Agus Ainul Yaqin
Universitas Islam Jember, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Budaya Ta’dzim dalam Perspektif Komunikasi Nonverbal Agus Ainul Yaqin; Ahmad Fauzi; Ferdian Ardani Putra; Risalatul Qomariyah
JURNAL PARADIGMA MADANI Vol. 9 No. 1 (2022): JUNI
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.047 KB) | DOI: 10.56013/jpm.v9i1.1492

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Ponpes Mitahul Ulum Suren Wilayah Al-Munawwaroh, yang dilatar belakangi oleh bentuk komunikasi nonverbal dalam tradisi ta’dzim yang dilakulan oleh santri baru kepada pengasuh, sehingga pengasuh dapat memberikan sebuah persepsi terhadap apa yang dilakukan oleh santri. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi komunikasi nonverbal pengasuh Ponpes Miftahul Ulum dalam tradisi ta’dzim para santri?. dengan tujuan untuk mengetahui 1). untuk mengetahui persepsi komunikasi nonverbal pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Suren dalam tradisi ta’dzim para santri. 2). apa saja bentuk-bentuk komunikasi nonverbal santri dalam tradisi ta’dzim kepada pengasuh Ponpes Miftahul Ulum Suren. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa; 1). Persepsi pengasuh terhadap bentuk komunikasi nonverbal yang ditunjukkan oleh santri cukup baik, karena santri mampu menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya, 2). Bentuk komunikasi nonverbal dalam tradisi ta’dzim beragam diantaranya, jalan setengah membungkuk ketika di panggil oleh pengasuh, mencium tangan saat bersalaman dengan ibu nyai ataupun asatidzah, dan mencium tangan putra/putri pengasuh yang masih kecil, memberhentikan langkah santri lain, dan santri yang duduk lansung berdiri ketika melihat pengasuh melintas, membalikkan sandal pengasuh, serta memberikan kode atau isyarat agar santri tidak ramai saat kajian berlangsung.