Zohra Nazaruddin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Serostomia karena obat pada orang tua Zohra Nazaruddin; Erni Marlina
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.712 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v1i5.77

Abstract

Serostomia adalah terjadinya penurunan fungsi kelenjar saliva sehingga penderita mengeluh kesulitan menelan, bicara, rasa yang tidak nyaman dan sering terjadi infeksi dalam rongga mulut. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai faktor dengan banyak manifestasi di rongga mulut. Dokter gigi sebagai orang pertama yang mengetahui adanya perubahan dalam rongga mulut, diharapkan dapat mengetahui berbagai manifestasi serostomia tersebut sehingga diharapkan dapat membantu mengidentifikasi, apakah kelainan tersebut merupakan akibat penuaan atau hal yang patologis, atau karena penggunaan obat-obatan.
Efikasi terapi angular cheilitis di Bagian Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin berdasarkan prinsip kausatif Ali Yusran; Zohra Nazaruddin; Erni Marlina
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 6 (2013): Vol 2 No 6 Desember 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.988 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i6.150

Abstract

Angular cheilitis merupakan suatu lesi, terkadang disertai inflamasi pada commisura labial baik yang terjadi unilateral maupun bilateral, dengan nyeri atau tanpa adanya gejala. Terapi utamanya adalah anti jamur yang didasarkan pada prinsip kausatif. Namun, akhir-akhir terjadi kecenderungan perubahan mikroorganisme khususnya spesies jamur Candida. Jika sebelumnya spesies Candida albicans paling banyak diisolasi sebagai jamur patogen di rongga mulut, namun jumlah spesies Candida lain selain Candida albicans juga semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mikroorganisme penyebab jamur sebagai dasar untuk terapi yang diberikan. Metode yang diterapkan adalah observasional deskriptif. Hasilnya Staphylococcus aureus menjadi mikroorganisme yang paling banyak dijumpai dengan 33,3%, selanjutnya adalah Staphylococcus epidermidis (26,6%), Stahylococcus saproforicus (16,6%), Streptococcus sp (10%), basil negatif (10%), dan Candida tropicalis (3,3%) lesi angular cheilitis dengan Candida tropicalis. Jelas bahwa terapi yang selama ini diberikan berupa anti jamur berdasarkan hasil penelitian ini tidaklah tepat. Akan lebih sesuai jika diberikan anti bakteri, misalnya chlorhexidine gluconate.