Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

CONNECTING CORE, DESAIN RAMAH LINGKUNGAN YANG BERTEKNOLOGI UNTUK NATASHA SKIN CLINIC CENTRE Nadine Djajadi; Astrid Kusumowidagdo; Dyah Kusuma Wardhani
Aksen : Journal of Design and Creative Industry Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ciputra Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.276 KB) | DOI: 10.37715/aksen.v3i1.664

Abstract

Natasha Skin Clinic Centre adalah sebuah klinik kecantikan terkemuka di Indonesia yang melayani perawatan kulit wajah dan rambut untuk remaja, wanita, dan pria. Klinik membutuhkan desain baru yang menonjol dan ramah lingkungan sesuai dengan brand klinik when nature meets technology. Klinik yang dirancang berada di pusat kota Sidoarjo dan menjadi satu-satunya klinik cabang Natasha yang berada di kota itu. Tidak dipungkiri bahwa klinik selalu dipadati dengan pengunjung hingga menyebabkan kapasitas ruang tunggu tidak memadai. Dengan menggunakan metode observasi lapangan, wawancara pengguna, dan studi literatur, konsep desain yang tepat dapat dihasilkan untuk menyelesaikan beragam permasalahan klinik. Connecting Core adalah konsep yang diangkat dalam perancangan yang menonjolkan adanya masa penghubung yang menghubungkan dua masa bangunan, masa nature dan masa technology. Pembagian masa ini didasari oleh implementasi brand Natasha Skin Clinic Centre, when nature meets technology, dimana setiap pertemuan pasti membutuhkan penghubung. Masa penghubung atau connecting area, dijadikan poin utama yang ditonjolkan dalam perancangan karena berfungsi sebagai penghubung yang terdiri dari ruang yang menjual serta berfungsi sebagai media untuk memasukkan pencahayaan alami dan view melalui void dan inner courtyard. Semua pencapaian itu juga didukung oleh adanya penghawaan alami dan teknologi lain seperti solar tube chandellier, automatic window, rainwater harvesting, greywater recycling dan glass roof solar panel. Dengan strategi tersebut, klinik dapat memenuhi aspek smart and green building dan masuk ke dalam kategori gold untuk green building for interior space menurut GBCI serta dapat menghemat biaya pencahayaan buatan sebanyak 44%, penghawaan buatan sebanyak 21%, konsumsi air bersih sebanyak 15.7%, dan listrik sebanyak 81%.