Claim Missing Document
Check
Articles

INKONTINENSIA DI INDONESIA: MENGGALI FENOMENA GUNUNG ES Suyasa, I Gede Putu Darma
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai penelitian telah dilakukan di berbagai belahan dunia untuk mengidentifikasi angka kejadian inkontinensia. The International Continence Society (ICS) melaporkan angka kejadian inkontinensia urin sebesar 5% - 69% dan 1.5% - 50% untuk inkontinensia fekal. Besarnya rentang angka kejadian yang dilaporkan tergantung dari definisi operasional dan partisipan dari masing-masing penelitian (Milsom et al., 2013). Di Indonesia khsususnya pada populasi lansia, angka kejadian inkontinensia urin adalah 4.3%, dan 2.7% - 22.4% untuk inkontinensia fekal (Suyasa et al., 2015). Terdapat argumentasi bahwa angka kejadian sebenarnya dari inkontinensia tersebut sulit diperkirakan, dan angka-angka yang dilaporkan merupakan ujung dari fenomena gunung es. Ada beberapa asumsi yang mendasari argumen tersebut. Pertama, inkontinensia merupakan masalah yang tabu dan sensitif untuk didiskusikan oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang mengalami memilih diam dan tidak menceritakan masalah tesebut kepada siapa pun termasuk kepada petugas kesehatan (Norton, 2004). Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenal masalah inkontinensia sehingga berakibat pada lambatnya penanganan (Taylor et al., 2013). Ketiga, pengetahuan tenaga kesehatan tentang inkontinensia masih terbatas sehingga kemampuan untuk mengenali masalah klien juga terbatas (Köhler, 2013). Keempat, praktik atau pelayanan kesehatan yang berfokus pada inkontinensia masih terbatas, khususnya di daerah pedesaan. Berdasarkan masalah tersebut di atas, solusi yang ditawarkan adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang identifikasi masalah inkontinensia dan cara perawatan yang benar (Suyasa, 2013); 2) Tenaga kesehatan lebih aktif melakukan deteksi (screening) khususnya pada populasi dengan faktor risiko tinggi seperti pada lansia dan wanita post partum (Suyasa, 2015); dan 3) Peningkatan praktik/pelayanan inkontinensia kepada masyarakat sehingga dapat mencari pertolongan segera untuk menangani masalahnya.
The Educational Value of Hinduism on the Gumi Suda Ceremony at the Birth of the Twin Babies with Different Genders (Case Study at Pakraman Village of Ketewel, Sukawati District, Gianyar Regency) Bhandesa, Asthadi Mahendra; Darma Suyasa, I Gede Putu; Kesari Darmapatni, Ni Wayan
Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (56.577 KB) | DOI: 10.25078/ijhsrs.v1i2.313

Abstract

This study aimed to identify the educational values of Hinduism on the Gumi Suda ceremony at the Birth of the twin babies with different genders in Pakraman Village of Ketewel, Sukawati District, Gianyar Regency.  The data were collected by using interviews technique and literatures review. Furthermore, the data were analyzed through data reduction process or chosen according to the purpose of the research. The data analysis process was done continuously during the research from the beginning until the end of the research through the systematic tracking and arranging process of the transcripts of interviews, field notes and other materials. The Findings indicated that some of the educational values of Hinduism on the Gumi Suda ceremony at the birth of the twin babies with different genders in Pakraman Village of Ketewel, Sukawati District, Gianyar Regency are tattwa, ethics, ceremonial, health education and social educational values.
INKONTINENSIA DI INDONESIA: MENGGALI FENOMENA GUNUNG ES Suyasa, I Gede Putu Darma
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 2 Juni 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.13

Abstract

Berbagai penelitian telah dilakukan di berbagai belahan dunia untuk mengidentifikasi angka kejadian inkontinensia. The International Continence Society (ICS) melaporkan angka kejadian inkontinensia urin sebesar 5% - 69% dan 1.5% - 50% untuk inkontinensia fekal. Besarnya rentang angka kejadian yang dilaporkan tergantung dari definisi operasional dan partisipan dari masing-masing penelitian (Milsom et al., 2013). Di Indonesia khsususnya pada populasi lansia, angka kejadian inkontinensia urin adalah 4.3%, dan 2.7% - 22.4% untuk inkontinensia fekal (Suyasa et al., 2015). Terdapat argumentasi bahwa angka kejadian sebenarnya dari inkontinensia tersebut sulit diperkirakan, dan angka-angka yang dilaporkan merupakan ujung dari fenomena gunung es. Ada beberapa asumsi yang mendasari argumen tersebut. Pertama, inkontinensia merupakan masalah yang tabu dan sensitif untuk didiskusikan oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang mengalami memilih diam dan tidak menceritakan masalah tesebut kepada siapa pun termasuk kepada petugas kesehatan (Norton, 2004). Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenal masalah inkontinensia sehingga berakibat pada lambatnya penanganan (Taylor et al., 2013). Ketiga, pengetahuan tenaga kesehatan tentang inkontinensia masih terbatas sehingga kemampuan untuk mengenali masalah klien juga terbatas (Köhler, 2013). Keempat, praktik atau pelayanan kesehatan yang berfokus pada inkontinensia masih terbatas, khususnya di daerah pedesaan. Berdasarkan masalah tersebut di atas, solusi yang ditawarkan adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang identifikasi masalah inkontinensia dan cara perawatan yang benar (Suyasa, 2013); 2) Tenaga kesehatan lebih aktif melakukan deteksi (screening) khususnya pada populasi dengan faktor risiko tinggi seperti pada lansia dan wanita post partum (Suyasa, 2015); dan 3) Peningkatan praktik/pelayanan inkontinensia kepada masyarakat sehingga dapat mencari pertolongan segera untuk menangani masalahnya.
Pengaruh Coaching Keperawatan Terhadap Kepatuhan Perawat Melakukan Cuci Tangan Sesuai Prinsip 5 Momen 6 Langkah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Klungkung yanti dewi, ketut hendra; Suyasa, I Gede Putu Darma; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.971 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v1i1.43

Abstract

Background: Five Moments for Hand Hygiene is an important moment to wash hands 5 on health care providers to optimize hand hygiene by washing hands. Coaching methods can be used to improve the quality of nursing resources that will ultimately improve the quality of nursing care provided to patients through obedience perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps. The result of the application of the five moment in the inpatient unit District General Hospital Klungkung still below the average of the minimum service standards (SPM) is as much as> 80%. While the percentage of data compliance officer in performing hand hygiene is the nurse as much as 63.3%.Objective: the purpose of this study was to determine the effect of nursing coaching to compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital KlungkungMethods: This study uses an experimental approach to design pre One group pre test-posttest design. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with consecutive sampling technique. Number samples are 63 respondents, gathering data using questionnaires.Results demonstrate compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps before nursing coaching mostly 31 people (49.2%) in the category enough. Compliance nurses do wash their hands according to the principles 5 6 moments after the steps carried out the majority of nursing coaching 58 people (92.1%) in both categories Statistical test results obtained Wilcoxon signed rank test P = 0.000 <α 0.05 indicates no influence on the nursing coaching compliance nurses perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital Klungkung.Conclusion: No effect on adherence nurse nursing coaching perform appropriate hand washing moments principles 5 6 steps in the inpatient unit District General Hospital Klungkung. Keywords: Coaching Nursing, Compliance, Hand Wash
KARAKTERISTIK MASALAH PASIEN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH, DENPASAR Agustini, Inca Buntari; Darma Suyasa, Putu; Widia, Ketut
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.265 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v2i1.103

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Rumah sakit dimana Poliklinik Penyakit Dalam sebagai salah satu fasilitas perawatan kesehatan individu menjadi bagian dari sumber daya kesehatan perlu untuk mendukung pelaksanaan upaya kesehatan. Data statistik di Rumah Sakit Sanglah menunjukkan bahwa ada peningkatan kunjungan pasien ke Poliklinik Penyakit Dalam dari tahun ke tahun, namun tidak ada catatan khusus dan belum ada upaya sistematis dalam menganalisanya. Selain itu, penerapan asuhan keperawatan juga perlu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kunjungan pasien ke Poliklinik Penyakit Dalam dan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Denpasar.Metode: Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah. Penelitian ini adalah penelitian retrospektif menggunakan chart review untuk pengumpulan data. Penelitian ini melibatkan 306 sampel berdasarkan teknik sampling acak sistematik. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51 responden (13,4%) mengunjungi rumah sakit dengan keluhan nyeri, 46 responden (12,1%) mengeluhkan kelemahan, 17 responden (4,5%) mengeluhkan pusing, 96 responden (26,5%) memiliki diagnosis keperawatan pada terapi regimen yang tidak efektif. , dan 103 responden didiagnosis secara medis (93,7%) dengan Penyakit Ginjal Kronis.Kesimpulan: Informasi ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk pengembangan kualitas layanan nantinya. Tenaga kesehatan diharapkan mengelola masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh pasien.Kata kunci: penyakit dalam, poliklinik penyakit dalam, asuhan keperawatan ABSTRACTIntroduction: The hospital where medical out-patient department as one of the individual health care facilities become a part of the health resources need to support the implementation of health efforts.The statistic data in Sanglah Hospital showed that there was improvement of patient visits to the medical out-patient department from year to year, however there was no specific record and there has been no systematic effort in analyzing it. In addition, the description of nursing care implementation also needed to be evaluated. This study aimed to determine the description of patient visits to the medical out-patient department and the evaluation of nursing care implementation on medical out-patient department in Sanglah Hospital Denpasar.Methods: This research was conducted in medical out-patient department of Sanglah Hospital. This study was retrospective study using chart review for data collection. The study involved 306 samples based on sistematic random sampling technique.  Results: Results showed that there were 51 respondents (13.4%) visited hospital with pain, 46 respondents (12.1%) complained of weakness, 17 respondents (4.5%) complained dizziness, 96 respondents (26.5%) had nursing diagnosis of ineffective regimen therapeutic, and 103 respondents were medically diagnosed (93.7%) with Chronic Kidney Disease.Conclusion: This information can be used as the basic data for the development of service quality later. Health personnel are expected to manage health problems experienced by patients.    Keywords: internal disease, out-patient department, nursing care
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet Terhadap Pengetahuan Orang Tua tentang Otitis Media Supuratif Kronik di Poliklinik THT RSUD Kabupaten Klungkung suarningsih, komang; Suyasa, I Gede Putu Darma; Rismawan, Made
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.937 KB) | DOI: 10.37294/jrkn.v1i1.31

Abstract

Background: Chronic Suppurative Otitis Media is one of the health problems that can lead to ear hearing loss to be deaf, even life-threatening. Extension of Omsk can influence the understanding or the person's cognitive abilities, curiosity and want to learn about how to prevent complications Omsk. Problems are often encountered in is ignorance of parents on the prevention of complications and recurrence of OMSK Clinic Hospital in KlungkungObjective: the purpose of this study was to determine the effect of health education using the media leaflet to the knowledge of parents about Omsk Methods: This study uses an experimental approach to design pre One group pre test-posttest design. The sampling technique used is Non-Probability Sampling with saturated sampling technique. The population in this study were all parents who drove their children suffering from Omsk. Total sample of 60 respondents, gathering data using questionnaires.Results: parental knowledge about Omsk before being given health education most of which 37 (61.7%) less, parental knowledge about Omsk after being given health education most of which 35 (58.3%) good, Wilcoxon statistical test results signed rank test obtained P = 0.001 <? 0,05 showed no effect of health education using the media leaflet to the knowledge of parents about OMSKConclusion: prior knowledge of health education mostly less, after health education was mostly good analysis showed no effect of health education using leaflets media against parental knowledge about OMSK. Suggestion : Keywords: Health Education, Leaflet, Knowledge, Omsk
NURSES’ PERCEPTION ABOUT RESPONSIBILITY OF CARE IN DECUBITUS ULCER MANAGEMENT SUYASA, I GEDE PUTU DARMA
Nurse Media Journal of Nursing Vol 1, No 2 (2007): MEDIA NERS
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.804 KB) | DOI: 10.14710/nmjn.v1i2.685

Abstract

This study was conducted in order to increase the understanding of issues around decubitus ulcer care in the Indonesian context. The study identified Indonesian nurses’ perception regarding responsibility of care in the area of decubitus ulcer management. The choice of a qualitative research approach to elucidate the research questions provides the most appropriate way to fully appreciate and understand the uniqueness of the participants’ view. In this study, eight nurses were interviewed using semi-structured interviews. Two themes arose from the study include nurses’ responsibility and family involvement. In maintaining the quality of care in the decubitus ulcer area, the participants in this study emphasised the significance of the caring responsibility of both nurses and family. Appropriate education and adequate training for the family are essential in ensuring quality care when involving the family in giving any direct care to hospitalised patients.
INKONTINENSIA DI INDONESIA: MENGGALI FENOMENA GUNUNG ES Suyasa, I Gede Putu Darma
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 2 Juni 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.13

Abstract

Berbagai penelitian telah dilakukan di berbagai belahan dunia untuk mengidentifikasi angka kejadian inkontinensia. The International Continence Society (ICS) melaporkan angka kejadian inkontinensia urin sebesar 5% - 69% dan 1.5% - 50% untuk inkontinensia fekal. Besarnya rentang angka kejadian yang dilaporkan tergantung dari definisi operasional dan partisipan dari masing-masing penelitian (Milsom et al., 2013). Di Indonesia khsususnya pada populasi lansia, angka kejadian inkontinensia urin adalah 4.3%, dan 2.7% - 22.4% untuk inkontinensia fekal (Suyasa et al., 2015). Terdapat argumentasi bahwa angka kejadian sebenarnya dari inkontinensia tersebut sulit diperkirakan, dan angka-angka yang dilaporkan merupakan ujung dari fenomena gunung es. Ada beberapa asumsi yang mendasari argumen tersebut. Pertama, inkontinensia merupakan masalah yang tabu dan sensitif untuk didiskusikan oleh masyarakat, sehingga masyarakat yang mengalami memilih diam dan tidak menceritakan masalah tesebut kepada siapa pun termasuk kepada petugas kesehatan (Norton, 2004). Kedua, rendahnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenal masalah inkontinensia sehingga berakibat pada lambatnya penanganan (Taylor et al., 2013). Ketiga, pengetahuan tenaga kesehatan tentang inkontinensia masih terbatas sehingga kemampuan untuk mengenali masalah klien juga terbatas (Köhler, 2013). Keempat, praktik atau pelayanan kesehatan yang berfokus pada inkontinensia masih terbatas, khususnya di daerah pedesaan. Berdasarkan masalah tersebut di atas, solusi yang ditawarkan adalah: 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan tenaga kesehatan tentang identifikasi masalah inkontinensia dan cara perawatan yang benar (Suyasa, 2013); 2) Tenaga kesehatan lebih aktif melakukan deteksi (screening) khususnya pada populasi dengan faktor risiko tinggi seperti pada lansia dan wanita post partum (Suyasa, 2015); dan 3) Peningkatan praktik/pelayanan inkontinensia kepada masyarakat sehingga dapat mencari pertolongan segera untuk menangani masalahnya.
SELF EFFICACY MENSTRUAL HYGIENE MANAGEMENT PADA REMAJA PUTRI Adnyanita, Anak Agung Istri Citra; Suyasa, I Gede Putu Darma; Mastryagung,, Gusti Ayu Dwina
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v5i2.337

Abstract

 ABSTRAKLatar Belakang. Remaja putri yang mengalami pubertas akan ditandai dengan adanya menstruasi. Self efficacy yang memadai akan menghasilkan perilaku yang sesuai pada manajemen kebersihan saat menstruasi.Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui tingkat self efficacy remaja putri dalam usaha manajemen kebersihan menstruasi yang dilakukan oleh remaja putri.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan adalah seluruh siswi kelas VII yang telah menstruasi yakni 155 responden.Hasil.  Penelitian ini menunjukkan dari 155 responden terdapat 88 responden (56,8%) memiliki tingkat efikasi diri dalam manajemen kebersihan saat menstruasi yang tinggi, sementara 66 responden (42,6%) memiliki tingkat efikasi yang sedang dan 1 responden (0,6%) memiliki tingkat efikasi diri yang rendah.Kesimpulan. Mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki tingkat efikasi diri yang tinggi dalam manajemen kebersihan saat menstruasinya. Diharapkan agar petugas kesehatan terus meningkatkan upaya untuk meningkatkan self efficacy remaja dalam pengaturan kebersihan diri selama menstruasi. ABSTRACTBackground. Teenage girls who experience puberty will be indicated by the presence of menstruation. Adequate self-efficacy resulted in adequate behavior in menstrual hygiene management. Purpose. This research aimed to determine the level of self-efficacy on menstrual hygiene management among teenage girls.Methods. This study used a descriptive design with a cross sectional approach. Respondents were 150 grade VII students who already had menstruation.Results. The results of this study showed that out of 155 respondents, 88 respondents (56.8%) had high self-efficacy in menstrual hygiene management; 66 respondents (42.6%) had moderate self-efficacy and 1 respondent (0.6%) had low self-efficacy. Conclusion. The results of this study reveal that the respondents have high self-efficacy in menstrual hygiene management. It is imperative that health care professionals continue to increase self-efficacy in menstrual hygiene management.
GAMBARAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DAN STATUS GIZI BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DESA BUAHAN KAJA KABUPATEN GIANYAR Anggari, Inggita; Suyasa, I Gede Putu Darma; Wulandari, S.SiT., M.Keb.,, Idah Ayu
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v5i2.338

Abstract

ABSTRAKTujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuigambaran kunjungan balita ke Posyandu dan status gizibalita pada masa pandemi Covid-19 di Desa BuahanKaja Kabupaten Gianyar. Metode. Penelitian ini penelitian deskriptif. denganpendekatan cross sectional, populasi yang digunakanadalah balita usia 0-59 bulan di Posyandu Desa BuahanKaja, jumlah sampel sebanyak 200 balita, teknikpengambilan sampel pada penelitian dengan total sampling dan pengumpulan data menggunakan lembarkerja yang terdiri dari kolom-kolom yang berupa tabelanalisis deskriptif. Hasil Penelitian. Hasil penelitian kunjungan balita saatpandemi Covid-19 lebih dari 50% setiap bulannyakecuali bulan April dan Mei 2020. Kunjungan balitayang paling banyak yaitu pada November 2020 yaitu 167 balita (90,7%) dan tidak ada kunjungan pada April dan Mei 2020. Status gizi balita saat pandemi Covid-19 sebagian besar dengan status gizi baik, pada setiapbulannya ada balita dengan status gizi buruk, gizi kurangdan gizi lebih.  Status gizi buruk yang paling banyakpada Juli, Oktober, November dan Desember 2020 sebanyak 2 orang. Status gizi kurang yang paling banyakpada Desember 2020 yaitu 11 orang dan status gizi lebihyang paling banyak pada Agustus 2020 yaitu 2 orang. Simpulan. Diharapkan bagi keluarga dari balita untukmeningkatkan kunjungan balita ke posyandu agar pertumbuhan, perkembangan dan status gizi balita dapatdipantau dengan baik.Kata Kunci : Kunjungan, Status Gizi, Balita
Co-Authors A.A. Ayu Yuliati Darmini AAA Yuliati Darmini Adnyanita, Anak Agung Istri Citra Agus Ari Pratama Anak Agung Istri Citra Adnyanita Anak Agung Istri Wulan Krisnandari Anggari, Inggita Arinjaya, I Gede Eka Asthadi Mahendra Bhandesa, Asthadi Mahendra Gst Ayu Dwina Mastryagung Gusti Ayu Dwina Mastryagung I Gusti Ayu Puja Astuti Dewi I Kadek Nuryanto I Ketut Alit Adianta I Ketut Swarjana I Komang Wirayasa I Made Rismawan I Nyoman Arya Maha Putra I Wayan Remiasa Ida Ayu Ningrat Pangruating Diyu Ida Ayu Suptika Strisanti Ida Bagus Putu Rai Suryawan Idah Ayu Wulandari IGA Rai Rahayuni IGN Made Kusuma Negara Inggita Anggari Intan Julia Anastasia Kadek Ayu Ananda Maharini Kadek Buja Harditya Kesari Darmapatni, Ni Wayan ketut hendra yanti dewi Ketut Widia Komang Asrini Widya Tri Lestari Komang Ayu Purnama Dewi Komang Rosa Tri Anggaraeni komang suarningsih Made Dian Shanti Kusuma Made Rismawan Made Rismawan Nadya Treesna Wulansari Ni Kadek Devariyani Swantari Ni Kadek Devariyani Swantari Ni Kadek Sriasih Ni Kadek Sutini Ni Kadek Sutini Ni Kadek Sutini Ni Komang Ady Tri Hapsari Ni Komang Tri Agustini Ni Komang Tri Agustini Ni Luh Putu Inca Buntari Agustini Ni Luh Putu Mira Santana Sari Ni Luh Putu Mira Santana Sari Ni Made Dewi Wahyunadi Ni Made Milapastiniari Ni Made Nurtini Ni Putu Ayu J. Sastamidhyani Ni Putu Ayu Jelantik Sastamidhyani Ni Putu Kamaryati Ni Putu Kristiani Ni Wayan Kesari Darmapatni Ni Wayan Kesari Dharmapatni Ni Wayan Manik Parwati Ni Wayan Sukma Antari Nurhayati Nurhayati Putu Adinda Saraswati Putu Awik Sirna Wardani Putu Desi Yulistina Putu Noviana Sagitarini Putu Sundari Dewi Putu Yudara Sandra Sarah K Wulandari Sarah K. Wulandari Serinadi, Desak Made Sri Ariani Sri Dewi Megayanti suarningsih, komang Sukma Wisnu Yoga Suyasa, Agus Baratha widia, ketut yanti dewi, ketut hendra