Latar belakang: Minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmannii [Ness.] Bl) terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus aureus. Sejauh ini belum ada laporan ilmiah terkait formulasi gel berbahan aktif minyak kayu manis. Oleh karena itu, sangat menarik untuk mengembangkan kayu manis menjadi sediaan yang lebih modern dalam bentuk sediaan gel dengan kombinasi gelling agent carbopol 940 dan HPMC. Tujuan: Penelitian ini untuk meneliti pengaruh variasi HPMC dan carbopol 940 terhadap sifat fisik gel, konsentrasi HPMC dan carbopol 940 untuk menghasilkan formula optimum, dan stabilitas fisik gel minyak atsiri kulit batang kayu manis selama penyimpanan. Metode: Penelitian ini merupakan rancangan ekperimental murni eksploratif acak dua arah menggunakan metode Factorial Design dengan dua faktor dan dua level .Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan terhitung dari bulanMei hingga bulan Agustus 2019. Lokasi tempat penelitian adalah Laboratorium Teknologi Formulasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Palembang. Hasil: Formula optimum gel minyak atsiri kulit batang kayu manis terdiri dari 0,95% HPMC dan 0,5% carbopol 940. Hasil uji sifat fisik gel minyak atsiri kulit batang kayu manis diperoleh gel yang homogen dengan viskositas 1074.16 ± 47.46 dPa.S, daya sebar 4.86 ± 0.27 cm, dan daya lekat 1.70 ± 0.05 detik. Kesimpulan: minyak atsiri kulit batang kayu manis dengan kombinasi gelling agent carbopol 940 dan HPMC dapat digunakan sebagai gel antijerawat dengan formula optimum carbopol 940 (0,95%) dan HPMC (0,5%). Kata kunci : Gel, Kayu Manis, Factorial Design, HPMC, Carbopol 940