Tarsisius Considus Tophianong
Laboratorium Klinik, Reproduksi, Patologi dan Nutrisi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Case Report: Penanganan Obstruksi Esofagus Pada Anjing Labrador Retrievers Tri Utami; Tarsisius Considus Tophianong
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v6i2.932

Abstract

Esophageal obstruction is a condition that is commonly experienced by dogs and causes disruption to the mobilization of food and water to the stomatch. The aim of this study is to provide information on the management of esophageal obstruction in a dog based on the type and location of the obstruction. The material used in this case study is a Labrador retriever dog, female, 2 years old, brownish red and weighing 24 kg. Based on history, clinical symptoms and radiographic examination, the diagnosis of this case was obstruction of a foreign body in intraluminal esophagus. Before treatment, the dog was anesthetized by premedication Atropine sulfate at 0.02 mg/kg body weight sub-cutaneously, and induction of anesthesia through combination injection of Ketamin HCL dose 10 mg/kg body weight and Xylazine dose 2 mg/ kg body weight intramuscularly. Goal treatment that has been done in this case is taking a foreign body in the form of a piece cow bone in intraluminal esophagus through the oral cavity.
Laporan Kasus: Orchiectomy Pada Anjing Penderita Cryptorrchid Bilateral Tarsisius Considus Tophianong; Tri Utami
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v7i1.933

Abstract

Cryptorrchid is the most common congenital defect found in dogs and cats. Cryptorrchid is a failure condition of one or both testicle to descend into the scrotum. On 2nd March 2019 an examination and treatment of two bilateral cryptorrchid’s dogs were done at the Praktik Dokter Hewan Bersama Grace Vetcare. The first patient’s identity is domestic dog, 3 years old, brown hairs, weigh 13 kg called name Iro. The second patient’s identity is domestic dog, 1.5 years old, brown hairs, weigh 15.5 kg called name Jacky. Based on physical examination and ultrasound examination, two dogs were diagnosed Bilateral Inguinal Cryptorrchid. Management treatment of both patients were done by orchiectomy operation. Orchiectomies were done by an open method, which is making incision in the left and right lateral inguinal region of the penis. This operation was done to minimize the risk of sertoli cell tumor (sertolioma). Orchiectomy is the only medical procedure that was recommended for cryptorchid treatment.
CASE REPORT: PENANGANAN PROLAPSUS BULBUS OCULI PADA KUCING (Felis catus) DAN ANJING (Canis lupus familiaris) Tri Utami; Tarsisius Considus Tophianong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1599

Abstract

Prolapsus bulbus oculi merupakan penonjolan bola mata keluar dari rongga mata. Keluarnya bola mata disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya akibat tekanan bola mata yang tinggi, trauma dan kelainan pada otot mata. Dua ekor anjing Shih Tzu, jantan, berumur 4 tahun dan 3 tahun, serta seekor kucing ras campuran, jantan, berumur 4 tahun mengalami prolapsus bulbus oculi akibat trauma cakaran anjing lain dan kecelakaan tertabrak kendaraan bermotor. Kondisi mata pada seekor anjing dan kucing terlihat keluar dari rongga mata dan terlihat mengalami perforasi pada palpebral, kornea dan uvea disertai hemoragi dan eksudasi berlangsung selama 2-3 hari, sedangkan seekor anjing lainnya terlihat bola mata keluar dari rongga mata disertai hemoragi ringan tanpa perforasi pada kornea. Tindakan penanganan yang dilakukan pada kasus ini adalah tindakan enukleasi bulbus oculi pada seekor anjing dan kucing yang bola matanya telah mengalami perforasi dan eksudasi, sedangkan seekor anjing lainnya dilakukan reposisi bulbus oculi. Pengangkatan bola mata, konjungtiva, membrane nictitans dan muskulus ekstraokuler dilakukan melalui pendekatan insisi dan diseksi transpalpebra. Kelopak mata dilakukan penutupan dengan penjahitan pada septum orbital dengan pola sederhana menerus menggunakan benang Vicryl 4-0, kemudian kulit kelopak mata dijahit dengan pola sederhana tunggal menggunakan benang Silk 3-0. Pemberian amoxicillin dosis 10 mg/kg BB melalui injeksi intramuskuler pada saat operasi, dan pemberian secara per oral selama 5 hari. Pengambilan benang jahitan dilakukan pada hari ketujuh. Kondisi luka operasi pada hari ketujuh paska enukleasi tampak kering, tidak ada peradangan dan lipatan kelopak mata tertutup.
Hubungan Ukuran Testis Terhadap Motilitas Dan Viabilitas Spermatozoa Babi Landrace Dan Babi Duroc Yohanes Raldy Nadja; Cynthia Dewi Gaina; Nancy D. F. K. Foeh; Tarsisius Considus Tophianong
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1725

Abstract

Pertumbuhan populasi babi di Indonesia disetiap daerah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Testis berfungsi menghasilkan spermatozoa dan hormon testosteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran testis terhadap kualitas spermatozoa babi Landrace dan babi Duroc dengan umur berkisar 2-4 tahun. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental meliputi pengukuran testis dan evaluasi semen secara makroskopis dan mikroskopis. Data mikroskopis yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian rerata evaluasi semen babi Landrace secara mikroskopis menunjukkan motilitas 82.5±0.00 % dan viabilitas 88.7±0.00 %, sedangkan evaluasi makroskopis semen babi Duroc menunjukka motilitas 82.5±0.00 % dan viabilitas 88.6±0.00 %. Hasil rerata ukuran panjang testis babi Landrace bagian kiri 12.66 ± 3.0 cm, bagian kanan 14.00 ± 1.0 cm, lebar testis bagian kiri 7.66 ± 2.081 cm, bagian kanan 8.00±0.00 cm. Babi Duroc memiliki panjang testis kiri 16.66 ± 5.507 cm, panjang testis kanan 13.66 ± 3.21cm , lebar testis bagian kiri 8.3 ± 2.020 cm dan lebar testis bagian kanan 8.5 ± 1.5 cm. Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan ukuran testis ternak babi Landrace dan Duroc nyata terhadap motilitas dan viabilitas spermatozoa (p>0.05) kedua jenis babi tersebut.