah wawasan dan pengetahuan mengenai keislaman dengan mengikuti berbagai kajian. Selain itu tim memberikan dorongan dengan kata-kata positif bagi para anggota Unit Kerohanian Mahasiswa Muslim (UKMM). Tim juga berusaha membangun kepercayaan diri pada anggota Unit Kerohanian Mahasiswa Muslim supaya semangat menjalankan organisasi.
Makna Upacara Balian dalam Ritual Pengobatan Tradisional Suku Paser Kabupaten Paser Cucu Widaty; Yuli Apriati; Aldian Hudaya; Siska Kusuma
Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um021v6i1p55-64

Abstract

This study describes the balian ceremony in the form of a ritual that is carried out as a traditional treatment in the Paser tribe, Paser district, East Kalimantan. This is motivated by the belief of the Paser people who still maintain healing rituals with the balian ceremony because of hereditary and entrenched beliefs, considerations of alternative medicine, perceptions and views of life. This study aims to uncover 3 important focuses, namely: the form of the balian ceremony procession, the meaning of the balian ceremony for the Paser tribal community, and the function of the balian ceremony. The research method used in this study is qualitative with an ethnographic approach. This study uses data collection techniques in the form of observation, in-depth interviews, and documentation with primary data sources and secondary data sources. The results showed that the form of the balian ceremony procession consists of three stages, the first is the preparation stage, namely the organizer prepares the equipment and coordinates with the parties involved in the balian ceremony. Second, the core activity stage is a mulung dancing along with reciting healing spells. Third, the closing stage is mulung awareness, wiping water, and returning ceremonial equipment. The meaning of the Balian ceremony is the struggle for life, harmony, welfare, safety, good morals, and opening of sustenance, the meaning of asking for protection, remembering God, and remembering the nature of life. The function of the balian ceremony is an effort to heal patients, as a medium of public entertainment, as a medium for connecting the Paser tribal community to the spirits of their ancestors. Penelitian ini mendeskripsikan upacara balian berupa ritual yang dilaksanakan sebagai pengobatan tradisional pada suku Paser kabupaten Paser Kalimantan Timur. Hal ini dilatarbelakangi kepercayaan masyarakat Paser yang tetap mempertahankan ritual penyembuhan dengan upacara balian karena kepercayaan turun-temurun dan membudaya, pertimbangan pengobatan alternatif, persepsi dan pandangan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menguak menguak 3 fokus penting yakni: bentuk prosesi upacara balian, makna upacara balian bagi masyarakat suku Paser, dan fungsi upacara balian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi dengan sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian diketahui bahwa bentuk prosesi upacara balian terdiri dari tiga tahap, Pertama tahap persiapan yaitu penyelenggara mempersiapkan perlengkapan dan berkoordinasi dengan pihak yang terlibat pada upacara balian. Kedua, tahap kegiatan inti yaitu seorang mulung menari bersamaan dengan pembacaan mantra penyembuhan. Ketiga, tahap penutup yaitu penyadaran mulung, pengusapan air ,dan pengembalian peralatan upacara. Makna dari dilaksanakannya upacara balian adalah perjuangan hidup, keharmonisan, kesejahteraan, , keselamatan, moral baik,dan pembuka rezeki, makna memohon perlindungan, mengingat tuhan, dan mengingat alam kehidupan. Fungsi upacara balian adalah upaya penyembuhan pasien, sebagai media hiburan masyarakat, sebagai media penghubung masyarakat suku Paser terhadap roh leluhurnya.
Peningkatan Sektor Informal pada Masa Pandemi Covid-19 di Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin Yuli Apriati; Cucu Widaty; Syahlan Mattiro; Rahmat Nur
PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial) Vol 1, No 1 (2021): PAKIS, March 2021
Publisher : Pendidikan IPS FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.964 KB) | DOI: 10.20527/pakis.v1i1.3204

Abstract

This research describes the increase in the informal sector during the Covid-19 pandemic in Sungai Andai Village, North Banjarmasin District, Banjarmasin City. The purpose of this research is to describe the changes regarding the increase in the informal sector during the Covid-19 pandemic in Sungai Andai Village, North Banjarmasin District, Banjarmasin City. The research method used in this research is to use qualitative research method. The research subjects in this study were the community of traders around the red light of Sungai Andai Village, North Banjarmasin District, Banjarmasin City, which was considered sufficiently supportive for the research focus.  To test the validity of the data, interviews were conducted with informants.  The results of the study show that the livelihoods of a number of people selling around the river road have changed due to the Covid-19 outbreak. People's income tends to decline when compared to income before the Covid-19 pandemic era. This is influenced by the decline in people's income, limited abilities and skills, narrow job opportunities in the formal sector, and the impact of layoffs. Based on the results of this study, it can be suggested for the community, especially traders, as informal sector actors to adapt to the social, economic, and cultural conditions that existed during the Covid-19 period.
Perilaku Imitasi Pada Youtuber: Studi Pada Siswa SMPN 3 Martapura, Kabupaten Banjar Syahlan Mattiro; Cucu Widaty; Muhammad Renaldy
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 8, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jime.v8i2.3069

Abstract

Social media affects all aspects of life, one of the most influential popular media platforms today is YouTube, which is easily accessible by teenagers. Therefore, the research objectives of this study (1) are to find the process of imitation in teenagers who watch Youtuber by students of SMP Negeri 3 Martapura. (2) Finding forms of imitation on Youtuber in the interactions that occur with students of SMPN 3 Martapura. The method in this study is a qualitative method. The data source was selected by Snowball Sampling with 8 students participating. The data collection used in the research are observation, interviews and documentation either directly or online. The results of the study show that (1) the process of imitation on Youtubers starts with easy accessibility. Like, the YouTube system itself and its social environment. Judging from the process which is divided into four stages, namely attentional, paying attention to Youtubers, retention which is storing what is watched, the formation of behavior where slowly imitation becomes behavior in the environment and is motivational, there is a motive for doing imitation behavior in the association (2) forms of communication in imitation are carried out. Copying behavior is seen from two forms of communication.The first is verbal, in the form of words either from mouth or in writing primarily (directly) or secondary (online).The second is non-verbal, namely in the form of symbols that can describe objects belonging to Youtubers in the form of physical, digital accessories or also additional gestures seen in the form of student social interaction.
PERUBAHAN KEHIDUPAN GOTONG ROYONG MASYARAKAT PEDESAAN DI KECAMATAN PADAHERANG KABUPATEN PANGANDARAN Cucu Widaty
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 2, No 1 (2020): (Januari )
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.131 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v2i1.1617

Abstract

Penelitian ini memaparkan mengenai kehidupan gotong royong pada masyarakat pedesaan di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran yang mengalami perubahan sebagai akibat pergeseran nilai-nilai budaya. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk mendeskripsikan perubahan kehidupan gotong royong masyarakat pedesaan di Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode etnografi dengan pendekatan kualitatif. Menggunakan observasi dan wawancara sebagai alat pengumpul data yang dilakukan peneliti terhadap informan penelitian. Selain dari itu juga diperoleh data perubahan gotong royong pada masyarakat melalui dokumentasi dari pemerintah setempat. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah desa yang dianggap cukup mendukung untuk fokus penelitian. Untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan oleh peneliti adalah menggunakan pedoman wawancara yang sudah dirancang sedemikian rupa berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian, selain itu juga didukung oleh hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan. Untuk menguji keabsahan data dilakukan wawancara beberapa kali kepada informan untuk memastikan bahwa jawaban informan sudah pasti. Melalui memberchek, triangulasi, dan comprehensive data treatment hingga diperoleh kesimpulan yang kokoh. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa perubahan kehidupan gotong royong masyarakat pedesaan ini ditandai dengan sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri yang mulai merasa bosan dengan kegiatan-kegiatan berlandaskan gotong royong baik aktivitas yang bersifat rutin maupun insidental. Masyarakat kini lebih memilih untuk mengefisienkan waktu dan tenaga. Selain itu desakan ekonomi juga merupakan salah satu hal yang paling dominan dalam penyebab perubahan kehidupan gotong royong masyarakat di pedesaan. Hal ini berdampak pada berubahnya sikap dan perilaku masyarakat itu sendiri serta lingkungannya. Oleh karena itu pemerintah serta masyarakat bersama-sama berupaya untuk mengembalikan kehidupan gotong royong seperti semula.
Sosialisasi Penggunaan Media Sosial (Youtube) Di SMP Negeri 3 Martapura Syahlan Mattiro; Cucu Widaty; Sigit Ruswinarsih; M. Renaldy
AKM Vol 3 No 1 (2022): AKM : Aksi Kepada Masyarakat Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat - Juli 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis Syariah (STEBIS) Indo Global Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36908/akm.v3i1.308

Abstract

Media sosial saat ini dapat memepengaruhi aspek kehidupan, salah satu platform media yang populer yaitu Youtube yang mudah diakses termasuk usia remaja. Memasuki usia remaja awal rasa ingin tahu semakin besar dan Youtube manjadi platform untuk mencari informasi. Sebagaimana sebuah media didalam Youtube terdapat eksistensi objek idola yang di sebut youtuber untuk ditiru para remaja terkhusus siswa SMPN 3 Martapura yang rata-rata memasuki usia remaja awal, tentu saja rasa ingin tau dan akal mereka mulai berkembang serta Youtube menjadi Platform untuk menemukan informasi dan menirunya. Dari hal tersebut diatas , Pengabdian melalui Sosialisasi kepada mereka ini dilaksanakan dengan tujuan : Mengetahui komunikasi dari imitasi pada Youtuber dalam interaksi sosial yang terjadi pada siswa SMPN 3 Martapura. Metode yang digunakan dalam Pengabdian ini adalah Sosialisasi tentang ber-Media Sosial yang diharapkan siswa-siswa tersebut dapat menggunakan secara bijak dan metode diskusi berupa tanya jawab denganmaksud untuk memeahami pengetahuan mereka tentang Media Sosial khususnya Youtube. Hasil Pengabdian ini menunjukkan bahwa dalam interkasi sosial mereka dilingkungan sekolah mengalami Copying behavior dilihat dari dua (2) bentuk komunikasi. Pertama: verbal berupa kata-kata baik dari mulut maupun berbentuk tulisan secara primer (langsung) atau skunder (daring). Kedua Non-verbal yaitu berupa simbol yang dapat mengambarkan hal milik para Youtuber yaitu berupa bisa aksesoris fisik, digital atau juga gestur tambahan yang dilihat pada bentuk bentuk interaksi sosial siswa. Berdasarkan hal tersebut disarankan secara umum imitasi memiliki dampak positif dan negatif. Pihak masyarakatlah yang menentukan apa yang diimitasi bisa sesuai, diterima apa tidak. Lebih lanjut imitasi pada remaja implementasinya secara akdemik bisa menjadi bagian proses belajar mengajar atau secara individu menjadi pondasi dalam pergaulan.
PENGUATAN MOTIVASI PENDIDIKAN ANAK DI LINGKUNGAN KELUARGA PEMULUNG KAWASAN HANDIL PALUNG TEMPAT PENGELOLAAN AKHIR (TPA) BASIRIH KOTA BANJARMASIN Cucu Widaty; Syahlan Mattiro; Rahmat Nur
JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2021): Juli-Desember 2021
Publisher : Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.127 KB) | DOI: 10.32332/d.v3i2.3374

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat tentang penguatan motivasi pendidikan anak di lingkungan keluarga pemulung Kawasan Handil Palung tempat pengelolaan akhir Basirih Banjarmasin, pengabdian ini merupakan salah satu bentuk ketertarikan tim pengabdian dari Pendidikan Sosiologi ULM dalam permasalahan pendidikan pada pemulung anak-anak. Tujuan pengabdian ini adalah orangtua pemulung memiliki pemahaman tentang pentingnya pendidikan dalam mendorong anaknya belajar serta anak-anak pemulung memiliki motivasi tinggi bersekolah guna mengembangkan keahlian dan keterampilan yang dimiliki, meningkatkan taraf hidup, serta membentuk generasi yang berkarakter. Metode yang digunakan adalah menonton video, ceramah, diskusi, dan evaluasi hasil akhir. Sasaran utama dalam pengabdian ini adalah keluarga pemulung serta anak-anak pemulung. Seluruh peserta terdiri dari 14 peserta, yaitu 4 orang tua dan 10 orang anak-anak. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan menonton video bertema pendidikan, pemaparan materi seputar sekolah, pendidikan, beasiswa. Pada sesi akhir kegiatan dilanjutkan dengan diskusi dan sharing. Pada kegiatan ini tim mencoba mendengarkan keluhan para peserta dan mencari tahu apa tujuan dan impian para pemulung terhadap pendidikan anak-anak mereka, selain itu tim memberikan dorongan dengan kata-kata positif yang membangun pada keluarga pemulung, menawarkan solusi dalam masalah seputar pendidikan yang dialami oleh keluarga pemulung, serta memberikan informasi dan peluang-peluang beasiswa bagi anak-anak pemulung. Tim juga berusaha membangun kepercayaan diri pada anak-anak pemulung untuk tetap terus bersekolah. Peran yang dapat di lakukan oleh orang tua dalam menunjang motivasi serta mendorong anak untuk sekolah yakni, memberikan fasilitas tempat belajar yang nyaman di rumah untuk anak, memberikan sarana pembalajaran berupa buku-buku sekolah yang dibutuhkan anak, lebih mengatur waktu kegiatan anak, dan memperhatikan aktivitas anak di rumah maupun di sekolah.
RITUAL MANDI PENGANTIN DALAM UPACARA PERKAWINAN ADAT BANJAR DI MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN Cucu Widaty; Rahmat Nur
Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol 13, No 2 (2022): Edisi Oktober 2022
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j-psh.v13i2.58086

Abstract

Marriage according to Banjarese custom in Martapura, Banjar Regency is the business of all parties, both the bride and groom, but is the obligation of both parents, tengganai, formal leaders, and traditional leaders. In Banjar traditional marriage procedures, there is a bridal shower ritual ceremony. The purpose of this study is to describe the implementation of the bridal shower ritual and the meaning contained in the ritual in the Banjar traditional wedding ceremony. The research method used in this study is a qualitative approach. The results of the study found that the bridal shower ceremony aims to purify physically and spiritually because on the next day the bride and groom will carry out one of the sacred tasks in life in the world, namely undergoing marriage mahligai. The bridal shower only purifies the body, but the implied meaning is that the bride and groom are ready to purify themselves physically and mentally. As well as to fortify the bride and groom from various unwanted disturbances. The meaning contained in the bridal shower ritual is that a blessed life has the hope that in carrying out a relationship in the household, happiness is always given. Behaving well in pisit is symbolized by nyiur (coconut). Nyiur has the meaning of the tree of life which is very useful for others. The meaning of living together is symbolized by baras lakatan (glutinous rice) which means a form of hope for the safety of the bride and groom. Habang sugar has a sweet meaning and is red in color, the hope is that everything that is done always bears sweet fruit or has a meaning that the sugar can symbolize a beautiful life that is lived with his life partner. hintalu (egg) has the meaning of a symbol of life as a generational strength which is expected to have a strong future generation and always be useful for others.
KAJIAN MASYARAKAT BANJAR TENTANG UPACARA NGABEN AGAMA HINDU DIDESA TAJAU PECAH KECAMATAN BATU AMPAR PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN Cucu Widaty
Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME) Vol 8, No 3 (2022): Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jime.v8i3.3803

Abstract

Masyarakat Bali memiliki beragam tradisi dan upacara-upacara ritual, sejak dahulu masyarakat Bali terbiasa melaksanakan upacara ritual yang memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Bali. Upacara yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Bali yang ada di Tajau Pecah salah satunya ialah upacara ngaben (upacara kematian). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud dan bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian semisalnya seperti motivasi, perilaku persepsi, tindakan, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan ngaben adalah upacara pembakaran jenazah (kremasi) yang berasal dari umat hindu di Indonesia. Upacara ngaben merupakan ritual yang dilakukan untuk mengirim jenazah pada kehidupan selanjutnya. Bagi masyarakat di desa Tajau Pecah, ngaben adalah momen bahagia karena dengan melaksanakan upacara ini, orang tua atau anak-anak telah melaksanakan kewajiban sebagai anggota keluarga. Karena itu upacara ini selalu disambut dengan suka cita tanpa isak tangis, mereka percaya bahwa isak tangis justru hanya mengambat perjalanan roh mencapai Nirwana.
Challenges of Village Farmers in Facing Globalization (Descriptive Study in Padaherang Village, Padaherang District, Pangandaran Regency) Cucu Widaty; Fitri Mardiani
Social Studies Conference Proceedings 2021: 1st International Seminar of Social Studies (ISoSS)
Publisher : Social Studies Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.293 KB) | DOI: 10.20527/sscp.v1i1.182

Abstract

The flow of globalization impacts changes in people's activities, especially in the agricultural sector. This threatens traditional agricultural activities, significantly affecting the lifestyle of the farmers. Therefore, this research aims to find a picture of rural farming communities facing globalization and farmers' responses to globalization. The method in this study is a qualitative descriptive method. The data sources were selected by snowball sampling. The data collection used in the study were observation, interviews, and documentation. The results showed several forms of challenges for farmers in facing globalization, namely competition for farming jobs with other jobs resulting in reduced farmer resources, farmer education is still relatively low, innovation and farmer efficiency are minimal due to imported goods, agricultural society, in general, is still tied to patrons. In addition, clients and the desire for achievement from farmers are low because they still think traditional.