Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBUATAN VERNIS BERBAHAN GONDORUKEM YANG DIMODIFIKASI GLISEROL DAN PADUAN LINSEED OIL DENGAN MINYAK BIJI KARET MENGGUNAKAN METODE ESTERIFIKASI TANPA KATALIS Sri Sutanti; Sari Purnavita; Herman Yoseph Sriyana
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i1.1743

Abstract

Pembuatan vernis dari gondorukem, perlu dilakukan modifikasi guna mengatasi kelemahan yang dimiliki gondorukem. Penelitian kali ini merupakan proses modifikasi gondorukem dengan menggunakan gliserol dan paduan linseed oil dengan minyak biji karet. Tujuan penelitian adalah mendapatkan rasio terbaik dari kedua minyak yang digunakan.Rasio minyak biji karet terhadap linseed oil dalam penelitian ini yaitu: 0% : 100%; 10% : 90%; 20% : 80%; 30%, : 70%; 40% : 60%; 50% : 50%;  60% : 40%; 70% : 30%; 80% : 20%; 90% : 10% dan 100% : 0%. Proses pembuatan vernis dilakukan dengan menggunakan metode esterifikasi tanpa katalis pada suhu 230oC – 250oC selama 4 jam. Selama proses dilakukan pengadukan menggunakan pengaduk mekanik. Vernis yang dihasilkan kemudian diaplikasikan pada panel kayu menggunakan spray gun.Vernis yang dihasilkan dianalisa kadar gliserol bebas, dan bilangan asam, sedangkan hasil aplikasinya dianalisa drying time, gloss level,daya rekat, hardness, serta pengamatan warna secara organoleptis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio 50% : 50% dan 60% : 40% menghasilkan vernis dengan karakter yang hampir sama dan lebih baik dibandingkan dengan rasio yang lain. Kata kunci: esterifikasi, gondorukem, linseed oil, minyak biji karet, vernis. 
KARAKTERISTIK BIOETANOL HASIL FERMENTASI KULIT SINGKONG Herman Yoseph Sriyana; Ufi Nasita
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3012

Abstract

Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga kulit singkong dapat dijadikan salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jumlah saccharomyces cerevisiae dan waktu fermentasi terhadap yield pada pembuatan bioethanol dari kulit singkong. Proses pembuatan bioetanol ini melalui tahap – tahap yaitu pembuatan tepung kulit singkong, proses hidrolisis tepung kulit singkong kemudian menganalisa kadar glukosa, proses fermentasi dan proses distilasi. Pembuatan bioetanol dari tepung kulit singkong diawali dengan proses hidrolisis asam. Proses hidrolisis ini bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi monosakarida (glukosa). Asam yang digunakan adalah asam klorida (HCl) 0,1 N, tepung kulit singkong dalam larutan asam dihidrolisa pada suhu 92oC selama 1 jam. Dari hasil percobaan hidrolisis tepung kulit singkong kemudian dilakukan analisa kadar glukosa. Pada proses fermentasi, buburan hasil hidrolisa asam yang akan difermentasi sebanyak 150 gram. Glukosa akan diuraikan menjadi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penambahan fermipan (3 gram dan 5 gram) dan waktu fermentasi (2 hari, 4 hari, 6 hari dan 10 hari), jumlah urea 3 gram. Proses distilasi untuk memisahkan etanol dilakukan selama 1 jam atau sampai tidak terjadi tetesan lagi, pada suhu 78oC – 80oC. Pada penelitian ini didapatkan yield maksimum pada waktu fermentasi 6 hari dengan jumlah fermipan 5 gram yaitu 3,7 ml bioetanol. Kata kunci : kulit singkong, bioethanol, hidrolisa, fermentasi.
BIOPLASTIK DARI LIMBAH KULIT BUAH NANAS DENGAN MODIFIKASI GLISEROL DAN KITOSAN Herman Yoseph Sriyana; Lucia Hermawati Rahayu; Margaretta Ema Febriana
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v18i1.8094

Abstract

Plastik konvensional yang saat ini sering digunakan berasal dari polimer minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui dan sulit terurai oleh mikroorganisme sehingga mencemari lingkungan. Bioplastik merupakan solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh plastik yang tidak mudah terurai. Bioplastik adalah plastik yang terbuat dari bahan alam yang mampu terurai oleh mikroorganisme. Bahan alam yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan dasar bioplastik adalah kulit buah nanas yang memiliki kandungan selulosa dan zat gula sebesar 52.05 %. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pembuatan bioplastik dari kulit buah nanas dengan penambahan gliserol dan kitosan. Variasi gliserol yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan variasai kitosan yang digunakan 0%,1%, 2%, 4%, 5%. Parameter bioplastik yang diukur pada penelitian ini meliputi uji ketebalan, tensile strength, dan ketahanan air. Hasil bioplastik terbaik diperoleh pada penambahan kitosan 5% dan gliserol 5%, dengan sifat fisik biplastik yaitu ketebalan sebesar 0,17 mm, tensile strength sebesar 40,9 MPa, dan ketahanan air sebesar 100%. Kata kunci: bioplastik, gliserol, kitosan, kulit buah nanas Abstract Conventional plastics that are currently often used are derived from petroleum polymers which are non-renewable and difficult to decompose by microorganisms, thus polluting the environment. Bioplastics are a solution to overcome environmental pollution caused by plastics that do not decompose easily. Bioplastics are plastics made from natural materials that can be decomposed by microorganisms. Natural materials that have the potential to be used as basic ingredients for bioplastics are pineapple peels which contain 52.05% cellulose and sugars. The purpose of this study was to determine the manufacture of bioplastics from pineapple peels with the addition of glycerol and chitosan. Variations of glycerol used were 5%, 10%, 15%, 20%, 25% and variations of chitosan used were 0%, 1%, 2%, 4%, 5%. Bioplastic parameters measured in this study included thickness, tensile strength, and water resistance tests. The best bioplastic results were obtained by adding 5% chitosan and 5% glycerol, with the physical properties of biplastic, namely a thickness of 0.17 mm, a tensile strength of 40.9 MPa, and a water resistance of 100%. Keywords: bioplastics, glycerol, chitosan, pineapple peel
Pemberdayaan Ekonomi Ibu-Ibu PKK RT 01 RW 11 Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang Melalui Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring Herman Yoseph Sriyana; Cyrilla Oktaviananda; Stefanus Muryanto; Teresa Divana Rosaria
Jurnal Karya untuk Masyarakat (JKuM) Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Karya untuk Masyarakat
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jkum.v4i2.943

Abstract

Kekhawatiran akan isu inflasi global di tahun 2023 menyebabkan harga-harga kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Hal ini mendorong Ibu-Ibu PKK RT 01 RW 11 Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang untuk menggandeng Perguruan Tinggi dalam rangka pemberdayaan ekonomi warga. Melalui kerjasama dengan Politeknik Katolik Mangunwijaya dan Universitas 17 Agustus 1945, telah disepakati kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring. Materi sabun cuci piring dipilih dengan pertimbangan cara pembuatan dan pemasarannya yang mudah. Selain itu, sabun cuci piring merupakan salah satu kebutuhan pembersih rumah tangga yang harus selalu tersedia. Kegiatan pelatihan pembuatan sabun cuci piring dilakukan melalui 4 tahap yaitu: persiapan alat dan bahan, penjelasan pengetahuan dan fungsi bahan, penjelasan resep dan cara kerja serta praktik pembuatan, evaluasi kegiatan, dan perhitungan analisa ekonomi. Hasil dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah antusiasme Ibu-Ibu PKK dalam mengikuti dan mempraktikkan proses membuat sabun cuci piring, pengetahuan mengenai alat dan bahan, prinsip, dan cara pembuatan sabun cuci piring. Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini diharapkan kelompok mitra dapat menerapkan pengetahuan yang diberikan untuk efisiensi pengeluaran rumah tangga serta dapat menjadi kegiatan wirausaha untuk meningkatkan perekonomian keluarga. ABSTRACT Concerns about the issue of global inflation in 2023 will cause the prices of household needs to increase. This has encouraged PKK RT 01 RW 11 Meteseh Village, Tembalang District, Semarang City to partner with universities in the context of empowering the people's economy. Through collaboration with the Mangunwijaya Catholic Polytechnic and the University of August 17, 1945, a training activity for making dishwashing soap was agreed. The material for dishwashing soap is chosen by considering how easy it is to manufacture and market. In addition, dish soap is one of the household cleaning needs that must always be available. Dish soap making training activities are carried out through 4 stages, namely: preparation of tools and materials, explanation of knowledge and functions of ingredients, explanation of recipes and how to work as well as manufacturing practices, activity evaluation, and economic analysis calculations. The result of this community service activity is the enthusiasm of PKK mothers in following and practicing the process of making dish soap, knowledge of tools and materials, principles, and how to make dish soap. Through this community service activity, it is hoped that partner groups can apply the knowledge provided for efficiency in household expenses and can become entrepreneurial activities to improve the family economy.