Tia Adelia Suryani
Institut Teknologi Nasional (ITENAS) Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EVALUASI SARANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR KECAMATAN BATUNUNGGAL, KOTA BANDUNG Ainurrahmi Novianti; Tia Adelia Suryani
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 2, No 2 (2021): VOLUME 2 NOMOR 2 OKTOBER 2021
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3372.353 KB) | DOI: 10.26623/ijsp.v2i2.4582

Abstract

Pendidikan anak usia sekolah dasar merupakan hal penting dalam tumbuh kembangnya. Suatu kota yang baik harus dapat menyediakan sarana Pendidikan yang layak. Salah satu kebijakan terbaru yang diterapkan oleh Pemerintah adalah system Zonasi. Kota Bandung terdiri dari 4 (empat) zonasi, yaitu Zona A, Zona B, Zona C, dan Zona D. Kecamatan Batununggal termasuk dalam Zona C. Semenjak adanya aturan zonasi sekolah, beberapa permasalahan mulai bermunculan. Evaluasi sarana Pendidikan sekolah dasar menjadi penting untuk diteliti agar dapat mengantisipasi permasalahan yang mungkin muncul di kemudian hari. Sarana Pendidikan SD di Kecamatan Batununggal dievaluasi berdasarkan jangkauan pelayanan dan aksesibilitasnya. Aksesibilitas yang dimaksud berupa kondisi fasilitas pejalan kaki, keberadaan zebra cross, dan rute angkutan umum yang ada di masing-masing sekolah. Metode yang digunakan adalah dengan analisis spasial buffering serta observasi kondisi eksisting Hasil penelitian menunjukkan seluruh SD yang ada di Kecamatan Batununggal sudah mampu melayani daerah sekitar bahkan hingga keluar Kecamatan. Terdapat 3 (tiga) SD yang memiliki fasilitas jalur pejalan kaki dan 3 (tiga) sekolah yang memiliki zebra cross sebagai sarana menyeberang jalan. Rute angkutan umum telah melayani semua zona pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) dengan 6 (enam) trayek yang tersedia di Kecamatan Batununggal, namun untuk zona sekolah yang berada di area permukiman, menjangkaunya harus berjalan kaki atau menggunakan kendaraan pribadi.
Evaluation of Taman Lansia Based on Recreational Needs and Functions According to Elderly Perceptions TB. Muhammad Naufal Rabbani; Tia Adelia Suryani
Jurnal Planologi Vol 20, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jpsa.v20i1.18513

Abstract

Bandung City  is one of the cities in Indonesia where the percentage of the growth of the elderly community is quite high, so it is necessary to provide special recreational and sports facilities for the elderly community. The park was chosen as a place of recreation because it is considered to be able to refresh physically and psychologically. Many elderly people experience difficulties and feel uncomfortable when doing activities in the park because there is no special development of parks for the elderly from the government. This study aims to analyze the use of green open space from the recreational function and its needs based on the perception of the elderly. The method used is descriptive quantitative based on data obtained from the results of distributing questionnaires and field observations using accidental sampling of visitors. Based on the results of the study, the characteristics of visitors were dominated by men with an age range of 60-64 years and still living with a partner and still earning. The existing condition of the park is in quite good condition. The majority of elderly activities in the park are leisurely walks, while the most comfortable recreational activity to do is relax. The needs of the elderly for parks are dominant in physical needs such as more for park public facilities. There are 3 (three) factors that shape the motivation to visit the elderly at Taman Lansia. Factor 1 consists of location security, convenience of street vendors, and convenience of trash cans. Factor 2 is location accessibility and signage convenience. While factor 3 includes route accessibility, crowd safety, pedestrian path comfort, and toilet comfort.Keywords: perception, recreation, green open space, Taman Lansia
PREDIKSI ARAH PERUBAHAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN GARUT 2013-2031 Farishi Syahibal; Tia Adelia Suryani
Indonesian Journal of Spatial Planning Vol 4, No 1 (2023): VOLUME 4 NOMOR 1 MARET 2023
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/ijsp.v4i1.6775

Abstract

Salah satu kawasan yang memiliki perkembangan yang cukup tinggi berada di kawasan perkotaan garut yang terdiri dari Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Banyuresmi, dan Karangpawitan. Terlihat dari perkembangan-perkembangan pembangunan perumahan di kecamatan tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota dan Kecamatan Karangpawitan. Jumlah penduduk kawasan perkotaan garut juga mengalami peningkatan dari tahun 2014-2018. Kawasan perkotaan Garut ditetapkan sebagai kawasan strategis Kabupaten yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten. Hal ini dikarenakan kawasan perkotaan garut ditetapkan sebagai pusat pelayanan lokal serta memiliki konsentrasi penduduk yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut diperlukan prediksi arah perubahan penggunaan lahan melalui pemodelan landuseChange Modeler. Hasilnya berupa peta prediksi arah perubahan lahan, sehingga penggunaan lahan dapat dievaluasi untuk menghindari dampak-dampak negatif yang terjadi,sehingga perubahan dapat dipantau dan diarahkan.Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis spasialdengan bantuan perangkat lunak Idrisi Terset. Kawasan Perkotaan Garut mengalami perubahan penggunaan lahan pada kurun tahun 2013-2021. Perubahan tersebut berupa perubahan penggunaan lahan dari pertanian, area hutan, dan tanah terbuka menjadi permukiman. Berdasarkan hasil prediksi, Kawasan Perkotaan Garut masih memiliki lahan non-terbangun yang cukup luas di tahun 2031 yaitu sebesar 51.2 Km² (67.4%). Perkembangan penggunaan lahan perkumukiman di Kawasan Perkotaan Garut di tahun 2013-2031 mengarah ke utara pada Kecamatan Tarogong Kalerdan selatan pada Kecamatan Garut Kota akibat adanya persebaran jalan. Tetapi jika ditinjau melalui kerawanan bencana, daerah selatan merupakan daerah rawan bencana gerakan tanah dan gempa bumi. Sedangkan pada daerah utara merupakan lereng gunung Guntur, sehingga morfologi cenderung terjal dan berbukit dan memiliki potensi terkena bencana gunung api. Maka dari itu diperlukannya tindakan atau skenario pencegahan jika terjadi bencana berupa upayapengurangan risiko bencana.