Ag.Krisna Indah Marheni
Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Art therapy bagi anak slow learner Ag. Krisna Indah Marheni
Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia Vol 1 (2017)
Publisher : Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak slow learner merupakan anak yang mengalami lamban belajar, lamban terampil, dan lamban mamahami suatu informasi yang diperoleh atau ditangkapnya. Akibat kekurangan maupun kelebihan yang dimilikinya, anak mengalami hambatan dalam belajar, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, maupun dalam pengelolaan emosi yang mengakibatkan dampakdampak tertentu. Penggunaan art therapy menjadi salah satu teknik kreatif membantu proses belajar dan bersosialisasi yang disukai oleh anak karena menarik dan menyenangkan. Art therapy merupakan kegiatan pembuatan ekpresi seni diri pribadi, baik secara audio, visual, audio-visul dan kinestetik yang dapat membantu meningkatkan keterampilan belajar, emosi dan sosial. Fokus paparan artikel ini adalah penggunaan media art therapy bagi anak slow learner seperti; kinetic sand, game, clay, buku ceritera. Media art therapy tersebut dapat digunakan oleh orangtua dalam membimbingan anak. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah memperkenalkan kepada orangtua tentang penggunaan Art therapy bagi anak slow learner agar dapat membantu mengatasi permasalahan belajar dan sosialisasi anak dengan menggunakan media-media tersebut.   Kata kunci: Art therapy, slow learner, kinetic sand, game, clay, buku ceritera
Komunikasi Interpersonal Dalam Pernikahan Ag.Krisna Indah Marheni
Solution : Journal of Counselling and Personal Development Vol 1, No 1 (2019): Solution : Journal of Counselling and Personal Development
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Kecamatan Wedi. Adapun subjek penelitian ini adalah jemaat yang sudah menikah selama 10-20 tahun, tinggal bersama, dan menjadi anggota jemaat GKJ di Kecamatan Wedi. Jumlah subjek sebanyak 43 orang. Jenis penelitian yaitu deskripsi kuantitaif. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner komunikasi interpersonal dalam pernikahan, yang terdiri dari 72 item. Adapun aspek-aspek yang digunakan adalah aspek-aspek komunikasi interpersonal dalam pernikahan yaitu; keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Nilai reliabilitas instrumen pada penelitian ini 0.957. Analisis data yang digunakan yaitu kategorisasi komunikasi interpersonal dalam pernikahan berdasarkan penilaian Azwar (2009). Kategorisasi tingkat komunikasi interpersonal dalam pernikahan digolongkan menjadi lima yaitu; sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, sangat tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian komunikasi interpersonal dalam pernikahan pada jemaat GKJ di Kecamatan Wedi, diketahui bahwa ada 8 orang (19%) memiliki kategori sangat baik, 3 orang (7%) dalam kategori baik, 16 orang (37%) masuk dalam kategori sedang, 15 orang (35%) dalam kategori tidak baik, dan ada 1 orang (2%) dalam kategori sangat tidak baik. Berdasarkan butir item komunikasi interpersonal dalam pernikahan yang capaianya masih tergolong rendah, diusulkan topik-topik pembinaan pasutri jemaat GKJ di Kecamatan Wedi yaitu; komunikasi efektif dalam keluarga, menejemen peran dalam keluarga, berkolaborasi dalam keluarga, manajemen konflik, menjalin hubungan sosial dalam pernikahan, dan menghargai perbedaan.
PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI KEPENGASUHAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING BAGI PENGASUH DAN ORANG TUA SISWA PRA SEKOLAH DAN DAY CARE Juster Donal Sinaga; Agustina Krisna Indah Marheni; Brigitta Erlita Tri Anggadewi
Share : Journal of Service Learning Vol. 8 No. 2 (2022): AUGUST 2022
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.373 KB) | DOI: 10.9744/share.8.2.150-158

Abstract

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam bentuk Preschool, Daycare, dan Taman Kanak-Kanak (TK) berbasis masyarakat semakin banyak. Namun, kehadiran mereka tidak didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dan terampil. Oleh karena itu, univeristas-universitas perlu hadir melalui pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan sumber daya manusia di lembaga-lembaga tersebut seperti pelatihan peningkatan kompetensi kepengasuhan berbasis pembelajaran eksperiensial. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepengasuhan para pengasuh dan orang tua siswa Preschool dan Daycare Pelangiku dengan pelatihan berbasis experiential learning. Tujuan khusus pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan para pengasuh dan orang tua siswa Preschool dan Daycare Pelangiku tentang (1) psikologi anak; (2) komunikasi pengasuhan dan konseling anak; dan (3) parenting. Sasaran kegiatan ini adalah para pengasuh Preschool dan Daycare Pelangiku yang berjumlah 10 orang, dan orang tua siswa sejumlah 20 orang. Kegiatan dilakukan di Preschool dan Daycare Pelangiku Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut metode kegiatan yang dipilih adalah pelatihan berbasis experiential learning. Ketercapaian tujuan kegiatan diukur menggunakan pre-post tes dan evaluasi. Data pre-post tes dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa pelatihan peningkatan pengetahuan pengasuhan berbasis experiential learning dapat meningkatkan pengetahuan para pengasuh dan orang tua anak Praschool dan Daycare Pelangiku tentang: (1) psikologi anak; (2) komunikasi pengasuhan dan konseling untuk anak; dan (3) parenting setelah mendapatkan materi kegiatan pengabdian. Karena kegiatan pengabdian ini dipandang berhasil maka diperlukan pelatihan tingkat lanjutan untuk meningkatkan keterampilan parenting.