Penelitian ini mengkaji pendidikan nilai melalui pembelajaran bahasa asing (Bahasa Jerman) pada kelas X di SMA PGII I Bandung sebagai proyek Sekolah Mitra di pulau Jawa. Rekonstruksi nilai dilihat dalam konsep psikoanalisis Freud. Dialektika ethics memperlihatkan signifikansi koheren terhadap konstruksi asumsi peserta didik mengenai nilai dalam proses pembelajaran. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang diperoleh dari wawancara, kuisioner, dan pengamatan partisipan pada kelas X.1, X.3 dan kelas Intensif serta 3 orang alumni SMA PGII I Bandung, penelitian ini melihat dialektika ethics dalam merekonstruksi nilai, dan mengkajinya dalam konsep psikoanalisis Freud. Penelitian ini menemukan bahwa kedisiplinan dan konsistensi guru dalam proses pembelajaran menumbuhkan tanggung jawab peserta didik sebagai manifestasi ethics. Guru berhasil menciptakan nilai etik (norma) kelas, yang secara perlahan dan tanpa disadari peserta didik membentuk sensor moral (superego). Implementasi Pendidikan Nilai melalui pembelajaran bahasa asing terepresentasikan melalui konsep psikoanalisis Freud dalam ranah sensor moral (superego) peserta didik. Kedisiplinan seorang guru mampu merefleksikan tanggung jawab peserta didik yang mengimplementasikan pendidikan nilai dalam proses kegiatan pembelajaran bahasa asing (bahasa Jerman).