Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS RISIKO KUALITATIF PENGIRIMAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN DASAR FECES UNGGAS DARI KABUPATEN BLITAR KE KABUPATEN SUMBA TIMUR Melky Angsar; Annytha Ina Rohi Detha
JURNAL KAJIAN VETERINER PROSIDING SEMINAR NASIONAL KE-7
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v0i0.1589

Abstract

Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosis penting dan telah menjadi ancaman besar bagi peternakan ayam rakyat. Pulau Sumba secara historis adalah Pulau bebas kasus Avian Influenza. Analisis risiko ini sebagai respon atas permintaan perusahaan tebu nasional yang hendak memasukan pupuk organik berbahan dasar feces unggas sebanyak 2.730 ton yang akan digunakan di perkebunan tebu lahan kering di Kabupaten Sumba Timur. Tim Analisis risiko melakukan pemantauan ke Karantina Waingapu tempat pupuk ditahan. Metode pengumpulan data dengan kuesioner dan kunjungan lapangan ke Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, ke farm tempat dihasilkannya feces unggas, ke lokasi pengolahan feces menjadi pupuk organik, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dan Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Sampel feces juga diambil dan dilakukan pemeriksaan PCR oleh Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Hasil analisis risiko menunjukan bahwa estimasi risiko penularan virus AI terkait pemasukan pupuk organik asal unggas dari Provinsi Jawa Timur ke Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Negligible artinya kejadian dapat diabaikan sehingga Tim merekomendasikan agar pengiriman pupuk organik tersebut dapat dilakukan dengan beberapa catatan yaitu kelengkapan dokumen pengiriman produk berupa surat rekomendasi daerah asal dan tujuan, sertifikat veteriner daerah asal, hasil pemeriksaan laboratorium dan surat keterangan bebas kasus AI dalam 6 bulan terakhir perlu dilampirkan dalam setiap kali pengiriman produk dan pengiriman pupuk harus dalam kondisi tertutup (dalam kontainer) dan hanya boleh diturunkan ketika sampai di lokasi tujuan akhir.