Putu Suwardike
Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ADAPTASI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP PENINGKATAN KELEBIHAN AIR SEBAGAI DAMPAK PEMANASAN GLOBAL Putu Santhiawan; Putu Suwardike
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.805 KB)

Abstract

Perubahan iklim (climate change) sebagai dampak pemanasan global menimbulkan ketidakpastian (anomali) iklim berupa kekeringan yang berlebihan (El-Nino) dan hujan yang berlebihan (La Nina) yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman padi. Dalam kondisi normal. produksi padi di Indonesia akan mengalami penurunan hingga 65 juta ton pada tahun 2050. Namun akibat perubahan iklim, penurunan produksi padi dapat lebih derastis hingga mencapai 90 juta ton atau turun hingga 38 persen. Tanaman padi membutuhkan sekitar 2.500 liter air untuk menghasilkan 1 kg butir gabah (rough rice). Air ini dipenuhi dari air hujan dan/atau air irigasi. La Nina dapat mengganggu pertumbuhan dan hasil tanaman padi karena tanaman mengalami kerusakanakibat terbatasnya pertukaran udara, baik berupa karbondioksida (CO2) maupun oksigen (O2) yang menghambat proses fotosintesis dan respirasi tanaman. Tingkat gangguan pertumbuhan dan hasil tanaman padi akibat kelebihan air tergantung pada tingkat toleransi varietas, tingkat genangan dan lama waktu terjadinya genangan. Secara fisiologis adaptasi tanaman padi sawah terhadap kelebihan air tergolong kompleks. Tanaman yang menghasilkan PDC dan ADH lebih banyak lebih toleran terhadap genangan. Secara molekuler, tanaman yang mengandung gen Sub1 lebih tahan terhadap kelebihan air.DOI:10.37637/ab.v2i2.397
PENGARUH KONSENTRASI GIBERELIN DAN JUMLAH BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MELON (Cucumis melo Linn.) Jhon Hardy Purba; Putu Suwardike; I Gede Suwarjata
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.444 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.404

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasei giberelin dan jumlah buah terhadap pertumbuhan dan hasil melon dilaksanakan bulan Juli-September 2017 di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng dengan ketinggian 25 meter dari atas permukaan laut. Penelitian lapang ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas dua faktor yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah konsentrasi Giberelin (GA3) (G) dengan 4 taraf yaitu konsentrasi giberelin 0,00 g.l-1 air (G0), konsentrasi giberelin 0,03 g.l-1 air (G1), konsentrasi giberelin 0,06 g.l-1 air (G2), konsentrasi giberelin 0,09 g.l-1 air (G3). Faktor kedua adalah perlakuan jumlah buah (B) dengan tiga taraf yaitu pemeliharaan satu buah pada satu batang pokok per tanaman (B1), pemeliharaan dua buah pada satu batang pokok per tanaman (B2), dan pemeliharaan dua buah pada dua batang pokok per tanaman (B3). Pemberian giberelin berpengaruh tidak nyata terhadap hasil melon. Perlakuan jumlah buah berpengaruh nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman. Perlakuan jumlah buah berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Perlakuan kombinasi pemberian giberelin dengan jumlah buah berpengaruh sangat nyata terhadap berat kering oven buah per tanaman.
QUO VADIS PANGAN PRODUK REKAYASA GENETIK DI INDONESIA? Putu Suwardike
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.677 KB) | DOI: 10.37637/ab.v2i1.409

Abstract

Secara obyektif, Indonesia dihadapkan pada tantangan penyediaan pangan berkualitas yang mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat di tengah-tengah semakin menyusutnya lahan pertanian produktif, merosotnya daya dukung lahan, keterbatasan air irigasi, dan kondisi iklim tidak menentu. Kebutuhan pangan dikhawatirkan tidak mampu dipenuhi dengan hanya mengandalkan sistem produksi konvensional. Kemajuan dibidang bioteknologi telah memberikan ruang bagi pemulia tanaman melakukan transfer gen dari makhluk hidup berkerabat jauh, seperti dari bakteri ke tanaman. Pada tataran produksi, penerapan bioteknologi mampu menghasilkan tanaman jenis-jenis baru yang lebih unggul, seperti hasil lebih tinggi, lebih efisien menggunakan nutrisi, tahan terhadap cekaman lingkungan tertentu, memiliki kandungan protein lebih tinggi, dan lebih tahan simpan. Namun pada tataran pemanfaatan produk masih menimbulkan pro dan kontra. Pengembangan tanaman transgenik merupakan alternatif solusi terhadap kekhawatiran kerawanan pangan di masa mendatang. Pengujian-pengujian tanaman transgenik dan produk pangan bioteknologi lainnya perlu terus dilakukan. Mengingat beragamnya persepsi masyarakat terhadap produk pangan transgenik, maka pemasangan label pada produk pangan transgenik diperlukan untuk memudahkan masyarakat menentukan pilihannya.
PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM YANG DIFERMENTASI EM4 DAN KONSENTRASI BIOURINE SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAYAM JEPANG (Spinacia oleracea L.) Putu Suwardike; Putu Sri Wahyuni; I Made Artika
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.949 KB)

Abstract

Penelitian yang betujuan untuk mengetahui dosis pupuk kandang ayam difermentasi EM4, konsentrasi biourine sapi, dan interaksi antara keduanya yang memberikan pertumbuhan dan hasil bayam Jepang terbaik telah dilakukan di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, pada ketinggian tempat 1.500 m dpl. Percobaan berlangsung selama 45 hari, mulai dari Pertengahan April – Mei 2019, menggunaan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari dua faktor. Faktor pertama dosis pupuk kandang kandang ayam difermentasi EM-4 (A), dengan 4 taraf yaitu : (A0) tanpa pupuk kandang ayam (kontrol), (A1) pupuk kandang ayam dosis 10 ton.ha-1 atau 480 gram/petak, (A2) pupuk kandang ayam dosis 20 ton.ha-1 atau 960 gram/petak, dan (A3) pupuk kandang ayam dosis 30 ton.ha-1 atau 1440 gram/petak. Faktor kedua kensentrasi biourine sapi (B), dengan 4 taraf yaitu : (B0) tanpa biourine sapi (kontrol), (B1) konsentrasi biourine sapi 100 ml.l-1 larutan atau 10%, (B2) konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan atau 20%, (B3) konsentrasi biourine sapi 300 ml.l-1 larutan atau 30%. Hasil analisis ragam menunjukan dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap hampir semua variabel yang diamati, kecuali tinggi tanaman per tanaman umur 17 hst dan berat kering oven daun per tanaman. Dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 20 ton.ha-1 memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 228,74 g dan berat kering oven total per tanaman tertinggi, yaitu 115,37 g. Dosis optimal pupuk kandang ayam yang difermentasi EM-4 yaitu18,40 ton.ha-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,21 g. Konsentrasi biourine sapi 200 ml.l-1 larutan memberikan berat basah total per tanaman tertinggi, yaitu 238,01 g dan berat kering oven total tertinggi, yaitu 121,51 g. Konsentrasi optimal biourine sapi yaitu 176,69 ml.l-1 dengan berat kering oven total per tanaman maksimum = 135,44 g. Interaksi antara dosis pupuk kandang ayam yang difermentasi EM4 dan konsentrasi biourine sapi hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun per tanaman umur 45 hst.DOI:10.37637/ab.v2i2.394
ANTIOKSIDAN PADA MANGGA Putu Suwardike; I Nyoman Rai; Rindang Dwiyani; Eniek Kriswiyanti
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.552 KB) | DOI: 10.37637/ab.v1i2.401

Abstract

Mangga memiliki potensi sebagai sumber aktioksidan dengan mutu yang baik karena mengandung senyawa asam askorbat, karotenoid dan fenolik yang cukup tinggi. Bagian tanaman mangga yang diketahui menghasilkan antioksidan antara lain daun, batang dan buahnya. Berbagai antioksidan baik dari kelompok fenolik maupun flavonoid merupakan senyawa metabolik sekunder. Senyawa metablik sekunder secara umum dikenal sebagai senyawa kimia yang mempunyai kemampuan bioaktif sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional. Artikel ini menelaah ragam dan potensi antioksidan pada mangga dan biosintesisnya pada mangga. Jenis dan potensi kandungan senyawa antioksidan pada mangga beragam menurut vaietas dan bagian tanaman. Biosintesis senyawa antioksidan pada mangga diperkirakan sama seperti pada tanaman lainnya, dimulai dari jalur sikhimate.