Lina Madyastuti Rahayuningrum
PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGGUNAAN OBAT TETES MATA DENGAN KEJADIAN GLAUKOMA Lina Madyastuti Rahayuningrum; Dwi Ayu Intan
Journals of Ners Community Vol 3 No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.984 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v3i1.39

Abstract

ABSTRAKMeningkatnya penjualan obat tetes mata yang dijual di pasar bebas membuatmasyarakat menjadi sangat mudah dalam mendapatkan obat tetes mata tanpa tahu efeksamping dan kandungannya apabila digunakan secara berlebihan. Obat ini hanya bolehdigunakan untuk penderita mata kering dengan masa pemakaian tidak lebih dari satu bulandan tidak boleh digunakan secara berlebihan serta terus-menerus dalam jangka waktu yanglama karena dengan penggunaan obat tetes mata yang berlebihan dapat menyebabkanglaukoma.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menderita penyakit mata diRSUD Ibnu Sina Gresik. Metode pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling.Sampel yang diambil sebanyak 16 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Data penelitian diambil menggunakan lembar kuesioner yang menekankan padapengukuran waktu pengamatan. Setelah dilakukan tabulasi, data dianalisis denganmenggunakan uji statistik korelasi spearman dengan tingkat kemaknaan < 0,05.Dari hasil uji korelasi spearman rank, didapatkan hasil perhitungan 0,000 <0,05,sedangkan hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,769 yang berarti ada hubunganyang sangat rendah antara penggunaan obat tetes mata dengan terjadinya glaukoma. Darihasil uji korelasi spearman rank terjadinya glaukoma berdasarkan penggunaan obat tetesmata didapatkan hasil perhitungan dengan nilai 0,000 <0,05. Sehingga ada hubungan yangsignifikan antara variabel bebas variabel terikat, sementara hasil koefisien korelasi sebesar0,909 yang berarti ada hubungan yang sangat kuat antara frekuensi penggunaan obat tetesmata dengan terjadinya glaukoma. Dari hasil uji korelasi spearman rank tentang hubunganpenggunaan obat tetes mata dengan terjadinya glaukoma didapatkan hasil 0,001 <0,05.Sedangkan hasil perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,339 artinya ada hubungan antarapenggunaan obat tetes mata dengan terjadinya glaukoma.Petugas kesehatan diharapkan lebih intensif lagi dalam melakukan konseling tentangdampak pemakaian obat tetes mata secara berlebihan yang dijual di pasar bebas tanpamenggunakan resep dokter sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakanobat tetes mata.Kata Kunci : Obat Tetes Mata, Petunjuk Pemakaian, Glaukoma.ABSTRACTThe increasing of sale of drug drops sold by eye is free market make society becomevery easy in getting drug drops this eye without effect soybean cake and content of usage ofoat drops eye redundantly. Though medicines this will only be used for the men who sufferdry eye and useful life may not be used more than one months more than anything elsewhen used redundantly and continuously within old ones because with usage of drug dropsabundant eye can cause of glaucoma.Population in this research is patient which suffering glaucoma with history usage ofdrug drops incoming eye of eye path of RSUD Ibnu Sina Gresik. Method sampling the usedis Purposive Sampling. Taken sample counted 16 participation that is at patient whichsuffering glaucoma as wanted by researching in RSUD Ibnu Sina Gresik in April up toMay month at 2009. This research data is taken by using research type and questioner emphasizing at time measurement of observation. After is tabulation, of existing dataanalyzed by using pertained statistical test of Spearman's Correlation with meaning storey,level 0.05.From result was correlation spearman rank test and usage was drug drops eye, got byresulting calculation (hitting a) its value 0.000 < 0.05, while correlation coefficientresulted of calculation equal to 0.769 meaning there are very low relation between orderrelation usage was drug drops eye with occurrence of glaucoma. From resulted ofcorrelation spearman rank test was occurrence of glaucoma pursuant to frequency usagewas drug drops eye got by resulting calculation (a calculate) its value much more smallfrom number of significant maximum which determined by that is 0.000 < 0.05. So thatthere are relations which, is significant between dependent independent variable and whilecorrelation coefficient result of calculation equal to 0.909 meaning there are relations verystrong between frequency relation usage of drug drops eye with happened in glaucoma.From resulted was correlation spearman rank test old of usage was drug drops eye withoccurrence of glaucoma got by resulting calculation 0.001 < 0.05. While correlationcoefficient resulted of calculation equal to 0.339 meaning there relations were betweenusage of drug drops eye with occurrence of glaucoma.Is there for expected as officer of health more intensive again in conductingcounseling about impacting was usage of drug drops abundant eye which sold buying freemarket without using recipe was doctor so that society more attentive in using drug eyedrops.Keyword : Order Usage, Old Of Usage, Occurance Of Glaucoma.
PENDIDIKAN KESEHATAN MENINGKATKAN PERILAKU DIET RENDAH GARAM Zulfah Rizqiyah; Khoiroh Umah; Lina Madyastuti Rahayuningrum
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.282 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.53

Abstract

ABSTRAKPenderita hipertensi di Banjarsari harus menerapkan diet rendah garam, tapikenyataan tetap pasien hipertensi ditemukan tidak melakukan diet rendah garam. Hal inidisebabkan kurangnya pengetahuan, sikap dan tindakan diet rendah garam pada pasienhipertensi. Dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan pendidikankesehatan yang diperlukan pada diet rendah garam pada pasien hipertensi.Desain penelitian yang digunakan adalah pre-post-test dalam satu kelompok (satukelompok desain pra-post test) dengan populasi sebanyak 37 pasien. Penelitian inimenggunakan purposive sampling dalam menentukan sampel, diperoleh sampel besar dari34 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan uji WilcoxonSigned Rank Test dengan taraf signifikansi α ≤ 0,05.Hasil yang diperoleh dari tes ini adalah: Pengetahuan dengan nilai ρ = 0,001, sikapdengan nilai ρ = 0,000 dan tindakan dengan nilai ρ = 0,001 berarti ada pendidikankesehatan untuk mempengaruhi perilaku diet rendah garam pada pasien hipertensi.Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test di sini menunjukkan peningkatan dalampengetahuan tentang sikap dan tindakan dari diet rendah garam pada pasien hipertensi.Sehingga hasil akhir menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadapperilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) diet rendah garam pada pasien hipertensi didesa Gresik Manyar Banjarsari.Pendidikan kesehatan pada diet rendah garam diperlukan untuk mempengaruhiperilaku diet rendah garam. Memesan responden dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari.Kata kunci: Pendidikan kesehatan, perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan), diet rendahgaram dan hipertensi.ABSTRACTPatients with hypertension in Banjarsari should implement a low-salt diet, but thefact remains found hypertensive patients did not perform a low-salt diet. This was due to alack of knowledge, attitudes and actions on low-salt diet in hypertensive patients. In aneffort to improve knowledge, attitudes and actions of health education were needed on lowsaltdiet in hypertensive patients.The study design used was pre-post-test in one group (one-group pre-post testdesign) with a population of as many as 37 patients. This study used purposive sampling indetermining the sample, obtained a large sample of 34 respondents who met the inclusioncriteria.This research uses trials Wilcoxon Signed Rank Test with significance level α ≤0.05. Results obtained from this test are: Knowledge with values ρ = 0.001, the attitudewith values ρ = 0.000 and actions with values ρ = 0.001. So that means there's HI receivedhealth education to influence the behavior of low-salt diet in hypertensive patients.Based on the results of Wilcoxon Signed Rank test for the Test in here show anincreased in knowledge about the attitudes and actions of low-salt diet in hypertensive patients. So that the final results show that there is the influence of health education onbehavior (knowledge, attitudes and actions) low-salt diet in hypertensive patients in thevillage of Gresik Manyar Banjarsari.Therefore, health education on low-salt diet is needed to influence the behavior oflow-salt diet. Order the respondent may apply in everyday life.Keywords: Health education, behavior (knowledge, attitudes and actions), low-salt dietand hypertension.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN STIMULASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK Retno Twistiandayani; Lina Madyastuti Rahayuningrum; Ismiatul Rohmah
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.55

Abstract

ABSTRAKMainan edukatif benar-benar memberikan fungsi yang optimal permainan anakformatif. Banyak itu pemain di pemasaran akan menganggap pilihan orang tua di pemutarmemberi tanpa syarat dan hal utilitas bagi anak. Jadi akan berdampak anak akan burukperkembangan motorik, sehingga perlu untuk menandai upaya akal untuk meningkatkanperilaku orang tua mampu dalam menentukan jenis pemain. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pengetahuan korelasi dan sikap ibu tentang diberikan stimulasi mainanedukatif dengan anak-anak perkembangan motorik (1-2 tahun) di Kabupaten SilvanMorowudi Cerme di Kabupaten Gresik.Penelitian ini menggunakan desain cross sectional untuk mengetahui hubunganantara variabel independen dan dependen, populasi responden adalah ibu ibu yangmemiliki anak usia 1-2 tahun di wilayah Morowudi Cerme Kabupaten Gresik yang sesuaidengan kriteria inklusi sebanyak 50 responden yang diperoleh oleh sampel purposive,variabel yang dianalisis adalah sikap genostic dan ibu sebagai variabel sebagai anak yangmandiri dan mengembangkan motorik sebagai variabel dependen. Pengumpulan datamenggunakan kuesioner kepada responden, hasil data pengumpulan generasi-dianalyzeddengan akun Chi Square hasil kuis (α) = 0,05.Analisis menggunakan Chi Square diperoleh oleh ilmu pengetahuan hasil ibusignifikan dengan rekening hasil (α) 0.020, sikap ibu dengan akun hasil (α) 0,013. Dapatdisimpulkan bahwa tanda merasakan hubungan yang kuat antara pengetahuan sikap ibutentang diberikan stimulasi mainan edukatif dengan anak-anak motorik anak usiapengembangan (1-2 tahun).Berdasarkan penelitian bahwa ilmu pengetahuan dan sikap merupakan domainpenting dalam memberi pemain edukatif yang disangga dengan banyak pengalaman untukanak ibu.Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, motorik Perkembangan Anak, mainan edukatifABSTRACTThe educative toys really give optimal game function of formative child. A lot of itplayer at marketing will regard option of parent in give player without regard requirementand utility for child. So will impacted bad will children motoric development, thus needs tomark sense effort to increase able parent behaviour in determine player type. Thisresearch objective was to know correlation knowledge and attitude mother about given tostimulation the educative toys with children motoric development (1-2 years old) at SilvanMorowudi Cerme’s district Gresik's Regency.This research utilizes design Cross sectional to know correlation among variableindependent and dependent, respondent population is mother mother that have age child 1-2 years at Silvan Morowudi Cerme's district Gresik's Regency that corresponds toinclusion criteria as much 50 acquired respondent by purposive sample, variable that was analyzed is genostic and mother attitude as variable as motorik's independent anddeveloping child as variable as dependent. Data collecting utilizes kuesioner torespondent, result of that data collecting is succeeding dianalyzed with Chi Square's quizresult accounts (α) = 0.05.From analyzed Chi Square's quiz gotten by signifikan's result mother science withresult accounts (α) 0.020, mother attitude with result accounts (α) 0.013. Can beconcluded that marks sense strong correlation among knowledge attitude mother aboutgiven to stimulation educative toys with children motoric development age child (1-2 yearsold).Based data upon that science and attitude constitutes domain momentous deep giveeducative player that is propped with many experience to mother child.Keywords: Knowledge, Attitude, Motorik Child Development, Educative toys
PERILAKU DALAM PERAWATAN INFUS DENGAN KEJADIAN PLEBITIS PASIEN USIA 20-60 TAHUN Lina Madyastuti Rahayuningrum; Yuanita Syaiful; Dewi Masruroh
Journals of Ners Community Vol 4 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/j ners community.v4i2.62

Abstract

ABSTRAKSalah satu efek dari pemberian infus adalah flebitis. Flebitis disebabkan olehmekanik, kimia, dan faktor bakteri. Flebitis dapat dicegah dengan meminimalisirmikroorganisme pada kulit pasien dan menjaga sistem jalur intravena ditutup dan sistemfiksasi dalam kondisi baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubunganantara pengetahuan, sikap, dan praktek perawat dalam keperawatan infus dan kasusplebitis.Populasi adalah perawat yang merawat dan pasien yang mendapat terapi infus diRuang Wijaya Kusuma, Cempaka Room, dan ICU Room RSUD Gresik. Total sampeladalah 28 perawat dan 55 pasien. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposivesampling. Variabel dependen penelitian ini adalah plebitis dan variabel independen adalahpengetahuan, sikap, dan praktek perawat. Data dikumpulkan dengan menggunakankuesioner dan observasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan Spearman Rhokorelasi, dengan tingkat signifikansi (ρ)> 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan yang cukupperawat di keperawatan infus dan kasus plebitis (ρ = 0,023 dan r = 0.428). Ada korelasiyang rendah antara sikap perawat dalam keperawatan infus dan kasus flebitis (ρ = 0,048dan r = 0.377). Ada korelasi yang rendah antara praktek perawat dalam keperawatan infusdan kasus flebitis (ρ = 0,047 dan r = 0.374).Perilaku perawat dalam keperawatan infus memiliki korelasi yang rendah dancukup dengan kasus plebitis. Seorang perawat yang telah belajar tentang plebitispencegahan kejadian maka dia akan mempraktekkan apa yang diketahui dan menanganidalam bentuk tindakan perawatan yang baik dan benar.Kata kunci: Perilaku (pengetahuan, sikap, dan praktek), kasus plebitis.ABSTRACTOne of the effect of intravenous feeding is phlebitis. Phlebitis is caused bymechanical, chemical, and bacterial factors. Phlebitis can be prevented by minimalizingmicroorganism in patient’s skin and keeping the intravenous line system closed andfixation system in good condition. The purpose of this research is to identify thecorrelation between knowledge, attitude, and practice of nurse in nursing infuse and thephlebitis case.The population is nurses who nursed and patients who got infuse therapy in WijayaKusuma Room, Cempaka Room, and ICU Room of RSUD Gresik. Total sample is 28nurses and 55 patients. The sample were taken using purposive sampling. For thisresearch, dependent variable is phlebitis and independent variable is knowledge, attitude,and practice of nurse. Data were collected by using quetioner and observation, thenanalyzed by using Spearman’s Rho Correlation, with level significance (ρ) > 0.05.Result showed that there was sufficient correlation between knowledge of nurse innursing infuse and phlebitis case (ρ=0,023 and r=0,428). There was low correlationbetween attitude of nurse in nursing infuse and phlebitis case (ρ=0,048 and r=0,377). There was low correlation between practice of nurse in nursing infuse and phlebitis case(ρ=0,047 dan r=0,374).Behavior of nurse in nursing infuse has low and sufficient correlation with thephlebitis case. A nurse who had learned about the incident prevention plebitis then hewould practice what is known and addressing in the form of maintenance action is goodand right.Keywords : Behavior (knowledge, attitude, and practice), phlebitis case.
REBUSAN DAUN SALAM MENURUNKAN KADAR ASAM URAT PASIEN GOUT Lina Madyastuti Rahayuningrum; Nanang Dwi Septiadi
Journals of Ners Community Vol 5 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.551 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i1.67

Abstract

ABSTRAKDaun salam mengandung flavonoid yang diyakini menurunkan kadar asam uratdalam darah. Flavonoid dapat menghambat aksi dari enzim xanthine oxidase sehinggapembentukan asam urat terhambat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisispengaruh rebusan daun salam untuk menurunkan kadar asam urat pada pasien Gout.Penelitian ini dilakukan di Desa Tebel RT 05 dan RT 07 RW 03 di Gedangan,Sidoarjo. Sampling menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakanadalah 32 orang yang menderita penyakit asam urat atau gout. Variabel independen adalahpemberian rebusan daun salam, variabel dependen adalah penurunan kadar asam urat padapenderita gout. Penelitian ini menggunakan pengambilan data sebelum dan sesudahpengamatan dan analisis menggunakan Wilcoxon signed rank test tingkat <0,05.Hasil uji statistik Wilcoxon menunjukkan bahwa rebusan daun salam dapatmenurunkan kadar asam urat dalam darah manusia dengan nilai signifikansi (2-tailed)diperoleh p = 0,000.Rebusan daun salam dapat menjadi pengobatan herbal alternatif untuk penyakitasam urat, dari hasil penelitian ini menunjukkan orang dengan penyakit asam urat di desaTebel RT 05 dan RT 07 RW 03 Gedangan, Sidoarjo yang telah mengkonsumsi rebusandaun salam mengalami penurunan kadar asam urat.Kata kunci: Rebusan daun Salam, Asam UratABSTRACTThe Bay leaf containing flavonoids is believed to reduce levels of uric acid in theblood. Flavonoids can inhibit the action of the enzyme xanthine oxidase so that uric acidformation is inhibited. This research objectives to analyze effect of bay leaf’s stew todecrease the uric acid levels in Gout patients.This research was done at Tebel’s village RT 05 and RT 07 RW 03 in Gedangan,Sidoarjo. Sampling used a purposive sampling method. The sample which used is 32people who suffer uric acid disease or gout. Independent variable was the provision of bayleaf stew, the dependent variable was the decrease in uric acid levels in gout sufferers.This study used data retrieval before and after observation and analysis used the Wilcoxonsigned rank test levels <0.05.From Wilcoxon test statistic showed that the bay leaf’s stew can decreased the uricacid levels in human’s blood with a significance value (2-tailed) obtained p= 0.000.The bay leaf’s stew can be alternative herbal treatment for uric acid disease, fromthe results of this study showed people with uric acid disease in Tebel’s village RT 05 andRT 07 RW 03 Gedangan, Sidoarjo who have given bay leaf’s stew the levels of uric acidwas decreased.Keywords: The Bay leaf’s stew, Uric Acid
PERBANDINGAN ALAT CRANE DAN MANUAL TERHADAP DURASI TINDAKAN ANTISEPTIK INTRAOPERATIF Lina Madyastuti Rahayuningrum; Siti Nur Qomariah; Abdur Rohman
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.602 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i2.97

Abstract

ABSTRAKRumah sakit sebagai pengelola menghadapi tantangan globalisasi saat ini. InstalasiBedah adalah salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kombinasi antiseptik saattindakan operasi dengan crane yang bekerja menggunakan prinsip kerja tali sangatmembantu. Durasi antiseptik intraoperatif dapat dipengaruhi oleh banyak faktor: sumberdaya manusia, peralatan, biaya, kompleksitas operasi. Tujuan dari penelitian adalah untukmenjelaskan perbandingan crane dan manual terhadap durasi antiseptik intraoperatif.Desain penelitian ini adalah Quasy Experiment (Post-Test Design). Populasi dalampenelitian ini adalah pasien dengan operasi fraktur ekstremitas bawah, dengan sampel 20responden, 10 responden dengan crane dan 10 responden dengan manual. Sampel diambilsecara purposive sampling. Variabel bebas adalah alat crane dan variabel terikat adalahdurasi antiseptik intraoperatif. Data durasi antiseptik intraoperatif menggunakan instrumenobservasi, kemudian analisis data dengan Independent T-Test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata durasi antiseptik intraoperatif denganmenggunakan crane selama 13 menit dari 10 responden, sedangkan rata-rata durasitindakan manual selama 15 menit dari 10 responden. Hasil uji analisis p= 0.000, sehinggaada perbedaan yang signifikan dari crane dan manual terhadap durasi antiseptikintraoperatif.Penggunaan crane saat tindakan antiseptik intraoperatif pada operasi ekstremitasbawah sangat membantu, terutama pasien dengan berat badan ≥ 40kg.Kata kunci: Crane, Manual, Antiseptik intraoperatifABSTRACTFace of challenge in this globalization, Surgery Installation was one of the healthservices in hospital. Combination antiseptic with crane that work using rope principalbecome very helpful. The duration of antiseptic intraoperative may influenced by factors:human resources, equipment, cost, complexity and simplicity The purposes of research wasto explain the comparison of a crane and manual for the duration of the antisepticintraoperative.The design of this study was Quasy Experiment (Post-Test Design). The populationin this study were patients with fractures of the lower extremity surgery, with a sample of20 respondents, 10 respondents with a crane and 10 respondents with manual. Samplestaken by purposive sampling. Independent variable was a crane and dependent variablewas duration of antiseptic intraoperative. Data duration of antiseptic intraoperative wasused observation instrument, then the data analysis by independent statistical T-Test.The results showed that mean duration of antiseptic intraoperative by using a cranefor 13 minutes of 10 respondents, while mean duration of manual action for 15 minutes of10 respondents. The results of the analysis of test p= 0.000, so there was a significantdifference of a crane and manual for the duration of the antiseptic intraoperative.The use of a crane for antiseptic intraoperative on the lower extremities surgery isvery helpful, especially patients with a body weight ≥ 40kg.Keywords: Crane, Manual, Antiseptic intraoperative
EFEKTIFITAS TEKNIK JELLY OLES DAN SEMPROT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN KATETERISASI URINE Lina Madyastuti Rahayuningrum; Harun Al Rosyid
Journals of Ners Community Vol 5 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.528 KB) | DOI: 10.5281/j ners community.v5i2.100

Abstract

ABSTRAKRetensi urine merupakan kedaruratan sistem urinari yang sering ditemukan.Manajemen sistem urinari yang baik salah satunya adalah kateter. Tindakan memberikancairan pelumas atau jelly dalam prosedur kateter urin sangat penting untuk mencegah ataumengurangi resiko trauma uretra dan sensasi nyeri yang dialami oleh pasien. Ada duateknik pemberian jelly yang pertama ujung kateter diolesi oleh jelly dan cara keduapenyemprotan langsung ke uretra dengan spuit 10 ml tanpa jarum. Tujuan penelitian iniuntuk menjelaskan perbedaan teknik pemberian dengan jelly oles dan semprot terhadaptingkat nyeri pada pasien dengan kateter urine.Desain penelitian ini adalah quasy experimental, dengan jumlah sampel 10 orangmenggunakan jelly oles dan 10 orang menggunakan semprotan jelly. Kecepatan instalasidiukur dengan stopwatch saat nyeri, intensitas nyeri diukur secara visual menggunakanskala nyeri numerik. Data dianalisis dengan mencari rata-rata dari kecepatan instalasi dantingkat nyeri pada setiap kelompok dilanjutkan dengan uji Mann Whitney U-Test untukmengetahui perbedaan nilai mean dengan tingkat signifikan p= 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara teknikjelly oles dan semprot terhadap tingkat nyeri pada pasien, diperoleh hasil p= 0.010.Teknik kateter urine dengan semprotan jelly menjadi salah satu pilihan untukmengurangi rasa sakit yang lebih rendah.Kata kunci: Jelly oles, Semprotan jelly, Kateter urine, Tingkat nyeriABSTRACTRetention of urine represents emergency system of urinal that often found. It wasneeded good managerial one of them was catheter. Action give dilution of lubricant orjelly procedure of catheter of urine was vital importance to prevent or lessen risk the eventtrauma of urethra and sensation of pain in bone experienced by patient. There were twotechniques gift of jelly that was smeared tip of catheter by jelly and the second wayspraying direct into urethra by spuit 10 ml discharged needle. These research purposes toexplain differences of technique gift with topical jelly and spray to pain levels in patientwith catheter urine.Design of this research was quasi experimental, with amount of sample 10 peopleuse the topical jelly and 10 people use spray jelly. Speed of installation measured bystopwatch while intensity pain in bone measured visually was used analogous numericrating scale. Analyzed data with searching mean from speed of installation and pain levelin each group continued with test of Mann Whitney U-Test to the mean to know significantof difference, with p= 0.05.This result of research showed that there were significant difference betweentechnique topical jelly and spray to pain levels in patient obtained result p= 0.010.Technique catheter urine with spray jelly become one choice to reduce lower painin bone.Keywords: Topical Jelly, Spray Jelly, Catheter Urine, Pain Level