Felicia Zahida
Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Kajian Struktur Anatomi dan Morfologi Perkembangan Cypraea moneta L. dari Pantai Krakal Yogyakarta Komaraningrum, Teja; Zahida, Felicia; Issoegianti R., S. M.
Biota Biota Volume 18 Nomor 1 Tahun 2013
Publisher : PBI Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.819 KB)

Abstract

Tujuan penelitian mengenai struktur morfologi dan anatomi perkembangan Cypraea moneta adalah mempelajari perkembangan morfologi dan anatomi C. moneta jantan dan betina. Spesimen diukur panjang cangkang dan berat, kemudian dikelompokkan menurut panjang cangkang. Cangkang spesimen dicerna dengan menggunakan HCl 5%, kemudian dibedah dengan menggunakan micro dissection kit di bawah mikroskop stereo yang telah terhubung dengan monitor PC dan kamera digital. Organ yang diamati meliputi mantel dan papila, tentakel, mata, kakiperut, dan organ reproduksi. Hasilnya memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan antara warna mantel, tipe papila, kakiperut, mata, tentakel jantan dan tentakel betina. Perkembangan morfologi ditandai dengan pertambahan ukuran cangkang, berat, jumlah geligi pada cangkang, dan bentuk cangkang. Jantan berkembang testis dan kelenjar testis, betina dengan ovarium dan lubang genital. Warna testis dan ovarium berubah sesuai dengan perkembangan kematangannya. Kata kunci: Cypraea moneta, Pantai Krakal, perkembangan morfologi dan anatomi
Kelimpahan dan Pola Penyebaran Bulu Babi (Echinoidea) di Terumbu Karang Pantai Pasir Putih, Situbondo, Indonesia Somma, Andi; Zahida, Felicia; Yuda, Pramana
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 2, No 3 (2017): October 2017
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.689 KB) | DOI: 10.24002/biota.v3i2.1887

Abstract

Penelitian tentang kelimpahan ikan, moluska dan bentos pada daerah terumbu karang sudah banyak dilakukan, penelitian tentang kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi di Pantai Pasir Putih, Situbondo sebagai daerah wisata belum dilakukan. Ramainya wisatawan yang datang mampu mengganggu daya dukung lingkungan terhadap organisme laut seperti bulu babi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi di ekosistem terumbu karang perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo. Penelitian ini dilakukan pada tiga stasiun yang mewakili daerah Pantai Pasir Putih, Situbondo yaitu: Watu Lawang sebagai stasiun 1, Karang Mayit – Teluk Pelita sebagai stasiun 2 dan Watu Pon – Pon sebagai stasiun 3. Pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat. Setiap stasiun memiliki lima transek dengan panjang dan jarak antar transek 100 m. Bidang observasi sepanjang transek menggunakan petak ukur dengan luas 1 m2. Selanjutnya kelimpahan dan pola penyebaran bulu babi dihitung. Bulu babi yang diperoleh dari penelitian ini adalah Diadema setosum, Echinothrix calamaris duri putih dan Echinothrix calamaris duri coklat belang. Bulu babi D. setosum merupakan spesies yang dominan di ketiga stasiun dengan kelimpahan relatif, berturut turut adalah 60,976%, 69,136% dan 45,333%. Pola penyebaran bulu babi D. setosum seragam, sedangkan E. calamaris duri putih dan E. calamaris duri coklat belang mengelompok.
Pemanfaatan Ekstrak Daun Tembelekan Dan Daun Pepaya Sebagai Pengendali Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L. ) Lolodatu, Yunita; Jati, Wibowo Nugroho; Zahida, Felicia
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 2 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.673 KB) | DOI: 10.24002/biota.v4i2.2473

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu hama pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.). Daun tembelekan (Lantana camara L.) dan Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki kemampuan sebagai pestisida nabati. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun tembelekan, esktrak daun pepaya dan kombinasi kedua daun terhadap mortalitas ulat grayak pada tanaman cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi dari ekstrak daun tembelekan, ekstrak daun pepaya dan kombinasi kedua tanaman.Pelaksanaan Rangcangan percobaan  yang dilakukan ialah Rangcangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan diantaranya 3 kombinasi. Perlakuan yang dilakukan ialah Kontrol, tembelekan, pepaya, kombinasi daun tembelekan (25) : daun pepaya (75), kombinasi daun tembelekan (50) : daun pepaya (50) dan kombinasi daun tembelekan (75) : daun pepaya (25). Analisa data dievaluasi secara statistik dengan program SPSS 23 dan analisa data ANOVA. Perlakuan terbaik dalam membunuh  ulat grayak  ialah kombinasi daun tembelekan (25) : daun pepaya (75) dengan persentasi mortalitas ialah 96,7%.
Kajian Struktur Anatomi dan Morfologi Perkembangan Cypraea moneta L. dari Pantai Krakal Yogyakarta Komaraningrum, Teja; Zahida, Felicia; Issoegianti R., S. M.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 18, No 1 (2013): February 2013
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.819 KB) | DOI: 10.24002/biota.v18i1.264

Abstract

Tujuan penelitian mengenai struktur morfologi dan anatomi perkembangan Cypraea moneta adalah mempelajari perkembangan morfologi dan anatomi C. moneta jantan dan betina. Spesimen diukur panjang cangkang dan berat, kemudian dikelompokkan menurut panjang cangkang. Cangkang spesimen dicerna dengan menggunakan HCl 5%, kemudian dibedah dengan menggunakan micro dissection kit di bawah mikroskop stereo yang telah terhubung dengan monitor PC dan kamera digital. Organ yang diamati meliputi mantel dan papila, tentakel, mata, kakiperut, dan organ reproduksi. Hasilnya memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan antara warna mantel, tipe papila, kakiperut, mata, tentakel jantan dan tentakel betina. Perkembangan morfologi ditandai dengan pertambahan ukuran cangkang, berat, jumlah geligi pada cangkang, dan bentuk cangkang. Jantan berkembang testis dan kelenjar testis, betina dengan ovarium dan lubang genital. Warna testis dan ovarium berubah sesuai dengan perkembangan kematangannya. Kata kunci: Cypraea moneta, Pantai Krakal, perkembangan morfologi dan anatomi
Penggunaan Operkulum dalam Penentuan Umur pada Rhinoclavis sinensis Gmelin 1791 (Gastropoda: Cerithiidae) Zahida, Felicia; Subagja, Jusup
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 15, No 3 (2010): October 2010
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.641 KB) | DOI: 10.24002/biota.v15i3.2601

Abstract

Age determination of the sample specimen is very important for population dynamic research of R. sinensis (Gastropoda : Cerithiidae). Operculum is a “hard” part stick on the dorsal portion of the foot of gastropods. Operculum appeared on the day of the snails are born and have their own specific shape, size, and materials composition. The aim of this research was to describe the use of operculum in age determination of R. sinensis. The method used in this research was: the operculums were soaked into saturated sodium hydroxide, washed and mounted them in Canada balsam, and observed using binocular microscope. Regression analysis was used to find the relationship between length of operculum to length of shell, and number of adventicious layers of operculum to length of shell. The research resulted that the length of operculum was comparable with the shell length, with the regression line of Y=0.113X +1.898 (R2=0.857). The growth of adventitious’ layers of the operculum coincided with the growth of the shell that in the second year, the growth of adventitious layers was two layers a year. At the age of three and four, the growth was one layer a year. During the fifth, sixth and seventh years, the growth was only a layer within three years. The regression line was Y=0.168X (R2=0.872).
Kajian Awal Pemanenan Siput Laut (Gastropoda) di Pantai Krakal, Yogyakarta: II. Aktivitas Pemanen Zahida, Felicia; Sinulingga, Mastok B.; Jati, Wibowo N.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 10, No 1 (2005): February 2005
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.919 KB) | DOI: 10.24002/biota.v10i1.2795

Abstract

A preliminary study on marine snails harvest (Gastropods) has been done in Krakal beach, Yogyakarta, during October to December 2003. Krakal beach has become an under-pressure habitat since tourism industry occurred all over Indonesia. Marine snails have been harvested for over two decade in this area but there is no study regarding this activity yet. This study aims to elucidate the harvester’s knowledge about simple conservation and activities such as the way of harvesting, the intensity of harvesting and the income generating from harvesting gastropods.
Kajian Awal Pemanenan Siput Laut (Gastropoda) di Pantai Krakal, Yogyakarta: I. Volume Pemanenan Zahida, Felicia; Sinulingga, Mastok B.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 9, No 3 (2004): October 2004
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.292 KB) | DOI: 10.24002/biota.v9i3.2910

Abstract

A preliminary study on marine snails harvest (Gastropods) has been done in Krakal beach, Yogyakarta, during October to December 2003. Krakal beach has become an underpressure habitat since tourism industry occurred all over Indonesia. Marine snails have been harvested for over two decade but there is no study regarding the effect of this activity. This study aims to elucidate the number of species harvested, the number of each species collected, juvenil and adult, the dominant species, and hypothesize the exploitation status. Fourty species were found, 32 of these population harvested were dominated by the young. Harvest volume was about 3146 per month. These results indicate an overexploitation status.
Produktivitas Primer Rawa Jombor, Klaten, Jawa Tengah Anggraeni, Belinda Dian; Jati, Wibowo Nugroho; Zahida, Felicia
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 2 (2003): June 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.344 KB) | DOI: 10.24002/biota.v8i2.2886

Abstract

Primary productivity of Jombor Swamp, Klaten has been assessed in order  to understand its water quality. The method used was using light-dark bottles incubated for 4 hours. Samples were taken between 6-10, 10-14 and 14-18 hour, under the depth  0.2, 1.5, and 3 m. The results showed  that productivity in April – 2.4 to 2.17 ppm, May –0.6 to 2 ppm, and June –2.1 to 3.4 ppm. The regression correlation of the productivity to phytoplankton`s density is y = -0.03 + 0.01 x and r = 0.76, productivity to light intensity is y = -5.04 + 0.01 x and r = 0.63, productivity to water depth is y = 0.56 + 0.12x and r = 0.31,  productivity to turbidity is y = 1,78 + 0.33x and r = 0.35, productivity to water temperature is y = 1.91 – 0.08x and r = 0.32, productivity to pH is y = 1.39 – 0.71x and r = 0.20,  and productivity to CO2 content is y = 1.77 – 0.11 and r = 0.29. Based on the overall findings, the water quality condition was classified as eutrophic.
Abundance of Giant Clam in Coral Reef Ecosystem at Pari Island: a Population Comparison of 2003's to 1984's Data Eliata, Alfiani; Zahida, Felicia; Jati, Wibowo Nugroho; Panggabean, Lily M.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2003): October 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.005 KB) | DOI: 10.24002/biota.v8i3.2859

Abstract

A survey on abundance of Giant Clam in coral reef ecosystem at PariIslandhas not been done long after the first survey on 1984. The survey itself is very important because Indonesian government has been release SK Menteri Kehutanan No. 12/Kpts-II/1987 and PP No. 7. th.1999 that states the giant clam is protected species. Indonesia has seven species of giant clam out of nine species presence in the world, i.e. Tridacna gigas, T.crocea, T. maxima, T. derasa, T. squamosa, Hippopus hippopus, and H. porcellanus (Rohmimohtarto dkk, 1987, Knop, 1996)
Cladistic Analysis of Genus Amphidromus (Gastropods: Camaenidae) from Java, Indonesia: A Preliminary Study Zahida, Felicia
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 1 (2003): February 2003
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.021 KB) | DOI: 10.24002/biota.v8i1.2826

Abstract

Karakter morfologi 8 spesies yang merupakan koleksi dari Museum Zoologi Bogor (satu spesies merupakan record koleksi baru berasal dari Taman Nasional Gunung Harimun) genus Amphidromus telah dianalisa Cladistik. Koleksi Museum ini Amphidromus banksi, A. furcillatus, A. filozonatus, A. heerianus, A. inversus, A. javanicus, dan A. palaceus dimana koleksi terbarunya adalah A. alticola.