Muslem Hamdani
Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga Bireuen Aceh

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Fatwa Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh Terhadap Aliran Sesat: (Studi kasus terhadap pembinaan Aliran Laduni oleh MPU Kabupaten Aceh Barat) Muslem Hamdani
An-Nasyr Vol 4 No 2 (2017): An-Nasyr
Publisher : Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1180.481 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendalami keputusan fatwa MPU Aceh tentang aliran sesat dan pola pembinaan yang dilakukannya, penulis ingin mengkaji bagaimana pola pembinaan terhadap Aliran Laduni tersebut dengan fokus permasalahan bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh jajaran MPU Aceh Barat dan proses kerja MPU Aceh dalam mendeteksi Aliran Laduni sebagai Aliran Sesat serta Lahirnya Sebuah Fatwa. Pengumpulan data dalam menjawab persoalan tersebut, maka penulis mengunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian tentang bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh MPU Kabupaten Aceh Barat terhadap Aliran Laduni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan asal usul aliran Laduni belum diketahui secara pasti, aliran ini termasuk aliran yang baru. Hingga temuan ini Aliran Laduni baru memiliki dua puluh orang anggota. Indetifikasi dilakukan melalui dialog terbuka dengan para pengikut Aliran Laduni melalui metode pendekatan persuasif serta pengkajian yang mendalam terhadap pemahaman-pemahaman yang mereka kembangkan. Pola pembinaan kepada para pengikut aliran Laduni dilakukan melalui pendidikan singkat yang dipusatkan di aula Mapolres Aceh Barat melalui pendidikan dalam bentuk kajian tatap muka, konsultasi, tanyajawab dengan menghadirkan beberapa narasumber baik dari kabupaten maupun dari Provinsi.
Pola Dakwah Pada Masa Khulafaur Rasyidin Muslem Hamdani
An-Nasyr Vol 6 No 1 (2019): An-Nasyr
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk membahas tentang pola dakwah pada masa khulafaur rasyidin. istilah Khulafaur Rasyidin merujuk kepada empat khalifah pertama dalam sejarah Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Mereka adalah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Para khalifah ini dianggap sebagai pemimpin yang paling ideal dan dihormati dalam sejarah Islam karena mereka menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kesederhanaan, dan kejujuran dalam kepemimpinan mereka. Selain itu, mereka juga memimpin perluasan wilayah Islam hingga mencapai kejayaan pada masa kekuasaan Utsman bin Affan. Khulafaur Rasyidin dianggap sebagai periode keemasan dalam sejarah Islam dan sering dijadikan teladan dalam kepemimpinan dan tata kelola umat Islam. Kajian ini termasuk kajian kepustakaan (library research). kajian ditemukan bahwa Pada masa Khulafaur Rasyidin, pola dakwah yang diterapkan adalah melalui musyawarah dan nasihat yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadits. Selain itu, para khalifah juga memperhatikan masalah sosial dan politik yang timbul pada saat itu, seperti munculnya nabi palsu, kelompok ingkar zakat, serta perpecahan internal dalam umat Islam. Mereka juga berusaha menjaga kelestarian Al-Qur'an dengan mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa Nabi menjadi satu mushaf Al-Qur'an. Namun, meskipun terdapat perpecahan dalam umat Islam pada penghujung pemerintahan Ali, pola dakwah yang diterapkan oleh Khulafaur Rasyidin tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam yang murni dan tidak mengalami perubahan.
Dakwah Dalam Pembinaan Moralitas Pengemis Muslem Hamdani
An-Nasyr Vol 7 No 2 (2020): An-Nasyr
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam (IAI) Al-Aziziyah Samalanga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Da'wah didefinisikan sebagai ajakan atau panggilan untuk kebaikan, kebenaran, dan keadilan, serta pencegahan dari kejahatan, ketidakadilan, dan kebohongan. Penulis mengamati krisis moral di kalangan para pengemis di Aceh, terutama di Banda Aceh, yang sering menunjukkan perilaku dan cara bertingkah yang tidak pantas, seperti mengemis dari orang yang mereka temui. Penulis menyarankan bahwa da'wah dapat digunakan sebagai sarana untuk mengatasi masalah ini dan berkontribusi pada pengembangan moral para pengemis ini. Konsep da'wah dijelaskan, dan tujuannya adalah mendorong orang menuju kebaikan dan kebenaran serta mencegah mereka dari perbuatan salah dan kebohongan untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di dunia ini dan akhirat. Kajian ini merupakan kajian kepustakaan dan pengamatan di lapangan. kajian ditemukan bahwa Hukum mengemis ada yang di bolehkan ada juga yang di haramkan, Banyak faktor yang menyebabkan seseorang terjerumus dalam profesi mengemis, dalam Islam telah menggaris bawahi faktor mana yang membolehkan mengemis, Dakwah di harapkan menjadi perekat dalam perubahan di setiap dimensi kehidupan terutama bidang pengemis sehingga tidak terkesan hanya pandai mengkeritik tidak mampu memberikan solusi.