Tujuan : Untuk melaporkan aspek klinis, terapi, hasil terapi dan insiden dari endoftalmitis akut pasca operatif katarak di RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang.Metode : Penelitian deskriptif analitik retrospektif yang menggunakan rekam medik dengan diagnosis endoftalmitis akut pasca operatif dari Januari 2015 - Desember 2018 di RSUD Dr. Saiful Anwar. Kami mencatat kasus endoftalmitis pasca operasi katarak yang terjadi dalam 6 minggu setelah operasi. Data yang dikumpulkan meliputi demografi, temuan klinis, hasil mikrobiologi, terapi dan komplikasi. Hasil : Didapatkan 31 kasus endoftalmitis akut pasca operatif, dimana 29 kasus merupakan rujukan. Dua puluh dua kasus pasca fakoemulsifikasi, 5 kasus pasca extra capsular cataract extraction dan 4 kasus pasca small incision cataract surgery. Lebih dari 50 % pasien adalah laki-laki (58,06 % ), berusia 61-70 tahun (38,7%) dan terjadi pada minggu pertama pasca operasi (45,2%). Penyakit penyerta meliputi diabetes mellitus (41,9%) dan hipertensi (32,3%).Terapi diberikan sesuai protokol Endophthalmitis Vitrectomy Study, diantaranya injeksi antibiotik intravitreal, vitrektomi, antibiotik sistemik dan topikal, kortikosteroid sistemik dan topikal. Didapatkan perbedaan signifikan antara visus sebelum dan setelah terapi (p=0.038), namun tidak didapatkan perbedaan antar kelompok terapi. Pada 9 kasus terjadi komplikasi, 2 diantaranya dilakukan eviserasi oleh karena perforasi kornea. Kesimpulan : Sebagian besar kasus endoftalmitis akut pasca operatif terjadi setelah fakoemulsifikasi, pada laki-laki, usia 61-70 tahun dan terjadi pada minggu pertama pasca operasi. Organisme terbanyak yang teridentifikasi adalah bakteri gram positif. Didapatkan perbaikan visus yang signifikan dengan pemberian terapi.