Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODEL PENENTUAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API UNTUK MENINGKATKAN FREKUENSI PERJALANAN KERETA API (Studi Kasus: Lintas Bogor-JakartaPP) Fauzi Fauzi; I Made Suraharta; J.R.C. Hosang; Utut Widyanto; Sande Ritin Irawan
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 6 No 1 (2015): June 2015
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.521 KB)

Abstract

Jabodetabek akan berkembang menjadi satu wilayah, sehingga perlu ditata dalam satu konsep sebagai metropolitan terpadu. Kereta api sebagai salah satu bagian dari sistem transportasi dan mempunyai fungsi pokok yaitu pelayanan kepada pelanggan serta berorientasi kepada pasar, baik penumpang maupun barang yang dilayaninya. Pada saat ini pengelolaan perkeretaapian di Indonesia dilaksanakan oleh suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT KAI Commuter Jabodetabek (PT. KCJ). Lintas Bogor–Jakarta, adalah salah satu lintas KRL komuter untuk angkutan penumpang komuter terpadat, setiap tahunnya mengalami peningkatan karena dipengaruhi oleh permintaan dan kondisi sarana dan prasarana KRL. Dan ini berpengaruh juga pada jadwal perjalanan KRL sehingga setiap tahunnya jadwal perjalanan KRL mengalami perubahan. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan sistem pelayanan perjalanan KRL, perlu adanya sistem pengaturan jadwal dan penggunaan prasarana dan sarana yang ada sekarang dioptimalkan, terutama jadwal perjalanan kereta-kereta listrik lintas Bogor-Jakarta pada saat jam sibuk.
SOLUSI PENANGANAN PENUMPUKAN PENUMPANG STASIUN DURI AKIBAT PENGOPERASIAN KA BANDARA Bambang Drajat; Nomin Nomin; Eka Arista; J.R.C Hosang; Utut Widyanto
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 9 No 2 (2018): December 2018
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.091 KB)

Abstract

Pada saat ini kereta bandara pola pengoperasiannya memiliki frekuensi 18 kereta pulang pergi perharinya, dan dalam proses operasinya kereta bandara ini transit di stasiun Duri untuk melakukan perpindahan masinis dikarenakan track layout stasiun Duri tidak memungkinkan untuk kereta bandara berjalan langsung menuju stasiun antara Batu Ceper maupun stasiun akhir Stasiun Bandara. Dari proses transit di stasiun Duri ini terdapat masalah penumpukan penumpang kereta api Commuter Line, karena para penumpang Commuter Line baik yang bertujuan ke stasiun Angke maupun stasiun Tanah Abang ketika ingin berpindah kereta harus berjalan dari peron yang berada di ujung menuju ke peron yang baik berada di tengah maupun diujung yang lain. Selain masalah penumpukan penumpang juga terdapat masalah lebar peron guna menampung penumpang ketika menunggu kereta, karena selain ada kekurangan dari segi kenyamanan penumpang, sisi keselamatan penumpang pun kurang terjaga serta frekuensi perjalanan berkurang sehingga waku tunggu kereta bertambah lama.
KAJIAN POTENSI PENGGUNA KERETA API PADA JALUR REAKTIVASI CIBATU - GARUT Rianto Rili Prihatmantyo; Utut Widyanto; Fauzi Fauzi; Rachmat Sadili
Jurnal Penelitian Sekolah Tinggi Transportasi Darat Vol 10 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.202 KB)

Abstract

Rencana pemerintah dalam reaktifasi jalur kereta api di wilayah Provinsi Jawa Barat ada 4 jalur kereta api, salah satunya rute Cibatu – Garut – Cikajang sepanjang 47,5 km. Pada tahun 2019 diprioritaskan untuk mengaktifasi jalur Cibatu – Garut sepanjang 19,3 km. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi perpindahan pengguna moda angkutan lain ke angkutan kereta api lintas Cibatu – Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode stated preference. Dari hasil analisis potensi perpindahan moda, untuk kondisi tarif saat ini kurang lebih 31% responden yang bersedia pindah ke angkutan kereta api jika jalur reaktifasi beroperasi. Jika tarif menjadi lebih rendah yaituRp. 40.000,- potensi perpindahan moda dapat mencapai 60%. Jika headway moda menjadi 6 jam/hari atau sekitar 4 perjalanan tiap hari, maka potensi perpindahan moda dapat mencapai 60%.