Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Meningkatkan Penghasilan Petani Sengon untuk Mendukung Restorasi Kawasan Gambut dengan Model Agroforestri di Desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau Yeprin Ari Pradana; Yolanda Yussy; Jembar; Adi Jaya; Emmy Uthanya Antang; Haris Gunawan
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1612.922 KB) | DOI: 10.52850/jpmupr.v8i1.3970

Abstract

Sejak kebakaran hutan dan lahan gambut Tahun 2015, Pemerintah Republik Indonesia membentuk Badan Restorasi Gambut dengan program utama melakukan restorasi gambut dengan berdasarkan pada Pembasahan kembali (P1), Penanaman pohon (P2) dan Pemberdayaan ekonomi masyarakat (P3) di kawasan lahan gambut. Pada aspek penanaman pohon (P1) akan menjadi menarik minat masyarakat bila dapat dilakukan dengan kombinasi dengan tanaman yang bernilai ekonomi sekaligus juga secara ekologi memungkinkan. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma pengelolaan hutan yang juga sekaligus mensejahterakan masyarakat. Secara umum masyarakat dapat melakukan kegiatan usahatani apabila mereka bisa memperoleh penghasilan yang sifatnya harian (diantaranya berupa tanaman semusim) dan juga jangka panjang berupa tanaman tahunan. Secara ekologis, kombinasi pohon dan tanaman pertanian memungkinkan apabila pada awal pertumbuhannya, tutupan tajuk pohon masih memungkinkan masuknya sinar matahari dan tanaman semusim yang dipilih membutuh naungan dalam jumlah tertentu. Tujuan pengimplementasian agroforestri di daerah ini tidak lepas dari pengelolaan yang lebih mudah dibandingkan dengan bentuk usahatani pertanian umumnya seperti padi sawah atau pertanian monokultur lainnya. Agroforestri juga dinilai dapat memberikan banyak alternatif pendapatan dan produk yang lebih banyak bagi masyarakat di Desa Gohong. Kegiatan kegiatan yang didanai oleh BRG dilakukan pada lahan masyarakat yang memiliki pertanaman dengan pola agroforestri baik tanaman karet, sengon maupun pohon lainnya. Kajian berupa karakterisasi sifat lahan gambut dan aspek biofisik lainnya terkait dengan pertumbuhan tanaman seperti pencahayaan, kelembaban, pertumbuhan tanaman serta pendapatan petani saat ini, selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap pola agroforestri yang telah dikembangkan tersebut dan upaya perbaikan yang harus dilakukan.
Pengembangan Agroekowisata Terintegrasi di Lahan Gambut Di Kalimantan Tengah Adi Jaya; Emmy Uthanya Antang; Cakra Birawa; Lilis Supriati; Salampak; Haris Gunawan
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.242 KB) | DOI: 10.52850/jpmupr.v8i1.3971

Abstract

Kegiatan yang dilakukan pada Kawasan Kanal Kalampangan, Blok C eks PLG, lebih diarahkan pada kegiatan restorasi gambut untuk mendukung pengembangan kegiatan ekowisata dengan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di kawasan ini. Posisi kawasan yang tidak jauh dari Palangka Raya, menjadikan lokasi ini penting dan mempunyai keunggulan. Kegiatan yang dikembangkan pada dasarnya sebagai wahana pendidikan tentang gambut yang akan meliputi pemahaman sifat dan ciri gambut, pemanfaatan lahan gambut (utamanya untuk kegiatan pertanian) dan dampak lingkungan yang ditimbulkan serta kegiatan restorasi gambut. Semua objek yang rencananya ditampilkan dalam jalur jalan sepanjang 5-6 km tersebut, diinisiasi melalui pendanaan dari BRG dan selanjutnya diharapkan para stakeholder terkait gambut melakukan investasi dengan membangun sarana wisata tersebut. Hakekat dari kegiatan agroekowisata, selain sebagai wahana pendidikan, juga diharapkan masyarakat di kawasan tersebut menjaga kawasan gambut dari kerusakan terutama akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi setiap musim kemarau. Kegiatan awal yang dilakukan dengan pendanaan dari BRG mencakup 3R yakni rewetting, revegetasi dan revitalisasi ekonomi masyarakat.
Pengembangan Usahatani Masyarakat dalam Upaya Restorasi Lahan Gambut di Kampung Misik, Kalimantan Tengah Emmy Uthanya Antang; Lilis Supriati; Adi Jaya; Haris Gunawan
Jurnal Pengabdian Kampus Vol 8 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Kampus
Publisher : LPPM Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.68 KB) | DOI: 10.52850/jpmupr.v8i1.3978

Abstract

Kerusakan lahan gambut disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya pemanfaatan dengan membuat saluran-saluran drainase yang berlebihan, sehingga lahan gambut basah menjadi kering, dan rawan untuk kejadian kebakaran berulang. Pemerintah Indonesia membentuk Badan Restorasi Gambut yang bertujuan untuk percepatan pemulihan kawasan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut. Kegiatan Pengembangan masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pendapatan masyarakat melalui usahatani masyarakat di kawasan target prioritas restorasi gambut. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa petani di Kampung Misik mengusahakan lahan dengan tidak melakukan pembakaran. Kegiatan pertanian adalah sayur, buah-buahan, yaitu: jagung manis, melon, gambas, pare, bawang daun, dan cabe. Luas lahan yang diusahakan oleh petani rata-rata 550m2, dengan rata-rata pendapatan per periode tanam sebesar Rp. 3.786.417,- atau Rp. 1.262.139,- per bulan, dengan rasio penerimaan dan biaya (R/C) yang paling baik adalah usahatani tanaman pare dengan nilai 7, sedangkan yang terkecil adalah jagung manis, terung, dan melon dengan nilai 3. Penguatan usahatani masyarakat melalui suntikan modal usaha dapat digunakan sebagai modal usahatani berikutnya. Beberapa petani dapat mengembangkan usahataninya dalam bentuk luasan tanam ataupun ragam usahataninya. Pembentukan modal usahatani saat ini telah dimulai dengan adanya kewajiban iuran setiap bulan yang disampaikan dalam pertemuan rutin setiap bulan.