Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal of Nursing Science Update

PERBEDAAN KEBERHASILAN TERAPI FIBRINOLITIK PADA PENDERITA ST-ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION (STEMI) DENGAN DIABETES DAN TIDAK DIABETES BERDASARKAN PENURUNAN ST-ELEVASI Ni Made Dewi Wahyunadi; Djanggan Sargowo; Tony Suharsono
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1527.591 KB)

Abstract

ST-elevation myocardial infarction (STEMI) adalah kondisi yang terjadi akibat rupturnya plak aterosklerosis yang menyebabkan oklusi total pada arteri koroner. Salah satu tindakan reperfusi yang dapat dilakukan pada pasien STEMI adalah pmberian fibrinolitik yang sebaiknya diberikan dalam waktu <12 jam setelah munculnya nyeri dada. Keberhasilan terapi fibrinolitik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya adalah pasien menderita diabetes atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah membedakan keberhasilan terapi fibrinolitik pada penderita STEMI dengan diabetes dan tidak diabetes berdasarkan penurunan ST-elevasi. Metode dalam penelitian ini analitik observasional dengan pendekatan cross sectional prospective. Jumlah sampel 34 responden diambil dengan pendekatan consecutive sampling. Pengukuran dilakukan dengan cara observasi langsung ke pasien dan mengobservasi catatan rekam medis pasien STEMI dengan diabetes dan tidak diabetes diemergensi jantung PJT RSUP Sanglah Denpasar, ICCU RSUD Badung dan ICU BRSU Tabanan. Uji analisis yang digunakan untuk membedakan keberhasilan terapi fibrinolitik pada penderita STEMI dengan diabetes dan tidak diabetes adalah uji Fisher. Hasil analisis uji Fisher menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keberhasilan terapi fibrinolitik yang signifikan pada pasien diabetes dan tidak diabetes (p<0.000), dimana keberhasilan terapi fibrinolitik pada pasien diabetes (10%) lebih sedikit dibandingkan pada pasien yang tidak diabetes (79%). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keberhasilan terapi fibrinolitik yang signifikan pada pasien diabetes dan tidak diabetes, dimana dalam penelitian ini keberhasilan terapi fibrinolitik ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh waktu pemberian fibrinolitik dan faktor resiko STEMI lain yang dialami oleh pasien seperti hipertensi, obesitas, hiperlipidemia dan merokok.Kata kunci: STEMI, terapi fibrinolitik, diabetes dan tidak diabetes, penurunan ST-elevasi