Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Conditions and Sustainability Status of Mangrove Island Karimun Big Jaki Mochtar; Bambang Widigdo; Fery Kurniawan
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 3 (2022): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i3.6436

Abstract

The types of mangrove vegetation found on Karimun Besar Island consisted of A. lanalata, R. mangle, Xylocarpus sp., Nypa fruticans, Bruguiera sp., Lumnitzera racemosa. This species is spread unevenly on Karimun Besar Island. The highest INP was Xylocarpus species at station 3, West Meral District, which was 191.42%. The highest INP at station 1 type A. lanalata was 155.80%. The highest INP at station 2 type R. mangle was 155.44%. The highest INP at station 4 types of R. mangle is 150.93%. The highest INP at station 5 species A. lanalata was 162.91%. The highest INP at station 6 species of Xylocarpus was 198.82%. The highest INP at station 7 Bruguiera species is 137.51%. The highest INP at station 8 types of Lumnitzera racemosa is 175.35%. To manage the mangrove ecosystem on Karimun Besar Island, an integrated and sustainable management is needed. For this reason, an analysis of the sustainability status was carried out with 20 attributes and 4 dimensions, namely: the ecological dimension, the economic dimension, the social dimension and the legal and institutional dimension. The results of the analysis show that the multidimensional sustainability index is 41.44. Mangrove ecosystem management in a sustainable and integrated manner by prioritizing the management of the use of coastal areas, the availability of landfill waste, management of groundwater utilization, utilization of processed products from mangroves and mangrove rehabilitation.
Kajian potensi kawasan mangrove di kawasan pesisir Teluk Pangpang, Banyuwangi Apriadi Budi Raharja; Bambang Widigdo; Dewayani Sutrisno
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.025 KB) | DOI: 10.13170/depik.3.1.1281

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi kawasan mangrove serta potensi luas kawasan yang dapat dijadikan sebagai sempadan pantai. Adapun metode analisis yang digunakan yaitu nilai ekonomi mangrove di bagian barat Teluk Pangpang dengan menggunakan metode effect on production (EOP) dan kesesuaian kawasan sempadan pantai. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh utilitas konsumen dari kawasan mangrove adalah sebesar Rp.33.187.626,12. Dengan jumlah nelayan mangrove sekitar 350 orang dan luas daerah penangkapan sekitar +489 Ha, maka nilai ekonomi sumberdaya kawasan mangrove dilihat dari fungsi pemanfaatan langsung adalah sebesar Rp.32.189.744,06 per hektar per tahun. Sedangkan untuk potensi kawasan yang dapat dijadikan sebagai kawasan sempadan pantai dari hasil perhitungan tumpang-tindih (overlay) dapat dihasilkan wilayah yang termasuk dalam kategori sangat sesuai yaitu + 127,5 ha, sedangkan sesuai luas + 257 Ha, dan kurang sesuai seluas + 442,1 ha dan tidak sesuai yaitu + 1.910,1 ha.Abstrak dalam bahasa indonesia, tidak lebih dari 250 kata (garamond fond 11)Kata kunci : Teluk Pangpang; Ekonomi mangrove; Sempadan pantai; Rehabilitasi
Kesesuaian budidaya keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu di perairan Teluk Sabang Pulau Weh, Aceh T. Faizul Anhar; Bambang Widigdo; Dewayany Sutrisno
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1202.519 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.2.15199

Abstract

Weh Island is one of the coastal region that has high prospect in fisheries, one of it is floating net cage. Unfortunately, the unavailability of the classification zone for fish net culture and the oceanographic conditions of the coastal water become the main issues of the success of the fish net cage (KJA) culture activities.  The aim of this study is analyze suitability of floating net cage culture for grouper in Sabang Bay. The method use in this research is Inverse Distance Weighted (IDW) method. There were 10 water quality variabels measured, such as protection, bathimetry, water transparency, current velocity, temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, nitrate and phosphate. Area suitability divided into three suitability criteria, i.e very suitable, suitable and not suitable were used to determine the suitability of floating net cage. The result of the analysis are obtained show that the area for grouper culture Sabang Bay covering 11.3 % or 9.08 Ha of Sabang Bay were classified as very suitable (S1), suitable class (S2) covering an area of 39.8 % or 32.08 Ha of Sabang Bay, and not suitable class (N) covering 49 % or 39.54 Ha of Sabang Bay. Based on this percentage can be concluded that some of the coastal of the Sabang Bay can be utilized as a floating net cage culture of grouper fish activities.Keywords: Grouper culture, GIS, Suitability, Sabang Bay, Aceh Province ABSTRAKPulau Weh merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Akan tetapi dengan belum tersedianya penentuan lokasi budidaya keramba jaring apung serta data kondisi perairan yang tersedia menjadi kendala utama dalam peningkatan keberhasilan dan pengembangan budidaya keramba jaring apung (KJA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luasan kesesuaian perairan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu di perairan Teluk Sabang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Inverse Distance Weighted (IDW). Terdapat sepuluh parameter yang diukur, yaitu keterlindungan, kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat. Tingkat kesesuaian perairan dibagi menjadi 3 (tiga) kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa luasan untuk budidaya ikan kerapu Teluk Sabang sangat sesuai (S1) seluas 9,08 % atau 11,3 Ha dari Teluk Sabang, kelas sesuai (S2) seluas 39,8 % atau 32,08 Ha dari Teluk Sabang, dan kelas tidak sesuai (N) seluas 49 % atau 39,54 Ha dari Teluk Sabang. Berdasarkan persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian perairan Teluk Sabang dapat dimanfaatkan sebagai usaha budidaya keramba jaring apung ikan kerapu.Kata kunci: Budidaya ikan kerapu, SIG, Kesesuaian perairan, Teluk Sabang, Provinsi Aceh
Kesesuaian budidaya keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu di perairan Teluk Sabang Pulau Weh, Aceh T. Faizul Anhar; Bambang Widigdo; Dewayany Sutrisno
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15199

Abstract

Weh Island is one of the coastal region that has high prospect in fisheries, one of it is floating net cage. Unfortunately, the unavailability of the classification zone for fish net culture and the oceanographic conditions of the coastal water become the main issues of the success of the fish net cage (KJA) culture activities.  The aim of this study is analyze suitability of floating net cage culture for grouper in Sabang Bay. The method use in this research is Inverse Distance Weighted (IDW) method. There were 10 water quality variabels measured, such as protection, bathimetry, water transparency, current velocity, temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, nitrate and phosphate. Area suitability divided into three suitability criteria, i.e very suitable, suitable and not suitable were used to determine the suitability of floating net cage. The result of the analysis are obtained show that the area for grouper culture Sabang Bay covering 11.3 % or 9.08 Ha of Sabang Bay were classified as very suitable (S1), suitable class (S2) covering an area of 39.8 % or 32.08 Ha of Sabang Bay, and not suitable class (N) covering 49 % or 39.54 Ha of Sabang Bay. Based on this percentage can be concluded that some of the coastal of the Sabang Bay can be utilized as a floating net cage culture of grouper fish activities.Keywords: Grouper culture, GIS, Suitability, Sabang Bay, Aceh Province ABSTRAKPulau Weh merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Akan tetapi dengan belum tersedianya penentuan lokasi budidaya keramba jaring apung serta data kondisi perairan yang tersedia menjadi kendala utama dalam peningkatan keberhasilan dan pengembangan budidaya keramba jaring apung (KJA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luasan kesesuaian perairan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu di perairan Teluk Sabang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Inverse Distance Weighted (IDW). Terdapat sepuluh parameter yang diukur, yaitu keterlindungan, kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat. Tingkat kesesuaian perairan dibagi menjadi 3 (tiga) kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa luasan untuk budidaya ikan kerapu Teluk Sabang sangat sesuai (S1) seluas 9,08 % atau 11,3 Ha dari Teluk Sabang, kelas sesuai (S2) seluas 39,8 % atau 32,08 Ha dari Teluk Sabang, dan kelas tidak sesuai (N) seluas 49 % atau 39,54 Ha dari Teluk Sabang. Berdasarkan persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian perairan Teluk Sabang dapat dimanfaatkan sebagai usaha budidaya keramba jaring apung ikan kerapu.Kata kunci: Budidaya ikan kerapu, SIG, Kesesuaian perairan, Teluk Sabang, Provinsi Aceh
Kajian potensi kawasan mangrove di kawasan pesisir Teluk Pangpang, Banyuwangi Apriadi Budi Raharja; Bambang Widigdo; Dewayani Sutrisno
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.3.1.1281

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi kawasan mangrove serta potensi luas kawasan yang dapat dijadikan sebagai sempadan pantai. Adapun metode analisis yang digunakan yaitu nilai ekonomi mangrove di bagian barat Teluk Pangpang dengan menggunakan metode effect on production (EOP) dan kesesuaian kawasan sempadan pantai. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh utilitas konsumen dari kawasan mangrove adalah sebesar Rp.33.187.626,12. Dengan jumlah nelayan mangrove sekitar 350 orang dan luas daerah penangkapan sekitar +489 Ha, maka nilai ekonomi sumberdaya kawasan mangrove dilihat dari fungsi pemanfaatan langsung adalah sebesar Rp.32.189.744,06 per hektar per tahun. Sedangkan untuk potensi kawasan yang dapat dijadikan sebagai kawasan sempadan pantai dari hasil perhitungan tumpang-tindih (overlay) dapat dihasilkan wilayah yang termasuk dalam kategori sangat sesuai yaitu + 127,5 ha, sedangkan sesuai luas + 257 Ha, dan kurang sesuai seluas + 442,1 ha dan tidak sesuai yaitu + 1.910,1 ha.Abstrak dalam bahasa indonesia, tidak lebih dari 250 kata (garamond fond 11)Kata kunci : Teluk Pangpang; Ekonomi mangrove; Sempadan pantai; Rehabilitasi
Kesesuaian budidaya keramba jaring apung (KJA) ikan kerapu di perairan Teluk Sabang Pulau Weh, Aceh T. Faizul Anhar; Bambang Widigdo; Dewayany Sutrisno
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15199

Abstract

Weh Island is one of the coastal region that has high prospect in fisheries, one of it is floating net cage. Unfortunately, the unavailability of the classification zone for fish net culture and the oceanographic conditions of the coastal water become the main issues of the success of the fish net cage (KJA) culture activities.  The aim of this study is analyze suitability of floating net cage culture for grouper in Sabang Bay. The method use in this research is Inverse Distance Weighted (IDW) method. There were 10 water quality variabels measured, such as protection, bathimetry, water transparency, current velocity, temperature, salinity, pH, dissolved oxygen, nitrate and phosphate. Area suitability divided into three suitability criteria, i.e very suitable, suitable and not suitable were used to determine the suitability of floating net cage. The result of the analysis are obtained show that the area for grouper culture Sabang Bay covering 11.3 % or 9.08 Ha of Sabang Bay were classified as very suitable (S1), suitable class (S2) covering an area of 39.8 % or 32.08 Ha of Sabang Bay, and not suitable class (N) covering 49 % or 39.54 Ha of Sabang Bay. Based on this percentage can be concluded that some of the coastal of the Sabang Bay can be utilized as a floating net cage culture of grouper fish activities.Keywords: Grouper culture, GIS, Suitability, Sabang Bay, Aceh Province ABSTRAKPulau Weh merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi perikanan yang cukup besar. Akan tetapi dengan belum tersedianya penentuan lokasi budidaya keramba jaring apung serta data kondisi perairan yang tersedia menjadi kendala utama dalam peningkatan keberhasilan dan pengembangan budidaya keramba jaring apung (KJA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis luasan kesesuaian perairan budidaya keramba jaring apung ikan kerapu di perairan Teluk Sabang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Inverse Distance Weighted (IDW). Terdapat sepuluh parameter yang diukur, yaitu keterlindungan, kedalaman, kecerahan, kecepatan arus, suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, nitrat dan fosfat. Tingkat kesesuaian perairan dibagi menjadi 3 (tiga) kelas kesesuaian, yaitu sangat sesuai, sesuai dan tidak sesuai. Hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa luasan untuk budidaya ikan kerapu Teluk Sabang sangat sesuai (S1) seluas 9,08 % atau 11,3 Ha dari Teluk Sabang, kelas sesuai (S2) seluas 39,8 % atau 32,08 Ha dari Teluk Sabang, dan kelas tidak sesuai (N) seluas 49 % atau 39,54 Ha dari Teluk Sabang. Berdasarkan persentase tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian perairan Teluk Sabang dapat dimanfaatkan sebagai usaha budidaya keramba jaring apung ikan kerapu.Kata kunci: Budidaya ikan kerapu, SIG, Kesesuaian perairan, Teluk Sabang, Provinsi Aceh
Kajian potensi kawasan mangrove di kawasan pesisir Teluk Pangpang, Banyuwangi Apriadi Budi Raharja; Bambang Widigdo; Dewayani Sutrisno
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.3.1.1281

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi kawasan mangrove serta potensi luas kawasan yang dapat dijadikan sebagai sempadan pantai. Adapun metode analisis yang digunakan yaitu nilai ekonomi mangrove di bagian barat Teluk Pangpang dengan menggunakan metode effect on production (EOP) dan kesesuaian kawasan sempadan pantai. Berdasarkan hasil kajian, diperoleh utilitas konsumen dari kawasan mangrove adalah sebesar Rp.33.187.626,12. Dengan jumlah nelayan mangrove sekitar 350 orang dan luas daerah penangkapan sekitar +489 Ha, maka nilai ekonomi sumberdaya kawasan mangrove dilihat dari fungsi pemanfaatan langsung adalah sebesar Rp.32.189.744,06 per hektar per tahun. Sedangkan untuk potensi kawasan yang dapat dijadikan sebagai kawasan sempadan pantai dari hasil perhitungan tumpang-tindih (overlay) dapat dihasilkan wilayah yang termasuk dalam kategori sangat sesuai yaitu + 127,5 ha, sedangkan sesuai luas + 257 Ha, dan kurang sesuai seluas + 442,1 ha dan tidak sesuai yaitu + 1.910,1 ha.Abstrak dalam bahasa indonesia, tidak lebih dari 250 kata (garamond fond 11)Kata kunci : Teluk Pangpang; Ekonomi mangrove; Sempadan pantai; Rehabilitasi