This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ners
M. NIZAR SYARIF HAMIDI
Dosen dan Alumni FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KATARAK SENILIS PADA PASIEN DI POLI MATA RSUD BANGKINANG M. NIZAR SYARIF HAMIDI
Jurnal Ners Vol. 1 No. 1 (2017): APRIL 2017
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.221 KB) | DOI: 10.31004/jn.v1i1.98

Abstract

World Hearth Organization (WHO), sedikitnya terdapat 135 juta orang yang mengalami disabilitas penglihatan yang sangat signifikan dan terdapat lebih dari 50 juta orang buta di seluruh dunia saat ini, dengan penyebab kebutaan terbanyak adalah katarak (51%).Terjadinya katarak senilisberhubungan dengan diabetes melitus, riwayat keluarga dengan katarak, pemakaian steroid yang lama, merokok, terpajan sinar ultravioet (UV). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan terjadinya katarak senilis pada pasien di poli mata RSUD Bangkinang. Desain penelitian ini adalah analitik deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang penderita katarak di poli mata RSUD Bangkinang yang dilaksanakan 11–23 Juli 2016, dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan 95% (p≤0,05), menunjukkan bahwayang mengalami katarak senilis sebanyak 22 orang (73,3%), diabetes melitus 20 orang (66,7%), riwayat keluarga dengan katarak sebanyak 17 orang (56,7%), tidak memakai obat steroid yang lama sebanyak 19 orang (63,3%), merokok sebanyak 21 orang (70,0%), terpajan sinar ultraviolet sebanyak 23 orang (76,7%). Didapatkan ada hubungan riwayat diabetes melitus (p value 0,007), riwayat keluarga dengan katarak (p value 0,009), merokok (p value 0,03), terpajan sinar ultraviolet (matahari) (p value 0,00) dengan kejadian katarak senilis, tidak ada hubungan pemakaian steroid lama (p value 0,67) dengan kejadian katarak senilis. Diharapkan kepada responden untuk menggunakan pelindung mata (kaca mata buram), menghindari merokok dan mengontrol kadar gula darah secara rutin.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG FILARIASISI DENGAN MENGONSUMSI OBAT PENCEGAHAN FILARIASIS DI DESA BERANCAH WILAYAH UPT PUSKESMAS SELATBARU TAHUN 2016 M. NIZAR SYARIF HAMIDI
Jurnal Ners Vol. 1 No. 2 (2017): OKTOBER 2017
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.967 KB) | DOI: 10.31004/jn.v1i2.118

Abstract

Jumlah penduduk di dunia terdapat 1,3 miliar yang tersebar lebih dari 83 negara memiliki resiko tertular filariasis. Kasus filariasis di Indonesia pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 11.914. Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Pemerintah Indonesia membuat kebijakan mengenai penanganan filariasis, yaitu dengan memutuskan mata rantai penularan filariasis dengan pemberian obat massal pencegahan filariasis (POMP F) di daerah endemis filariasis, mencegah dan membatasi kecacatan karena filariasis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap kepala keluarga tentang filariasis dengan mengonsumsi obat pencegahan filariasis. Metode penelitian menggunakan observation analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 737 KK dengan sampel sebanyak 260 responden. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen pengukuran pada penelitian ini  yaitu kuesioner yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas (r> 0.444). Pengolahan data menggunakan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi  pada tiap variabel dan analisa bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil analisa univariat didapatkan umur terbanyak dewasa awal, pendidikan terbanyak SMA, dengan frekuensi minum obat terbanyak. Pengetahuan dan sikap terhadap mengonsumsi obat filariasis didapatkan pengetahuan baik sebanyak 197 responden (75,8 %), dan sikap positif terhadap mengonsumsi obat filariasis sebanyak 132 responden (50,8 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap keluarga tentang filariasis dengan mengonsumsi obat pencegahan filariasis (Pvalue = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada semua pihak baik Dinas Kesehatan, Puskesmas dan masyarakat saling bekerjasama dalam memutuskan mata rantai penularan penyakit filariasis dengan berpartisipasi mengonsumsi obat filariasis.