Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN TEKNIK PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR HOTEL DI KOTA BEKASI Handa Lesmana; Firga Ariani; Rode Paulus GP; Fery Subekti
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.35 KB)

Abstract

Saat ini Kota Bekasi memiliki peran sebagai pendukung ibukota negara dari sisi Timur maupun jalur perlintasan dari arah Barat ke Timur pulau Jawa dan dari pulau sebelah Barat ke sebelah Timur Indonesia. Keberadaan hotel tersebut harus ditunjang dengan penyediaan fasilitas pelayanan yang baik tentunya dengan fasilitas penunjang lainnya seperti ruang parkir. Apabila penyediaan ruang parkir kurang mencukupi akan menimbulkan berbagai masalah dalam kelancaran sistem lalu lintas. Kebutuhan ruang parkir hotel perlu memiliki standart menurut fungsi tata guna lahannya perlu dilakukan suatu studi kebutuhan standar parkir untuk hotel di kawasan kota bekasi sesuai dengan tata guna lahan yang ada sehingga dapat menjadikan sumbangan yang berarti didalam memecahkan masalah penyediaan ruang parkir hotel di Indonesia dan Kota Bekasi khususnya.
ANALISIS JANGKAUAN PELAYANAN ANGKUTAN PERDESAAN KABUPATEN BEKASI M. Guntur; Firga Ariani; Subarto Subarto; Rode Paulus; Wisnu Wardana
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.882 KB)

Abstract

Angkutan umum sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi perkotaan memegang peran yang sangat penting bagi daerah wilayah. Kabupaten Bekasi sebagai pembina transportasi di Kabupaten Bekasi tentunya sangat berkepentingan dalam membina angkutan umum di wilayahnya. Salah satu wujud pembinaan (perencanaan, pengaturan dan pengendalian pelayanan angkutan umum) yaitu melakukan kegiatan evaluasi kinerja pelayanan angkutan pedesaan. Dalam melakukan evaluasi kinerja pelayanan, hampir seluruh zona di wilayah kabupaten Bekasi memiliki nilai rendah (dibawah standar) apabila dilihat dari analisis jangkauan pelayanan. Sedangkan dalam pengembangan dan penataan trayek untuk meningkatkan aksebilitas dan jangkauan pelayanan terutama pada zona taruma jaya, zona babelan, zona sukawangi yang saat ini sangat minim pelayanan angkutan umum. selain itu, untuk perbaikan pelayanan dalam meningkatan minat penggunanaa angkutan umum. Rasio kendaraan yang beroperasi dengan kendaraan yang diizinkan atau tingkat operasi akumulasi angkutan pedesaan di Kabupaten Bekasi yang masih beroperasi sebasar 103 %. Angkutan Pedesaan di kabupaten Bekasi sampai saat ini berjumlah 25 Trayek yang tersebar di wilayah kabupaten Bekasi.
ANALISIS KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN KABUPATEN BEKASI Subarto Subarto; M. Guntur; Firga Ariani; Santausa Purnama; Wisnu Wardana
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 7 No 1 (2016): June 2016
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.953 KB)

Abstract

Kabupaten Bekasi dengan Karakter wilayah yang luas dan sebaran penduduk yang relatif merata menyebabkan kebutuhan terhadap angkutan umum memiliki karakteristik unik, sehingga diperlukan analisa tentang sebaran pelayanan jaringan trayek terhadap sebaran penduduk belum lagi kebutuhan jumlah armada pada jam sibuk dan jam tidak sibuk yang sangat berbeda sesuai dengan permintaan. Asumsi yang digunakan saat ini dalam hal penyediaan armada angkutan umum adalah tetap untuk setiap waktu, sehingga pada waktu jam tidak sibuk banyak angkutan umum mempunyai faktor isian (load factor) rendah, sedangkan pada jam sibuk faktor isian yang terjadi tinggi. Di samping itu, rute angkutan umum yang baik harus dapat menjangkau seluruh wilayah dan memenuhi kepentingan beberapa pihak terkait seperti penumpang (user), pengelola (operator) dan pemerintah (regulator) yang pada umumnya kepentingan tersebut saling bertolak belakang. Misalnya, penumpang menginginkan jumlah armada yang sebesar mungkin sehingga waktu menunggu menjadi minimal dan faktor isian angkutan umum serendah mungkin. Angkutan yang beroperasi lebih dari yang diijinkan oleh pemerintah, sedangkan tingkat operasi berada dibawah 100 % artinya tidak semua kendaraan yang diizinkan digunakan sebagai kendaraan operasi. Hal ini disebabkan permintaan angkutan penumpang yang relatif sedikit, sehingga kendaraan yang beroperasi lebih sedikit. Hampir seluruh zona di wilayah Kabupaten Bekasi memiliki nilai rendah (dibawah standar) apabila dilihat dari analisis jangkauan pelayanan. Pengembangan dan penataan trayek untuk meningkatkan aksebilitas dan jangkauan pelayanan terutama pada zona taruma jaya, zona babelan, zona sukawangi yang saat ini sangat minim pelayanan angkutan umum.
ANALISIS KARAKTERISTIK PERILAKU MENGEMUDI PADA GENERASI Z DI SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT Firga Ariani; Gloria N; Purwatiningsih Purwatiningsih; Aryanti Fitrianingsih; Khusnul Khotimah; Bobby Agung; Sudirman Anggada
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 8 No 1 (2017): June 2017
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.013 KB)

Abstract

Dari World Health Organization (WHO) mengungkapkan 48 persen korban yang meninggal merupakan usia produktif (15-44 tahun).Korban kecelakaan lalu-lintas dengan tingkat pendidikan sekolah lanjutan atas (SLA) menempati angka paling banyak.Data dari Korps Lalu-Lintas POLRI menunjukan persentasi korban dengan latar belakang pendidikan SLTA mencapai 57 persen.Angka terbanyak kedua adalah latar belakang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), sebesar 17 persen.Kemudian disusul latar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 12 persen.Dan kemudian latar belakang Perguruan Tinggi (PT) sebesar 6 persen. pengemudi muda sangat berpotensi besar penyebab kecelakaan di jalan raya. Pada saat sekarang ini pengemudi muda tersebut berada pada generasi Z yang memiliki usia antara 16-21 tahun.