Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SMA NEGERI 5 BULUKUMBA Ardianto Ardianto; Andi Yurni Ulfa; Azrini Khaerah
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran) Vol 4, No 3 (2021): PeTeKa: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/ptk.v4i3.486-493

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran biologi, khususnya materi Sistem Regulasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 5 Bulukumba yang berjumlah 33 orang pada semester ke 2 Tahun Pelajaran 2019/2020. Data hasil belajar biologi diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar pada setiap siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 5 Bulukumba. Peningkatan hasil belajar biologi siswa dapat dilihat dari peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 60,6% dan pada siklus II sebesar 87,9 % atau dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 27,3 % dari siklus I ke siklus II. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 5 Bulukumba. 
FORMULASI BIJI ALPUKAT DAN DAUN EUKALIPTUS SEBAGAI TEH HERBAL ANTIOKSIDAN Andi Nur Fitriani Abubakar; Azrini Khaerah
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 13, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v13i1.1396

Abstract

Biji alpukat merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. Pada umumnya masyarakat Indonesia meminum air rebusan ekstrak biji alpukat sebagai obat herbal dalam bentuk teh. Namun biji alpukat tidak memiliki aroma khas sehingga diperlukan alternatif lain untuk memperbaiki sifat organoleptik biji alpukat, yaitu penambahan daun eukaliptus yang juga dilaporkan memiliki kandungan antioksidan tinggi. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus menjadi teh herbal yang memiliki fungsi antioksidan masih belum dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk membuat teh herbal formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus yang kaya antioksidan dan disukai oleh konsumen. Metode yang digunakan meliputi uji kadar air, skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan metode DPPH dan uji organoleptik metode hedonik. Nilai kadar air yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia biji alpukat dan daun eukaliptus yang digunakan memenuhi syarat sebagai bahan baku penelitian. Hasil analisis fitokimia menggunakan ekstrak air panas menunjukkan biji alpukat mengandung fenolik, flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid sedangkan daun eukaliptus mengandung fenolik, flavonoid, dan tanin. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus dengan perlakuan biji alpukat 70% : daun eukaliptus 30% (F4) merupakan formulasi terbaik yang memberikan aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 65,29% diantara formulasi teh herbal lainnya. Hasil uji organoleptik formulasi F4 dengan penambahan madu terhadap indikator warna dan aroma termasuk kategori sangat suka sedangkan indikator rasa termasuk kategori suka.
Efektivitas Pembelajaran Daring Zoom, Google Classroom, Whatsapp Selama Pandemik di Universitas Muhammadiyah Bulukumba H. Halijah; Azrini Khaerah; Andi Yurni Ulfa
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 10, No 2 (2021): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat102262192021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom dan WhatsApp pada masa pandemik COVID -19 di Universitas Muhammadiyah Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa kelas Biologi 18, Biologi 19, dan Biologi 20. Instrumen penelitian ini adalah peneliti menjadi key instrument. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Zoom kurang efektif dilaksanakan karena harus berada dalam jaringan yang kuat dan stabil, pemborosan kuota dan harga kuota yang mahal. Aplikasi Google Classroom efektif untuk mengumpulkan tugas, UTS dan UAS. Aplikasi WhatsApp paling efektif digunakan dalam pembelajaran daring karena mudah di akses oleh mahasiswa yang tinggal di pedesaan.Kata kunci: Efektivitas, Pembelajaran Daring, Masa PandemikThis study aims to determine the effectiveness of online learning using the zoom application, google class room, and whatss app during the Covid 19 pandemic at the University of Muhammadiyah Bulukumba. This type of research is a qualitative research with a descriptive approach. the source of data in this study were students of biology class 18,19,20. The instrument of this research was the researcher being the key instrument.  The data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation. The data analysis technique used the Miles & Huberman model. The results showed that learning by using the Zoom application was less effective for collecting assignments, UTS and UAS. The Whatts App was the most effective application used in online learning because easily accessible to students living in rural areas. Keyword: Effectiveness, Online Learning, Pandemic
Efektivitas Pembelajaran Daring Zoom, Google Classroom, Whatsapp Selama Pandemik di Universitas Muhammadiyah Bulukumba H. Halijah; Azrini Khaerah; Andi Yurni Ulfa
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 10, No 2 (2021): September
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/sainsmat102262192021

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran daring menggunakan aplikasi Zoom, Google Classroom dan WhatsApp pada masa pandemik COVID -19 di Universitas Muhammadiyah Bulukumba. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah Mahasiswa kelas Biologi 18, Biologi 19, dan Biologi 20. Instrumen penelitian ini adalah peneliti menjadi key instrument. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Zoom kurang efektif dilaksanakan karena harus berada dalam jaringan yang kuat dan stabil, pemborosan kuota dan harga kuota yang mahal. Aplikasi Google Classroom efektif untuk mengumpulkan tugas, UTS dan UAS. Aplikasi WhatsApp paling efektif digunakan dalam pembelajaran daring karena mudah di akses oleh mahasiswa yang tinggal di pedesaan.Kata kunci: Efektivitas, Pembelajaran Daring, Masa PandemikThis study aims to determine the effectiveness of online learning using the zoom application, google class room, and whatss app during the Covid 19 pandemic at the University of Muhammadiyah Bulukumba. This type of research is a qualitative research with a descriptive approach. the source of data in this study were students of biology class 18,19,20. The instrument of this research was the researcher being the key instrument.  The data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation. The data analysis technique used the Miles & Huberman model. The results showed that learning by using the Zoom application was less effective for collecting assignments, UTS and UAS. The Whatts App was the most effective application used in online learning because easily accessible to students living in rural areas. Keyword: Effectiveness, Online Learning, Pandemic
Perbandingan Total Mikroba Kombucha dengan Variasi Jenis Teh dan Lama Fermentasi Azrini Khaerah; Halijah Halijah; Nurhilmi Nawir
bionature Vol 21, No 2 (2020): Oktober
Publisher : Fakultas MIPA UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/bionature.v21i2.16537

Abstract

Abstract. Kombucha is a fermented beverage made from tea and sugar. This fermentation is a work of bacteria and yeast consorsia that make a powerful symbiosis cooperation resulting kombucha with quality chemically increased. This kombucha is a healthful beverage for its consumer. Fermentation process can change the tea phisically, such as its taste, colour and flavor. During the fermentation period, the total cell of bacteria and yeast also change. In this research, kombucha is made from 4 different tea, such as black tea, green tea, oolong tea and white tea. As a result, found that the tea as a substrate and also the fermentation period affect the total of colony and cell of bacteria and yeast. In white tea and black tea kombucha perform decreased of total cell bacteria and yeast by the fermentation period, while in green tea and oolong tea kombucha increased. Keywords. kombucha, fermentation, total microbes, SCOBY, haemacytometer
Uji Organoleptik Kombucha yang terbuat dari beberapa jenis teh dan waktu fermentasi berbeda Azrini Khaerah; Ardianto Ardianto
BIOEDUSCIENCE Vol 7 No 1 (2023): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/7110797

Abstract

Background: This research aims to find the best mixture of kombucha that can accept by the community in BTN Pa’jukukang, Bantaeng district. Kombucha is a fermented beverage made from tea and sugar mixed with the kombucha culture. A kombucha culture is a mixture of bacteria and yeast designated as SCOBY in this work. Methods: In this research, kombucha was made from 4 various teas, i.e., black tea, green tea, oolong tea, and white tea.  Each tea was fermented for 7 and 14 days. The kombucha tea samples were subjected to an organoleptic test based on the consumer's acceptance level. The organoleptic test data were analyzed using the hedonic and score test. Results: The test result showed that respondents preferred to choose the color, the smell, and the taste of the black kombucha tea which was fermented for 7 days. Conclusions: Furthermore, the observation of the physical characteristics of the tea showed that the longer the fermentation time, the more acidic the kombucha. This acidic kombucha resulted from the decreasing sugar level during the fermentation process due to the activity of bacteria and khamir in the SCOBY.
Uji Organoleptik Kombucha yang terbuat dari beberapa jenis teh dan waktu fermentasi berbeda Azrini Khaerah; Ardianto Ardianto
BIOEDUSCIENCE Vol 7 No 1 (2023): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/jbes/7110797

Abstract

Background: This research aims to find the best mixture of kombucha that can accept by the community in BTN Pa’jukukang, Bantaeng district. Kombucha is a fermented beverage made from tea and sugar mixed with the kombucha culture. A kombucha culture is a mixture of bacteria and yeast designated as SCOBY in this work. Methods: In this research, kombucha was made from 4 various teas, i.e., black tea, green tea, oolong tea, and white tea.  Each tea was fermented for 7 and 14 days. The kombucha tea samples were subjected to an organoleptic test based on the consumer's acceptance level. The organoleptic test data were analyzed using the hedonic and score test. Results: The test result showed that respondents preferred to choose the color, the smell, and the taste of the black kombucha tea which was fermented for 7 days. Conclusions: Furthermore, the observation of the physical characteristics of the tea showed that the longer the fermentation time, the more acidic the kombucha. This acidic kombucha resulted from the decreasing sugar level during the fermentation process due to the activity of bacteria and khamir in the SCOBY.