Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Peran pelatihan strategi "Smart" dalam meningkatkan self-regulated learning (SRL) pada siswa SMP Lidiawati, Krishervina Rani
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu51

Abstract

This study examined the role of ‘SMART’ strategy in enhancing the Self- Regulation Learning (SRL) of Junior High School (SMP) students whose scores were under the school’s passing grade (KKM). Self-regulated learning (SRL) is a process in which a learner activates his thought (cognition), feeling (affection), and behavior and which is expected to help students achieve learning objectives systematically (Zimmerman & Schunk, 2001). SMART (Specific, Measureable, Attention, Realistic, and Time) is a strategy in a SRL process. There were 10 students who participated in this study; 6 males and 4 females. This study used quantitative action research which consisted of two cycles in each of which theresearcher measured and evaluated the findings. Using the different paired sample t-test, the result of the first cycle showed that there was no significant change in the participants’ self-regulation (t = 1.476, p > .05). In the second cycle, it was also shown that there was no significant change of SRL score in post-test 1 and post-test 2 (t = 0.152, p > .05).
Pengaruh Adult Attachment terhadap Strategi Regulasi Emosi pada Mahasiswa Perantau di Universitas X Fransisca, Tanya; Lidiawati, Krishervina Rani
Jurnal Psikologi TALENTA Vol 6, No 1 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.585 KB) | DOI: 10.26858/talenta.v6i1.13455

Abstract

Mahasiswa perantau akan menghadapi banyak tantangan yang ada di tempat perantauannya. Emosi negatif bisa muncul ketika menghadapi tantangan yang ada, emosi negatif jika tidak ditangani dengan benar, maka bisa menganggu kehidupan bagi mahasiswa perantau. Salah satu hal yang dibutuhkan adalah regulasi emosi, cognitive reappraisal maupun expressive suppression. Banyak studi yang menemukan bahwa attachment menjadi salah satu faktor dari regulasi emosi. Internal working model yang terbentuk dari interaksi dengan figur attachment mempengaruhi individu dalam meregulasi emosinya. Pada penelitian ini memakai adult attachment yang dilihat dari dimensi anxiety dan avoidance. Semakin tinggi dimensi anxiety ataupun avoidance akan memberikan pengaruh kepada regulasi emosi individu. Oleh karena itu penelitian ini akan meneliti pengaruh dari adult attachment terhadap strategi regulasi emosi pada mahasiswa perantau di Universitas X.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-experimental dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah ECR-R-GSF untuk adult attachment dan ERQ untuk strategi regulasi emosi. Analisis regresi berganda menggunakan bantuan SPSS 23.0 dengan 167 partisipan. Hasil yang didapatkan ada pengaruh dari adult attachment terhadap expressive suppression dengan dimensi avoidance yang memberikan pengaruh secara signifikan (p=.000, p<.05) sebesar 13.5% dan dimensi anxiety tidak berpengaruh secara signifikan (p=.054, p>.05). Hasil lainnya tidak ditemukan pengaruh dari adult attachment terhadap cognitive reappraisal.
Peranan Self-efficacy dan Intelegensi terhadap Prestasi Belajar pada Mahasiswa Krishervina Rani Lidiawati; Nurtaty Sinaga; Ivone Rebecca
Jurnal Psikologi Udayana Vol 7 No 2 (2020)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2020.v07.i02.p10

Abstract

Efikasi diri merupakan keyakinan individu untuk dapat bertahan dan mencapi tujuan tertentu. Efikasi diri dapat mempengaruhi usaha dan ketekunan mahasiswa dalam menyelesaikan tujuan belajarnya. Dalam konteks perguruan tinggi, salah satu indikasi dari keberhasilan tujuan belajar melalui nilai atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa. Selain itu, diperlukan faktor lain yaitu intelegensi individu yang merupakan faktor kognitif, mencakup kemampuan proses berpikir dalam mencari pemecahan masalah serta beradaptasi dengan lingkungan. Untuk mengukur intelegensi dalam penelitian ini menggunakan alat tes Intelegensi yang terstandart yaitu Culture Fair Intelligence Test (CFIT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan efikasi diri dan intelegensi terhadap prestasi belajar pada mahasiswa. Partisipan dalam penelitian ini adalah 155 mahasiswa aktif di Universitas XYZ dengan rentang usia 18 – 21 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh efikasi diri dan intelegensi sebesar 12,4% terhadap prestasi belajar mahasiswa (R=.352, = .124).
Peran pelatihan strategi "Smart" dalam meningkatkan self-regulated learning (SRL) pada siswa SMP Krishervina Rani Lidiawati
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 3 No 2 (2016)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu51

Abstract

Penelitian ini mengkaji peran pelatihan strategi ‘SMART’ dalam meningkatkan Self-regulated learning (SRl) pada siswa SMP yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Self-regulated learning (SRL) adalah suatu proses di mana seorang peserta didik mengaktifkan pikirannya (cognition), perasaannya (affect), dan perilaku (behavior) secara sistematis yang berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran (Zimmerman & Schunk, 2001). SMART (Specific, Measurable, Action, Realistic, dan Time) merupakan strategi dalam pembentukan SRl. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 10 orang yang terdiri dari 6 laki-laki dan 4 perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif action research. Penelitian ini terdiri dua siklus, pada masing-masing siklus dilakukan pengukuran untuk mengevaluasi hasil penelitian. Hasil penelitian pada siklus pertama dengan uji beda paired sample t-test menunjukkan tidak adanya perubahan regulasi diri yang signifikan pada partisipan (t = 1.476, p > .05). Pada siklus kedua juga menunjukkan tidak adanya perubahan skor SRL secara signifikan pada post-test 1 dan post-test 2 (t = 0.152, p > .05).
PERAN SELF EFFICACY TERHADAP STUDENT ENGAGEMENT PADA MAHASISWA DALAM PANDEMI COVID 19 Helsa Helsa; Krishervina Rani Lidiawati
Psibernetika Vol 14, No 2 (2021): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/psibernetika.v14i2.2887

Abstract

Pembelajaran daring dimasa pandemi ini bukan sesuatu hal yang mudah dan menimbulkan beberapa hambatan bagi mahasiswa. Adanya self-efficacy dapat membantu mahasiswa untuk memiliki persepsi yang lebih positif terhadap situasi saat ini dan juga sebagai faktor pendorong atau motivasi, sehingga mereka tetap terlibat dalam pembelajaran (student engagement).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self-efficacy terhadap student engagement pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah kuantitatif.  Pengambilan data dilakukan kepada 306 partisipan, terdiri dari 115 mahasiswa dan 191 mahasiswi yang aktif dalam proses pembelajaran daring di beberapa provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self-efficacy memengaruhi student engagement sebesar 36,9%. Selain itu, self-efficacy memiliki korelasi positif terhadap semua dimensi student engagement yaitu performance engagement (keterlibatan performa), emotional engagement (keterlibatan emosi), participation/interaction engagement (keterlibatan partisipasi), dan skill engagement (keterlibatan kemampuan).
ONLINE LEARNING DURING COVID 19 PANDEMIC: HOW SELF-REGULATED LEARNING STRATEGIES AFFECT STUDENT ENGAGEMENT? Helsa Helsa; Krishervina Rani Lidiawati
Psibernetika Vol 14, No 1 (2021): Psibernetika
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/psibernetika.v14i1.2570

Abstract

The coronavirus disease 19 (COVID-19) pandemic has many impacts in educational setting, such as switching learning process into online. Online learning is not easy in Indonesia due to inadequate facilities and students who are still not able to be independent learner. Thus, self-regulated learning strategies can help students to be more engaged in the online learning process. The purpose of this study was to determine students' involvement in distance learning process during the pandemic in terms of students' ability to self-regulate in learning. This study involved 521 participants who were active students in distance learning during the COVID-19 pandemic, consisting of 161 men and 360 women aged 18-21 years. The results showed a significant correlation between self-regulated learning and student engagement (r = .748, p = 0.000). The results of linear regression test obtained significant result F (df1, df2) = 659.20, p = .000). The regression coefficient R2 shows that self-regulated learning influenced 55.9% on student engagement, then 44.1% is influenced by other factors outside of self-regulated learning. In conclusion, this research shows significant effect of SRL on student engagement.
Penyuluhan Parenting Melalui Program Talk-Show Di Radio Krishervina Rani Lidiawati
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.315 KB)

Abstract

Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh bukan sesuatu yang alamiah terjadi begitu saja namun lebih merupakan sebuah proses belajar seumur hidup dan dibutuhkan kesadaran untuk belajar tentang cara mengasuh anak dengan baik. Kebutuhan akan informasi cara penanganan masalah pada anak ini membuat penulis berpikir cara penyebaran informasi ini bisa diterima masyarakat secara luas. Salah satu solusinya adalah melalui siaran radio. Radio merupakan sarana komunikasi untuk berbagi informasi yang bisa dijangkau oleh hampir semua kalangan. Program ini berupa talk-show di radio bertajuk Parenting With Heart (PWH) yang merupakan kerjasama dengan Yayasan Busur Emas (YBE). PWH ini dilakukan setiap hari Sabtu berdurasi satu jam dari pukul 07.00 sd 08.00. Talkshow ini menyajikan tema-tema praktis dalam menangani permasalahan anak sehingga dapat membantu orang tua menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menghadapi permasalahan sehari-hari dalam mengasuh anak. Berikut adalah topik pada Januari hingga Juni 2018: dealing with delay, anakkku jatuh cinta, stop bullying at home, day care vs nanny care, screen time management, book vs gadget. Pada program ini, orangtua dapat berinteraksi baik melalui pesan singkat atau melalui telepon. Program ini merupakan bentuk sumbangsih kepada masyarakat kota dalam menjawab permasalahan anak dan penanganannya secara ilmiah, sehingga orang tua dapat menangani masalah anak bukan berdasarkan mitos yang beredar di masyarakat. Program ini telah berlangsung empat tahun dan mendapat respon yang positif dari orang tua. Pesan singkat dan telepon pada waktu siaran berlangsung berupa pertanyaan dari orang tua seputar permasalahan anak mereka merupakan bentuk antusiasme orangtua terhadap program ini. Antusiasme pendengar juga berupa berupa permintaan pemutaran kembali rekaman siaran berupa audio ataupun berbentuk tulisan sehingga mereka yang tidak sempat mendengar secara langsung dapat tetap mendapatkan informasinya. Dalam menanggapi respon ini YBE telah menyediakan rekaman siaran dan artikel di website YBE.
Penyuluhan Cara Menghadapi Generasi Millenial Bekerjasama Dengan Sekolah, Gereja Dan Radio Krishervina Rani LIDIAWATI
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.985 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.324

Abstract

Internet has been widely used by children and teenager which could have an impact on child development. Therefore, information about parenting millennials that can’t be separated from the internet is needed. Parenting style plays a role in ensuring healthy development of children physically, cognitive, and psychosocial. Many children can’t stay away from gadget and that affect child’s emotion, behaviour, and even achievement at school which in turn overwhelmed their parent. This problem prompted community services in the form of public education for parents done through school, church, and radio. This community services collaborate with school, church and radio station. The first public education is done for parents of students in TK Budaya school. The second public education is done for parents and Sunday school teachers of Charismatic Worship Service (CWS) church at Senen, Jakarta. The third public education is done through collaboration with Yayasan Busur Emas (YBE) in their program “Parenting with Heart” that’s broadcasted through Heartline radio 100.6 FM. These programs are done in hope of wider dissemination of information so that more parents are able to face millenials who are fluent in using digital technologies. Based informal survey done on the public education at school and church, more than 50% of parents already knew the negative effect of excessive gadget usage but still don’t have rules on using gadget at home.
Psikoedukasi Pendidikan Seksualitas: “Love, Sex And Dating” Pada Remaja Krishervina Rani LIDIAWATI; Erni Julianti Simanjuntak; Wiwit Puspitasari Dewi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.374 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.1004

Abstract

Remaja dijelaskan sebagai masa transisi atau peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa dan tahap terjadinya kematangan seksual atau dikenal dengan istilah pubertas. Perubahan-perubahan secara fisik ini belum diikuti kematangan dalam berpikir jangka Panjang sehingga pengambilan keputusan kerapkali kurang mempertimbangkan resikonya. Pada masa pubertas ini, banyak remaja yang menjalin hubungan dan memiliki kedekatan dengan pasangan lawan jenis (Dari & Ratnawati, 2015). Terbatas dan kurangnya pemngetahuan dalam memahani love, sex dan dating berdampak pada gaya pacaran yang salah atau tidak sehat. Salah satu indikasi pacaran yang tidak sehat adalah terlibat dalam perilaku seks beresiko dan dampak yang dapat ditimbulkan yaitu, hamil di usia dini, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual. Menanggapi fenomena sosial yangberkembang dalam kehidupan remaja dewasa ini, maka pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk seminar untuk mengedukasi siswa remaja SMA tentang love, Sex and Dating (LSD). Diharapkan melalui psikoedukasi ini, siswa dapat memahami perilaku-perilaku LSD yang sesuai dengan usia mereka dan dapat diterima dalam masyarakat. Berdasarkan hasil evaluasi 61 siswa dapat memahami definisi cinta, pacaran yang sehat dan tujuan dari pacaran.
Psikoedukasi Parenting dan Kesehatan Mental Secara Online di Masa Pandemi Krishervina Rani LIDIAWATI
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 4 (2021): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mewujudkan Pemulihan dan Resiliensi Masya
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.37 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v4i0.1423

Abstract

Pentingnya kesehatan mental di masa pandemi yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun dan masih sedang berlangsung dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga. Peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh dimasa pandemi Covid-19 ini tentu bukan sesuatu yang mudah. Hal ini dikarenakan program belajar dari rumah secara online masih berlangsung hingga saat ini. Tanggung jawab orang tua yang mendadak menjadi guru pun bukan sesuatu yang mudah. Tujuan dari penyuluhan ini adalah memberikan pengetahuan dan informasi baru agar dapat mendidik anak di rumah dengan lebih efektif dan tetap menjaga kesehatan mental bersama. Penyuluhan ini dalam bentuk talkshow bekerjasama dengan Yayasan Busur Emas dan radio Heartline radio (100.6FM). Adapun topik yang telah dibahas yaitu pentingnya mendampingi balita bermain, pentingnya pendidikan seksualitas pada anak, jurusan yang tepat: minat anak vs minat orang tua, bagaimana meningkatkan ketrampilan sosial pada anak, waspadai helicopter parenting, mendampingi remaja menghadapi stress di masa pandemi. Manfaat dari kegiatan ini di rasakan oleh orang tua dan para remaja dengan adanya antusias pertanyaan, follower dan viewer di Youtube. Selain itu, kegiatan dari talkshow parenting ini membuat penulis berinisiasi membangun wadah ngobrol santai tentang kesehatan mental berupa platform WiChat berupa program sesi ngobrol santai melalui platform IG live dalam program Waktu Indonesia Chatting (WiChat) bekerjasama dengan psikolog anak di Jerman