Ratu Ayu Dewi Sartika
Depatment of Public Health Nutrition, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, F Building 2n Floor Kampus Baru UI Depok 16424, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months Kelvin Halim; Ratu Ayu Dewi Sartika; Trini Sudiarti; Primasti Nuryandari Putri; Nurul Dina Rahmawati
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (616.505 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4380

Abstract

AbstractPrevalence of stunting among under five children in Indonesia is still considered as a public health problem. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting in Babakan Madang District, Bogor Regency in 2019. A cross-sectional design study was performed in this study during April-June in 2019. A total of 149 children’s height aged 635 months was measured and defined based on WHO growth standards. Dietary diversity scores were collected from 24-hour food recall based on 7 food groups. Results showed that the prevalence of stunting in this study was 32.2% and 31.5% of them had low dietary diversity. There was association between dietary diversity and minimum acceptable diet with stunting (p-value = 0.033 and 0.013). Therefore, interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level.AbstrakPrevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keragaman pola makan sebagai salah satu asesmen penting dalam praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan penting untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor lain terhadap prevalensi stunting di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor tahun 2019. Studi cross sectional dilakukan pada penelitian ini selama bulan April -Juni tahun 2019. Sebanyak 149 anak usia 6-35 bulan diukur tinggi badannya dan didefinisikan menggunakan standar pertumbuhan tinggi badan menurut usia dari WHO. Skor keragaman pangan dikumpulkan dari Food Recall 24 jam berdasarkan 7 kelompok pangan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada penelitian ini sebesar 32,2% dan sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah. Terdapat hubungan antara keragaman diet dan asupan minimum yang dapat diterima dengan stunting (p value = 0.033 dan 0.013). Dengan demikian, intervensi harus dilakukan dengan meningkatkan k eragaman pangan untuk mengurangi beban dan prevalensi stunting baik di tingkat rumah tangga ma upun masyarakat.
Hypercholesterolemia Differences based on Body Fat Percentage in Diabetic Patients at Pasar Minggu Primary Health Care 2018 Asti Shafira; Ratu Ayu Dewi Sartika; Diah Mulyawati Utari
Indonesian Journal of Public Health Nutrition Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Public Health Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.709 KB) | DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4382

Abstract

AbstractHypercholesterolemia is the leading predictor of various cardiovascular disease (CVD) which is the leading cause of death in the world. This study aims to determine whether there are a ny differences the incidence of hypercholesterolemia based on factors related to it in people with diabetes mellitus at Pasar Minggu Primary Health Care in 2018. This study used a cross -sectional method with a sample size of 126 respondents using consecutive sampling. Research variables studied were incidence of hypercholesterolemia, sex, duration of diabetes mellitus, family history of diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, stress level, body fat percentage and fat intake. The results of this study showed that the prevalence of hypercholesterolemia incidence in DM patients was 56.3% with 37.1% in men and 63.7% in women. Of all independent variables studied, significant differences with statistical analysis were in sex (OR = 2.947, p = 0.009), family history (OR = 0.443, p = 0.018) and smoking habits (OR = 1,233; p = 0.038). Meanwhile, there was no significant the incidence of hypercholesterolemia differences based on duration of diabetes mellitus, physical activity, stress level, body, fat bod y percentage a nd fat intake due to p > 0.05. To conclude, there were significant differences in sex, family history of diabetes mellitus and smoking habits with hypercholesterolaemia incidence, with an increased risk of hypercholesterolemia in line with female sex, family history of DM and active smoking habits.AbstrakHiperkolesterolemia merupakan salah satu prediktor kuat berbagai penyait jantung yang merupakan penyebab utama kema tian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor yang berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Pasar Minggu pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cr oss-sectional dengan jumlah sampel sebesar 126 responden menggunakan consecutive sampling. Variabel penelitian yang diteliti adalah kejadian hiperkolesterolemia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh dan asupan lemak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hiperkolesterolemia pada penderita DM adalah 56,3% dengan 37,1% pada pria dan 63,7% pada wanita. Dari seluruh variabel independe nt yang diteliti, perbedaan yang bermakna dengan hasil uji chi square adalah jenis kelamin (OR = 2,947; CI = 1,326 -6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443; CI = 0,209 -0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233; CI = 0,990 -11,898). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian hiperkolesterolemia berdasarkan lama menderita DM, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh d an asupan lemak karena p > 0,05 . Disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis kelamin, riwayat DM keluarga da n kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia . Peningkatan risiko hiperkolesterolemia utamanya terjadi pada perempuan, adanya riwayat DM keluarga dan kebiasaan aktif merokok.