Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Tantangan dan Strategi Pembelajaran BIPA bagi Pemelajar Anak-Anak di Sekolah Satuan Pendidikan Kerjasama Octo Dendy Andriyanto; Meilita Hardika; Bambang Yulianto; Heny Subandiyah; Tengsoe Tjahjono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 6, No 2 (2021): Metalingua, Edisi Oktober 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v6i2.10604

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan tantangan dan strategi dalam pembelajaran BIPA bagi pemelajar anak-anak di Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK). Dinamisnya pembelajaran BIPA selalu mendorong pengajar selalu adaptif dalam menghadapi persoalan dan problematika dalam pembelajaran. Peningkatan kompetensi secara kontinyu, penguasaan IPTEKS, kemampuan berkomunikasi yang efektif merupakan kewajiban pengajar dalam mendukung pembelajaran inovatif, interaktif, dan atraktif dalam pembelajaran BIPA bagi pemelajar anak-anak. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari observasi, studi pustaka, angket yang disebarkan ke sekolah SPK di Surabaya, Jakarta, dan Bali. Hasil dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tantangan dan startegi pemebelajaran BIPA untuk pemelajar anak-anak di SPK. Tantangan yang dihadapi pengajar dalam pembelajaran BIPA di SPK antara lain, tidak meratanya motivasi pemelajar dalam pembelajaran, faktor usia dan karakter pemelajar yang belum matang. Selain faktor dari pemelajar, tantangan yang cukup sulit bagi pengajar BIPA di SPK adalah meyakinkan orangtua pentingnya dan kegunaan belajar bahasa Indonesia. Strategi pembelajaran untuk menghadapi tantangan tersebut adalah mempersiapkan keterampilan pengajar dengan memaksimalkan kreativitasnya. Pengajar dapat menerapkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) berbasis proyek sehingga kreativitas anak terstimulasi, mengarahkan pola pikir pemelajar dan orangtua tentang penting dan bergunanya bahasa Indonesia untuk berbagai tujuan seperti akademik, riset, bahkan bisnis.Kata kunci: Tantangan, Strategi, Pembelajaran BIPA
Penggunaan Laman Languagesonline pada Proses Pembelajaran BIPA Level 1 Year 1-3 di Surabaya European School Octo Dendy Andriyanto; Meilita Hardika; M Mintowati; K Kisyani
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2020: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.812 KB)

Abstract

Teknologi informasi berkembang sangat cepat hingga berdampak dalam dunia pendidikan. Penggunan komputer dalam pembelajaran bahasa khususnya BIPA memiliki kontribusi positif karena memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran BIPA memerlukan strategi khusus dalam prosesnya, salah satunya penggunaan laman languagesonline dalam pembelajaran. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguraikan manfaat penggunaan languagesonline pembelajaran BIPA di year 1-3 di Surabaya European School. Penelitian pemanfaatan laman languagesonline adalah penelitian kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi di kelas saat pembelajaran berlangsung pada siswa Year 1-3 (TK Besar - Kelas 2 SD) di Surabaya European School saat pembelajaran BIPA. Hasilnya didapati bahwa pembelajaran BIPA menggunakan languagesonline memberi stimulus serta membuat siswa lebih aktif, interaktif, kritis, dan mandiri dalam belajar bahasa Indonesia. Rangkaian perminan dan lembar kerja memberikan stimulus dan motivasi pada siswa saat belajar bahasa Indonesia.
TRADHISI KESENIAN OBYOGAN ING DESA TAJUG KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO (Tintingan Owah Gingsir Kabudayan) Dhio Sasetya Wardana; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 16 No 7 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.011 KB) | DOI: 10.26740/job.v16n7.p%p

Abstract

AbstrakTradhisi Kesenian Obyogan minangka sastra non-lisan kang awujud tarian. Tradhisi kesenian obyoganditindakake saben wiwitan sasi jawa, ana ing bale desa Tajug, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo. Tradhisikesenian obyogan iki mujudake bentuk kabudayan dinamis kang ngalami owah-owahan utawa owah gingsir sakajaman biyen, nganti tumekaning jaman saiki. Obyogan iki dhewe ditindakake kanggo ngujub donga marangGusti supaya paring berkah panen kang nengsemake. Sajrone panliten iki bakal dirembug babagan mula buka,makna ubarampene, tata laksanane, owah gingsir lan pigunane tradhisi kesenian obyogan tumrap masyarakatpanyengkuyunge. Panliten iki nggunakake metodhe panliten deskriptif kualitatif. Dhata sajrone panliten awujuddhata lesan utawa barang. Teknik analisis keabsahan dhata nggunakake triangulasi dhata, yaiku mbandhingakepamawas saka narasumber siji lan narasumber liyane. Perangan-perangan kasebut bakal diandharake kanthipamawas saka narasumber kang wus suwi nyemplung lan nyengkuyung tradhisi kesenian obyogan iki. Mulabukane, dumadi saka pakulinan wong padesan kang rame-rame utawa bebarengan nalika menyang sawah.Kahanan lelungan bebarengan iku diarani obyog. Tata laksanane tradhisi kesenian obyogan iki ana persiapan,kang diwiwiti wawanrembug antara para sesepuh desa, perwakilan RT, RW lan sinoman sadurunge nglaksananitradhisi iki, dibacutake adicara kaya nyumping barongan lan suguh sega kokok, nganti punjere acara yaikuobyogan. Ubarampe kang digunakake maneka werna, ana sega kokok, wujude nguncup tegese ora ana kangluwih dhuwur tinimbang Gusti, gedhang salirang, gambaran tangan ngathung ngarep-arep berkah, kambilminangka gambaran donya kang ora waton alus dalane, cok bakal gambaran donya lan isen-isene, apem wujudpanyuwunan ayem tentrem, rokok klobot gambaran sabare manungsa lan sarana ngirim panyuwunan, pitik jawaminangka gambaran pangorbanane manungsa. Owah gingsire budayane yen biyen kanggo ngujub berkah sakaGusti, slaras lumakune jaman obyogan jaman saiki dadi kesenian tari hiburan. Wujud piguna tumrap masyarakatpanyengkuyunge kayata, bisa aweh panyengkuyung ing bab ekonomi, amarga para warga bisa nggelar daganganing sakiwa tengene papan panggonan kang digunakake tradhisi kesenian obyogan.Tembung wigati : tradhisi, kabudayan, obyogan, owah gingsir, kesenian
Legenda Petilasan Sri Aji Jayabaya Di Desa Menang Kecamatan Pagu Kabupaten Kediri (Tintingan Folklor) Anggita Lauren Civilay; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/job.v17n1.p69-87

Abstract

Legenda Petilasan Sri Aji Jayabaya atau LPSAJ salah satu folklor lisan yang masih berkembang desa Kediri. Beliau terkenal sebagai orang yang mempunyai kelebihan sebagai titisan Batara Wisnu dan mempunyai kebersihan batin, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap LPSAJ masih tinggi. Masalah dan tujuan penelitian ini menjelaskan (1) cerita LPSAJ, (2) makna simbol yang terdapat dalam LPSAJ, (3) fungsi LPSAJ terhadap masyarakat, (4) pengaruh LPSAJ terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini menggunaan metode dheskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, mencatat, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menjelaskan cerita pengorbanan Sri Aji Jayabaya kepada anaknya, yang sedang mengalami sakit sehingga melepaskan semua kedudukannya dan muksa ke alam singgahnya. LPSAJ memiliki fungsi terhadap masyarakat sebagai tempat untuk mencari berkah, sarana untuk mendidik anak atau generasi muda, sarana untuk melestarikan kebudayaan, dan sarana untuk mengontrol perbuatan masyarakat. Pengaruh LPSAJ terhadap masyarakat sekitar yaitu nilai moral, bidang keagamaan, bidang kepariwisataan, dan bidang sosial-ekonomi. Kata Kunci: Folklor lisan, Legenda, Petilasan Sri Aji Jayabaya
Tradisi Tumpeng Sewu di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Lukmana Hazhan; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.473 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n2.p543-564

Abstract

Abstrak Tradisi Tumpeng Sewu yaitu salah satu bentuk folklor setengah lisan yang ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. TTS (Tradisi Tumpeng Sewu) mempunyai tujuan sebagai bentuk puji syukur masyarakat Desa Kemiren kepada Allah SWT. yang sudah memberikan berkah kepada warga desanya. Bentuk puji syukur ini diwujudkan dengan selametan tumpeng pecel pitik. Rumusan masalahnya yaitu: (1) Asal mulanya, (2) prosesinya, dan (3) makna ubarampe Tradisi Tumpeng Sewu. Tujuan dari rumusan masalahnya yaitu mendeskripsikan (1) Asal mulanya, (2) Prosesinya, dan (3) Makna ubarampe Tradisi Tumpeng Sewu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif pendekatan kualitatif. Tempat penelitian ada di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi dan objek yang diteliti yaitu tentang Tradisi Tumpeng Sewu. Sumber data dibagi menjadi dua, satu sumber data primer yaitu informan/narasumber dan observasi pelaksanakan TTS di hari-H, dua sumber data sekunder yaitu jurnal dan buku yang ada hubunganya dengan TTS. Data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif di antaranya adalah hasil wawancara narasumber, hasil observasi, dan isinya buku dan jurnal. Intrumen penelitian yaitu peneliti itu sendiri. Teknik mengumpulkan data ada tiga yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data/display, dan menarik kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian TTS mengagambarakan ngenani asal mula TTS yaitu dimulai zaman dulu ketika desa kemiren belum menjadi permukiman, tepatnya ketika masih jadi kebon. Masyarakat ketika itu mempunyai nazar yaitu bila kebonya menghasilkan buah akan dilaksanakan selametan pecel pitik. Taun 2007 tradisi ini dinamai tumpeng sewu, karena setiap kepala keluarga (KK) yang jumlahnya seribu wajib membuat tumpeng pecel pitik. Kemudian prosesinya TTS yaitu dibagi tiga bagian: pertama persiapan dilaksanakan rapat, menyiapkan ubarampe dan perlengkapan. Kedua pelaksanakan digelar acara mepe kasur, lomba-lomba, arak-arakan barong dan selametan. Ketiga berakhir membersihkan tempat acara TTS. Dan terakhir ubarampe didalam TTS ada tumpeng pecel pitik, tumpeng serakat, sega golong, jenang abang putih. Kata kunci: tumpeng sewu, tradisi, budaya, folklor
Siklus Pranata Mangsa Di Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo Kajian Wujud Kebudayaan Widigdo Diknas Nugroho; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 16 No 7 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.654 KB) | DOI: 10.26740/job.v16n7.p%p

Abstract

Pranata mangsa sebagai salah satu wujud kepercayaan yang masih dipercaya olehmasyarakat di Desa Janti Kecamatan Slahung Kabupaten Ponorogo. Kepercayaan tersebutsebagai wujud acuan warga masyarakat untuk melakukan apa yang harus dilakukan disetiap bulannya. Penelitian siklus prata mangsa ini dibahas menggunakan tintingan wujudkebudayaan. Rumusan masalahnya yaitu; (1) bagaimana maksud setiap pranata manga? (2)Apa saja yang dilaksanakan, pertanda dan patokan dalam pranata mangsa? (3) peninggalanapa saja yang ditinggalkan ketika menjalani kegiatan di pranata mangsa? Dari rumusantersebut, artikel ini bisa memberikan manfaat yaitu; (1) memberikan kegunaan untuk teoriwujud kebudayaan supaya bisa dikembangkan. (2) bisa memberi ilmu pengetahuan untukmasyarakat. (3) bisa untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Jawa. (4)Referensi sumbangan untuk masyarakat dan di sekolah dalam hal pembelajaran Jawa.Untuk membahas masalah yang menjadi pusat penelitian, metode yang digunakan yaitudeskriptif kualitatif. Data primer lan data sekunder menjadi sumber dhata yang digunakan.Setiap bulan dalam pranata mangsa jumlahnya ada 12, yaitu ada kasa, kaloro, katelu, kapat,kalima, kanem, kapitu, kawolu, kasanga, kasepuluh, dheta lan sadha. Hasil penelitian inimenujukkkan jika di pranata mangsa ini ada maksud di setiap bulan pranata mangsa,kegiatan dan pertanda di setiap bulan dalam pranata mangsa serta peninggalan di setiapbulan dalam pranata mangsa. Khususnya bidang pertanian Kata kunci: Masyarakat, kebudayaan, kepercayaan
Komunikasi Ritual Tradisi Tingkeban di Desa Kradinan Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun (Kajian Etnografi Komunikasi) Yoga Pratama Estiyardi; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.343 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n4.p1560-1583

Abstract

Tradisi tingkeban di Desa Kradinan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun masih dilestarikan dalam siklus kehidupan manusia. Adanya tindakan ritual oleh masyarakat berupa pemandian yang disertai dengan doa-doa khusus, tradisi tingkeban ini akan dikaji dari segi komunikasi ritualnya. Artikel ini merumuskan situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan perilaku komunikatif selama tradisi tingkeban di desa Kradinan, kecamatan Dolopo, kabupaten Madiun. Dengan rumusan tersebut, dapat ditemukan perilaku komunikatif tradisi tingkeban melalui berbagai praktik dalam situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindak komunikatif yang dilakukan warga Desa Kradinan, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi Hymes, sesuai dengan tujuan etnografi komunikasi untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan pola perilaku komunikasi kelompok sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi komunikatif dari tradisi tingkeban adalah ritual yang dilakukan secara tradisional di rumah yang dihuni serta dihadiri oleh keluarga dan tamu undangan. Peristiwa komunikatif tradisi tingkeban didasarkan pada tipe komunikatif, topik, tujuan dan fungsi, setting, partisipan, bentuk pesan, isi pesan, urutan tindakan, kaidah interaksi, dan norma. Sedangkan tindak komunikatif tradisi tingkeban yaitu seseorang yang terampil dan paham semua pelaksanaan acara. Kata Kunci: Komunikasi Ritual, Tradisi, Tingkeban, Etnografi Komunikasi
Kearifan Lokal Tradisi Kuningan Sapi di Desa Pakis Baru Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Septia Dwi Adi Pratama; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 17 No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.312 KB) | DOI: 10.26740/job.v17n4.p1608-1631

Abstract

Tradisi kuningan merupakan upacara slametan sapi yang dilakukan pada wuku kuningan oleh masyarakat Desa Pakis Baru, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Tradisi kuningan mengandung nilai-nilai sebagai wujud kearifan lokal masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kuningan sapi di Desa Pakis Baru, diantaranya mengenai kearifan lokal awal mula, prosesi, makna simbolis, dan upaya masyarakat dalam melestarikan tradisi kuningan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yaitu sesepuh, dan tokoh pemerintahan Desa Pakis Baru. Data sekunder adalah literatur yang diambil dari buku atau penelitian sejenis. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa tradisi kuningan masih memiliki pengaruh penting bagi masyarakat khususnya peternak sapi di Desa Pakis Baru. Kearifan lokal seperti mitos dan kepercayaan masyarakat tentang asal usul, prosesi, dan ubarampe kuningan, serta kejadian lain yang berkaitan dengan ternak atau peternak masih sangat dipercaya, hal-hal tersebut yang mendasari kuningan masih dilaksanakan. Tradisi kuningan juga mengandung nilai-nilai sosial, moral, dan budaya yang baik bagi masyarakat, sehingga masyarakat dan pemerintah Desa Pakis Baru selalu berupaya agar tradisi kuningan tetap lestari. Kata kunci: tradisi, kearifan lokal, sapi kuningan
Kepercayaan Tradisional pada Long Storage Kalimati di Desa Leminggir Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto (Teori Evolusi Religi E.B Tylor) Adellia Muqodimatul Jannah; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.15 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n2.p384-405

Abstract

Berhubungan dengan munculnya hal mistis di sekitarnya Long Storage Kalimati, makapenelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan bagaimana bentuk kepercayaantradisional masyarakat pada Long Storage Kalimati, serta mengetahui hubungannyadengan religi. Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah menjelaskantentang kepercayaannya masyarakat yang berwujud animisme. Penelitian ini termasukpenelitian kualitatif yang disusun dengan menggunakan metode etnografi denganmenggunakan teori evolusi religi dari E.B Tylor yang di dalamnya memuat empat konsepyaitu animism, dinamisme, politheisme lan monotheisme. Objek utama dalam penelitianini yaitu Long Storage Kalimati di Desa Leminggir Kecamatan Mojosari KabupatenMojokerto. Sumber data di dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengansesepuhnya Desa Leminggir. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan analisisinduktif dengan memberi keterangan mengenai data hasil wawancara. Maka hasilpembahasan dari penelitian ini menunjukkan mengenai kepercayaan pada Long StorageKalimati yang menunjukkan masih termasuk dalam kepercayaan yang bersifat primitif.Penelitian ini ini mempunyai manfaat yaitu bisa memberi informasi pada masyarakattentang bab kepercayaan tradisional dan juga memberi ajaran nilai-nilai yang baik sepertihalnya sikap saling menghormati dan sopan santun yang bisa dipakai dalam kehidupan,khususnya untuk dunia pendidikan.Kata Kunci: kepercayaan tradisional, evolusi religi, pendidikan
Selamatan Desa dalam Tradisi Grebeg Memetri di Desa Ngadirejo Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan Tabita Permata Sukma; Octo Dendy Andriyanto
JOB (Jurnal Online Baradha) Vol 18 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.84 KB) | DOI: 10.26740/job.v18n2.p528-548

Abstract

Salah satu bagian dari kebudayaan yang masih dijumpai adalah tradisi slametan desa. Desa Ngadirejo merupakan salah satu yang masyarakatnya masih sangat kental mempercayai slametan. Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu 1) Bagaimana asal mula slametan di Desa Ngadirejo 2) Bagaimana tata laku slametan di Desa Ngadirejo 3) Apa saja perlengkapan dan makna dalam slametan di Desa Ngadirejo 4) Bagaimana melestarikan slametan di Desa Ngadirejo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan masyarakat yang masih belum mengetahui tentang slametan di Desa Ngadirejo serta pelestariannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian mengenai tradisi slametan desa adalah, asal mula adanya slametan desa ini berawal dari para tokoh masyarakat beserta sesepuh desa bermusyawarah mengenai pelaksanaan slametan desa. Tata laku yang digunakan pada saat slametan desa seperti mepeg, ancakan, nyadran, penekan dan yang terakhir kesenian lokal. Selain itu, mendiskusikan mengenai uba rampe slametan seperti pecokan, nasi golong, bubur merah dan putih, pisang ayu juga diandarkan makna yang ada dalam acar, juga cara melestarikan selamatan desa yang ada di Desa Ngadirejo. Kata kunci: Slametan, ubarampe, tradisi, grebeg memetri.