Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Perbandingan Metode Ekstraksi DNA Collocalia fuciphaga Secara Manual dan Kit dari Berbagai Sumber Material Genetik -, Hendra; Riyanto, Cellica; Heryanto, Aditya Fendy; Yuda, Pramana
Biota Biota Volume 13 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : PBI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.336 KB)

Abstract

AbstractThe aim of this research was to compare DNA extraction protocols of PCE and extraction kit using different genetic material sources of blood and feathers. Three different extraction buffers of PCE method were used. This study suggested that PCE method was more efficient than the extraction kit method. Meanwhile, extraction buffer of Bello was more efficient for extracting DNA from feather, while extraction buffer of Khosravinia was more efficient for extracting DNA from blood. Wing feather was a suitable sample as genetic source for DNA extraction.Keywords: DNA extraction, phenol-chloroform, Collocalia fuciphagaAbstrakPenelitian ini bertujuan membandingkan metode PCE dengan kit ekstraksi dalam mengekstrak DNA berbagai material sumber genetik, yaitu darah dan bulu Collocalia fuciphaga. Ekstraksi metode PCE menggunakan tiga jenis buffer yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi DNA menggunakan metode PCE lebih efisien dibandingkan kit ekstraksi. Buffer ekstraksi Bello lebih efisien untuk ekstraksi DNA sampel bulu, sedangkan buffer ekstraksi Khosravinia lebih efisien untuk ekstraksi DNA sampel darah. Penelitian ini juga menunjukkan bulu sayap merupakan sumber genetik yang paling baik untuk ekstraksi DNA.   Kata kunci: ekstraksi DNA, phenol-chloroform, Collocalia fuciphaga
Sight records of Yellow-rumped Flycatcher in Yogyakarta, Java Yuda, Pramana
KUKILA Vol 7, No 1 (1994)
Publisher : KUKILA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Resolusi Spasial Optimum pada Citra Drone untuk Klasifikasi Spesies Mangrove dengan Metode Maximum Likelihood Ign. Pramana Yuda1, Monika Ruwaimana* Novian Atmaja
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 2 (2017): June 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1206.91 KB) | DOI: 10.24002/biota.v2i2.1659

Abstract

Drone adalah salah satu alat baru dalam penelitian berbasis remote sensing pada studi ekologi hutan mangrove, drone dapat terbang jauh lebih rendah dibandingkan pesawat pemetaan, sehingga citra yang ditangkap akan lebih detail atau memiliki resolusi spasial yang tinggi; citra drone dapat mencapai resolusi spasial dibawah 1cm. Penelitian tentang klasifikasi spesies mangrove dengan citra drone masih terbatas, juga belum ada referensi apakah bila pada citra drone resolusi dan ukuran datanya dikurangi, ketepatan klasifikasi datanya akan berkurang, dan sejauh mana pengurangan itu terjadi. Disini kami berhipotesis bahwa akan ada hubungan linear antara resolusi dan ketepatan klasifikasi spesies bakau, dimana pengurangan resulusi akan mengurangi akurasi klasifikasi. Akan tetapi, hasil percobaan berulang (9 iterasi) dengan 8 resolusi spasial yang berbeda, yaitu 2.5cm, 5cm, 10cm, 20 cm, 40cm, 60cm, 80cm dan 100cm menunjukkan tidak signifikannya penurunan akurasi klasifikasi saat resolusi spatial, mematahkan hipotesis awal tersebut. Overall Accuracy (OA) pada resolusi 2.5cm adalah 84.97±2.37%, sedangkan pada 60cm adalah 88.61±3.6%. Alih -alih menunjukkan pengurangan, malah menunjukkan peningkatan walaupun tidak signifikan. Pada resolusi 100cm, akurasi menurun drastis (OA=20.72±1.24%). Berdasarkan hasil tersebut, kami merekomendasikan dalam mengidentifikasi spesies mangrove dengan citra drone, resolusi yang optimum adalah 60cm, resolusi ini dapat memberikan pengurangan waktu klasifikasi yang signifikan (dari 15 menit ke 2.5 detik) serta yang terpenting adalah memberikan ketepatan tertinggi untuk spesies dengan heterogenitas penampakan yang tinggi seperti palem N. fruticans, tanpa mengurangi ketepatan akurasi pada spesies pohon seperti R. apiculata dan A. alba.
Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Seger, Lombok Tenga Felicia Zahida,Ignatius Pramana Yuda, Janaria Resdica Parorrongan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 3, No 2 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.309 KB) | DOI: 10.24002/biota.v3i2.1896

Abstract

Spesies moluska di Indonesia begitu banyak, yaitu sebanyak 1.5000 jenis Gastropoda. Gastropoda merupakan hewan menarik dengan berbagai warna, ukuran dan bentuk cangkang, dan mempunyai distribusi luas yang dapat meliputi wilayah intertidal, air tawar, mangrove, ekosistem sungai, wilayah daratan dan pada wilayah laut dalam. Penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan Gastropoda pada Pantai Seger, Lombok Tengah. Waktu penelitian yaitu pada bulan Februari-April 2018. Penelitian dilakukan menggunakan metode transek kuadrat, plot 1x1 m, dengan lokasi sampling sepanjang 500 m, surut terjauh 50 m, jarak antarplot 10 m, jarak antargaris transek 50 m sehingga dihasilkan sebanyak 50 plot. Hasil keanekaragaman yang didapatkan berdasarkan indeks Shanon Wiener yaitu 2,96. Kelimpahan dengan nilai Densitas Tertinggi yaitu pada Famili Neritidae spesies Nerita albicilla sebesar 28,14 individu/m2. Hasil Da paling rendah yaitu pada spesies Monetaria annulus yaitu 0,0006 individu/m2. Spesies yang mempunyai nilai Frekuensi Absolut (FA) tertinggi yaitu Euplica scripta dengan nilai sebesar 0,61. Spesies yang mempunyai FA terendah yaitu spesies Engina maura dan Virroconus ebraeus sebesar 0,006.
Kelimpahan dan Pola Penyebaran Bulu Babi (Echinoidea) di Terumbu Karang Pantai Pasir Putih, Situbondo, Indonesia Somma, Andi; Zahida, Felicia; Yuda, Pramana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 3 (2017): October 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.689 KB) | DOI: 10.24002/biota.v3i2.1887

Abstract

Penelitian tentang kelimpahan ikan, moluska dan bentos pada daerah terumbu karang sudah banyak dilakukan, penelitian tentang kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi di Pantai Pasir Putih, Situbondo sebagai daerah wisata belum dilakukan. Ramainya wisatawan yang datang mampu mengganggu daya dukung lingkungan terhadap organisme laut seperti bulu babi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi di ekosistem terumbu karang perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun yang mewakili daerah Pantai Pasir Putih, Situbondo yaitu: Watu Lawang sebagai stasiun 1, Karang Mayit – Teluk Pelita sebagai stasiun 2 dan Watu Pon – Pon sebagai stasiun 3. Pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat. Setiap stasiun memiliki lima transek dengan panjang dan jarak antar transek 100 m. Bidang observasi sepanjang transek menggunakan petak ukur dengan luas 1 m2. Selanjutnya kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi dihitung. Bulu babi yang diperoleh dari penelitian ini adalah Diadema setosum, Echinothrix calamaris duri putih dan Echinothrix calamaris duri coklat belang. Bulu babi D. setosum merupakan spesies yang dominan di ketiga stasiun dengan kelimpahan relatif, berturut turut adalah 60,976%, 69,136% dan 45,333%. Pola penyebaran bulu babi D. setosum seragam, sedangkan E. calamaris duri putih dan E. calamaris duri coklat belang mengelompok.
Perbandingan Metode Ekstraksi DNA Collocalia fuciphaga Secara Manual dan Kit dari Berbagai Sumber Material Genetik -, Hendra; Riyanto, Cellica; Heryanto, Aditya Fendy; Yuda, Pramana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 18, No 2 (2013): June 2013
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.336 KB) | DOI: 10.24002/biota.v18i2.394

Abstract

AbstractThe aim of this research was to compare DNA extraction protocols of PCE and extraction kit using different genetic material sources of blood and feathers. Three different extraction buffers of PCE method were used. This study suggested that PCE method was more efficient than the extraction kit method. Meanwhile, extraction buffer of Bello was more efficient for extracting DNA from feather, while extraction buffer of Khosravinia was more efficient for extracting DNA from blood. Wing feather was a suitable sample as genetic source for DNA extraction.Keywords: DNA extraction, phenol-chloroform, Collocalia fuciphagaAbstrakPenelitian ini bertujuan membandingkan metode PCE dengan kit ekstraksi dalam mengekstrak DNA berbagai material sumber genetik, yaitu darah dan bulu Collocalia fuciphaga. Ekstraksi metode PCE menggunakan tiga jenis buffer yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi DNA menggunakan metode PCE lebih efisien dibandingkan kit ekstraksi. Buffer ekstraksi Bello lebih efisien untuk ekstraksi DNA sampel bulu, sedangkan buffer ekstraksi Khosravinia lebih efisien untuk ekstraksi DNA sampel darah. Penelitian ini juga menunjukkan bulu sayap merupakan sumber genetik yang paling baik untuk ekstraksi DNA.   Kata kunci: ekstraksi DNA, phenol-chloroform, Collocalia fuciphaga
Spesies Diversity and Abundance of Gastropods and Bivalves in Teluk Mekaki Beach Intertidal Zone, Sekotong, West Lombok Felicia Zahida,Ign. Pramana Yuda, Kevin Isaac Tunardi
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 3, No 3 (2018): October 2018
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.643 KB) | DOI: 10.24002/biota.v3i3.1958

Abstract

Indonesia dikenal sebagai pusat segitiga karang dunia atau jantung dari "The Coral Triangle" yang merupakan kawasan perairan yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi dengan lebih dari 70 genera, 500 spesies karang, dan 18% terumbu karang dunia berada di perairan Indonesia. Moluska, khususnya gastropoda dan bivalvia memiliki peranan penting bagi ekosistemnya dan kehadiran mereka mampu menandakan suatu ekosistem laut yang sehat. Lombok merupakan pulau yang berada di daerah Wallacea yang merupakan daerah peralihan zona oriental dan australis dan dianggap mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat tingkat keanekaragaman dan kemelimpahan gastropoda dan bivalvia di Pantai yang masih sedikit aktivitas pariwisatanya ini. Tingkat keanekaragaman pada Pantai Teluk Mekaki Lombok Barat dilakukan untuk melihat tingkat keanekaragaman gastropoda dan bivalvia di Pantai virgin yang belum banyak terekspos ke publik atau dunia luar. Hasil yang didapatkan dari penelitian dengan metode transek pada Bulan Februari-April berupa indeks keanekaragaman dengan rata-rata sebesar 2,16  0,27 yang terdiri dari 30 spesies dari 12 famili gastropoda. Sedangkan tidak ditemukan spesies bivalvia satupun dengan metode transek. Tingkat kemelimpahan tertinggi didapatkan pada spesies Miliariconus coronatus dengan DA 0.67 individu/50m2 , DR 26,25%, FA 0,36 dan FR 24 %.
High Prevalence Level of Avian Malaria in the Wild Population of the Java Sparrow Yuda, Pramana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 3 (2009): October 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.109 KB) | DOI: 10.24002/biota.v14i3.2583

Abstract

Java sparrow (Padda oryzativa) is anendemic bird to Java and Bali. It used to be avery common bird, but due to over exploitationthe bird has declined and been classified asVulnerable (BirdLife International, 2001). InIndonesia bird-keeping is a popular pastime,with deep cultural roots (Jepson and Ladle,2005). It is widely assumed that the hobbynegatively affects wild populations of commonas well as threatened birds (Jepson and Ladle,2005; Nash, 1994), such as Java sparrow.
Analisis Insektisida Organoklorin Pada Bulu Walet Sarang Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg) Laudensius, Oktaf; Yuda, Pramana; Atmodjo, Kianto
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 2 (2003): June 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.495 KB) | DOI: 10.24002/biota.v8i2.2889

Abstract

The objectives of this study are to find out the kind and quantitative  of organochlorine insecticide  in  swallow (Collocalia fuciphaga Thunderberg) feathers.  The samples were plumae of wing and tail feathers from the birds were catched in Siluk, Gunungkidul and  Sedayu, Bantul on August and September 2002 The organochlorine insecticide compound were analysed by  gas chromatography-electronic catcher detector. The analysis result found out  the organochlorine insecticide in swallow feathers, were heptachlor (0-5855 ppm) and pp-DDD (0-0929 ppm).
Menggugat Bias Temperate dalam Ekologi Perilaku Burung (Kajian Buku) Yuda, Ign. Pramana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 12, No 3 (2007): October 2007
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.764 KB) | DOI: 10.24002/biota.v12i3.2808

Abstract

Daerah tropis memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi, misalnya saja lebih kurang 80% jenis burung petengger (passerine bird) hidup dan berbiak di daerah tropis. Namun barangkali belum banyak yang mengetahui bahwa beberapa teori dalam biologi dan ekologi burung lebih banyak didasarkan pada pengamatan empirik dan pemodelan yang menggunakan jenis burung dari daerah beriklim sedang (temperate). Hal ini tidak terlepas dari persebaran ahli yang sebagian besar terkonsentrasi dan melakukan penelitian di daerah tersebut baik Eropa maupun Amerika Utara. Celakanya, pola perilaku burung, misalnya, yang ditemukan di daerah tersebut selama ini telah dianggap sebagai norma perilaku umum untuk semua jenis burung. Apakah jenis-jenis burung di daerah tropis mengikuti norma perilaku umum tersebut?