Netty N. Kawulusan
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penatalaksanaan infeksi rongga mulut: Ludwig’s angina (Laporan Kasus) Management of oral cavity infection: Ludwig’s angina (case report) Muh. Irfan Rasul; Netty N. Kawulusan
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 1 (2018): Vol 7 No 1 April 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4710.501 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i1.13

Abstract

Ludwig’s angina adalah infeksi yang terjadi pada regio wajah yang melibatkan spasium submandibula bilateral, sublingual, dan submentale. Infeksi ini dapat menyebabkan kematian oleh karena terjadinya sumbatan jalan napas. Laporan kasus ini melaporkan tentang penatalaksanaan pasien dengan Ludwig’s angina yang diakibatkan sebagai akibat penyebaran infeksi dari gigi rahang bawah kanan sehingga menyebabkan pasien tersebut sulit membuka mulut dan sulit bernafas. Oleh karena itu penatalaksanaan pada kasus ini memerlukan perawatan yang adekuat meliputi pemberian analgetik dan antibiotik, insisi drainase, dan pencabutan gigi penyebab. Untuk infeksi yang berpotensi menyebabkan gangguan jalan napas maka dilakukan trakeostomi.
Perbandingan efektivitas kerja antara lidokain dan artikain pada anestesi blok nervus alveolaris inferior Netty N. Kawulusan; Rehatta Yongki; Andi Muamar Qadafi
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 1 (2017): Vol 6 No 1 April 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.43 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i1.20

Abstract

Latar belakang: Pencabutan gigi merupakan tindakan yang sangat komplek yang melibatkan struktur tulang dan jaringan lunak dalam rongga mulut. Dokter gigi menggunakan anestesi lokal untuk mengatasi nyeri saat pencabutan gigi. Anestetikum lokal ada bermacam-macam, begitu pula dengan efek yang ditimbulkannya; sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai perbandingan efektivitas kerja antara lidokain dan artikain pada anestetikum blok nervus alveolaris inferior sebelum pencabutan gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan efektivitas kerja antara lidokain dan artikain pada anestesi blok nervus alveolaris inferior. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain eksperimen klinis dengan sampel terdiri atas 20 pasien, dan dilakukan pada bulan Februari-April. Sebanyak 10 pasien sebagai kelompok lidokain dan 10 pasien kelompok kontrol artikain sebagai sampel ditentukan menggunakan metode purposive sampling. Keadaan nyeri pasien diukur menggunakan penilaian objektif, yaitu rasa sakit yang dirasakan oleh pasien setelah diberi rangsangan) dan penilaian subyektif, yaitu rasa tebal yang dirasakan oleh pasien. Hasil: rata-rata waktu onset pada lidokain dan artikain masing-masing adalah 102,00 ± 19,56 dan 70,00 ± 12,25 detik (secara subyektif) serta 159,00 ± 25,10 dan 125,22 ± 22,58 (secara obyektif). Hasil ini menunjukkan onset artikan lebih cepat dibandingkan dengan lidokain. Durasi rata-rata pada lidokain dan artikain masing-masing adalah 87,80 ± 9,96 dan 104,50 ± 6,16 menit (secara subyektif) serta 60,20 ± 10,40 dan 80,17 ± 5,23 menit (secara obyektif). Hasil ini menunjukkan durasi artikain lebih panjang dibandingkan dengan lidokain. Tidak ada perbedaan secara signifikan jika dilihat dari nilai kedalaman anestesi. Pada tingkat keberhasilan anestesikum berdasarkan jenis kelamin, umur, dan unsur yang dicabut juga tidak didapatkan perbedaan secara signifikan. Simpulan: Disimpulkan bahwa artikain memiliki efek yang lebih baik dibandingkan dengan lidokain dari segi onset dan durasi, sedangkan dari segi kedalaman anestesi relatif sama. Tingkat keberhasilan anestetikum berdasarkan jenis kelamin, umur, dan unsur yang dicabut tidak ada perbedaan secara signifikan.
Pengaruh gel ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis) terhadap kekerasan email gigi manusia (in vitro): The effects of green tea leaf extract gel (Camellia sinensis) toward the hardness of human tooth enamel (in vitro) Rehatta Yongki; Christine A. Rovani; Putri Tahta Gemilang; Netty N. Kawulusan
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.967 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i2.169

Abstract

Latar belakang: Email gigi terdiri atas 96%bahan anorganik, 1% organik, dan 3% air.Bahan anorganikterbesar pada email adalah hidroksiapatit, yang pada kondisi pH kritis akan larut dan bila berlanjut, akan memicu demineralisasi sehingga menurunkan kekerasan email gigi. Untuk mengimbangi demineralisasi perlu adanya remineralisasi yang salah satunya diperoleh dari teh hijau yang mengandung fluoride. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek gel ekstrak daun teh hijau terhadap kekerasan email gigi manusia. Metode: Penelitian eksperimen laboratorium dengan pretest-posttest with control group design. Sampel terdiri dari tiga puluh dua gigi premolar permanen rahang atas yang telah diekstraksi. Gigi dipotong pada cementoenamel junction. Mahkota gigi diletakkan pada blok orthoplast dengan permukaan bukal menghadap ke atas. Sampel dibagi secara random menjadi 2 kelompok yang sama banyak. Sampel dipendam di dalam gel ekstrak daun teh hijau (kelompok I) dan CPP-ACP sebagai kontrol positif (kelompok II) dengan lama waktu pemendaman 30 menit selama 7 hari. Pengukuran kekerasan email gigi dilakukan menggunakan universal hardness tester. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t paired dan uji-t independent. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) terhadap kekerasan email gigi pada setiap periode antar kelompok. Simpulan: Gel ekstrak daun teh hijau hampir sama dengan CPP-ACP dalam hal meningkatkan kekerasan email gigi manusia.
Fraktur Le Fort II disertai fraktur basis kranii (laporan kasus): Fracture of Le Fort II followed by fracture of cranial base (case report) Abul Fauzi; Netty N. Kawulusan
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 2 (2018): Vol 7 No 2 Agustus 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.647 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i2.170

Abstract

Fraktur Le Fort II merupakan fraktur midfacial yang kadang diikuti oleh fraktur basis kranii. Keadaan ini menimbulkan kelainan neurologi. Penanganannya meliputi perawatan kelainan neurologi yang bersifat darurat dan perawatan definitif frakturnya. Tujuan dari penanganan kasus ini adalah oklusi yang merupakan prioritas pada perawatan definitif fraktur Le Fort II. Pada kasus ini, maloklusi yang terjadi pascaoperasi diatasi dengan selective grinding.