Pandemi Covid-19 adalah persoalan yang masih dan sedang ditangani serta menjadi fokus perhatian seluruh dunia saat ini. Dampak dari Covid-19 terhadap kesehatan fisik dan kesehatan mental terlihat dari respon kecemasan dan ketakutan masyarakat akan kesehatan yang muncul dari persepsi atas keadaan menekan yang dialami. Kecemasan kesehatan (Health Anxiety) adalah kecemasan dan ketakutan berlebihan akan kesehatan yang muncul karena keyakinan atau interpretasi terhadap sensasi dan perubahan tubuh sebagai indikasi mengalami penyakit yang serius (Asmundson, Abramowitz, Richter, & Whedon, 2010; Furer, Walker, & Stein, 2007; Taylor & Asmundson, 2004). Salah satu safety-seeking behavior dalam mengatasi dan menanggapi kondisi pandemi, individu akan mencari informasi-informasi kesehatan melalui internet atau mengunjungi layanan kesehatan online. Kecemasan yang berlebihan yang dikaitkan dengan pencarian informasi kesehatan di internet ini disebut Cyberchondria (Starcevic, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecemasan kesehatan (Health Anxety) dengan Cyberchondria di tengah pandemi Covid-19. Penelitian dengan metode korelasional mengunakan teknik convenience sampling dilakukan pada 308 orang partisipan penelitian yang merupakan warga negara Indonesia berusia 17 tahun keatas. Instrumen dalam penelitian ini menggunkan Short Health Anxiety Inventory (SHAI) untuk mengukur kecemasan kesehatan dan instrumen Cyberchondria Severity Scale (CSS) untuk mengukur cyberchondria. Data penelitian diuji dengan uji regresi dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap cyberchondria dimana kecemasan kesehatan ditengah pandemi covid 19 akan memprediksi kecenderungan individu untuk mengalami cyberchondria (R2 = .142, b = 1.516, p = .000; p < .05).