Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah) Azimah Ulya; Bowo Djoko Marsono
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.998 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7001

Abstract

Kabupaten Ngawi mempunyai rencana untuk meningkatkan kondisi sanitasi di daerahnya. Salah satu caranya dengan membangun IPAL komunal di tiga titik. Hal tersebut dikarenakan selama ini masih belum mempunyai IPAL komunal untuk limbah domestiknya. Tiga titik yang dimaksud adalah perumahan Karangtengah Prandon, perumahan Karangsari dan kelurahan Karangtengah. Lokasi itu dipilih karena termasuk kawasan yang ODF (Open Defecation Free). Sistem penyaluran air limbah untuk 3 lokasi perumahan ini menggunakan sistem shallow sewer yaitu air limbah domestik dari alat saniter (jamban, wastafel, floor drain, kitchen sink dll) langsung dihubungkan menggunakan pipa air limbah dan sistem penyaluran air limbah pada perencanaan ini menggunakan sistem gravitasi. Dimensi pipa yang digunakan adalah 100 mm untuk air limbah dari pipa service dan 150 mm untuk saluran pipa induk menuju ke IPAL. IPAL komunal yang digunakan adalah ABR (Anaerobic Baffled Reactor) dengan 6 kompartemen tiap ABR.
Desain Mobile Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Untuk Kondisi Darurat Bencana Banjir Menggunakan Membran Mikrofiltrasi Angie Prabhata Putra; Bowo Djoko Marsono
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.598 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i1.8852

Abstract

Banjir dan kekeringan merupakan sebuah fenomena yang rutin dihadapi di berbagai daerah dengan kerugian yang tidak kecil contohnya di wilayah Jabodetabek pada bulan februari tahun 2007, banjir yang terjadi selama 5 hari mencapai kerugian sekitar 8,6 triliyun rupiah. Saat terjadi banjir pengungsi sangat sulit untuk mendapat air bersih maupun air minum, di karenakan sumur penduduk yang dipenuhi lumpur dan kotoran. Kesulitan dalam memperoleh air bersih maupun air minum pada saat maupun paska bencana banjir, berdampak pada timbulnya berbagai penyakit terkait air bersih yaitu seperti muntaber, diare dan gatal-gatal. Oleh karena itu diperlukan solusi atau penanggulangan masalah air bersih dan air siap minum baik saat maupun paska bencana banjir. Menurut buku Introduction to International Disaster Management (2007), disebutkan bahwa ada beberapa alternatif dalam penyediaan air bersih dan air siap minum pada saat kondisi banjir yaitu  penyediaan air melalui tangki truk, atau dari tangki yang di datangkan  dari luar daerah banjir, melakukan proses pengolahan air banjir itu sendiri untuk menghasilkan air bersih sebagai contoh menggunakan filter. Solusi dalam hal masalah ini adalah pengolahan air minum yang berbasis mobile water treatment. Dalam kaitan tentang masalah ini perlu adanya perencanaan tentang desain instalasi pengolahan air minum secara mobile untuk kondisi darurat bencana banjir. Dalam hal ini rencana desain atau DED (Detail Engineering Design) yang akan digunakan adalah mobile water treatment membran mikrofiltrasi, keuntungan dari menggunakan membran ini adalah dapat menyisihkan bakteri patogenik dan beberapa jenis virus. Pada perencanaan ini direncanakan unit-unit sebelum dan sesudah membran mikrofiltrasi agar kualitas air hasil pengolahan (effluent) memenuhi baku mutu air siap minum yang sesuai dengan PERMENKES RI No.492/MEN.KES/PER/IV/2010.
Desain Mobile Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Untuk Kondisi Darurat Bencana Banjir Menggunakan Membran Ultrafiltrasi Maharani Naylatul Himmah; Bowo Djoko Marsono
Jurnal Teknik ITS Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.542 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v3i2.7036

Abstract

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia, yaitu terdapat 5.051 kejadian sejak tahun 1.815 hingga tahun 2013. Penyediaan air minum yang aman dapat menjadi sumber masalah kesehatan utama setelah bencana alam, namun menyediakan air minum untuk penduduk yang terkena bencana adalah aktivitas yang menantang karena kontaminasi yang parah dan kurangnya akses terhadap infrastruktur. Sebuah sistem pengolahan air minum onsite untuk penduduk yang terkena bencana adalah solusi yang lebih berkelanjutan daripada mengangkut air minum kemasan, sehingga pengolahan air minum mobile merupakan salah satu solusi yang tepat untuk kondisi banjir. Produksi air minum secara mobile cocok menggunakan membran karena sifatnya yang modular dan prosesnya sederhana. Dalam kaitan ini maka perlu direncanakan desain instalasi pengolahan air minum mobile untuk kondisi darurat bencana banjir dengan menggunakan membran. Membran yang digunakan adalah membran ultrafiltrasi. Membran ultrafiltrasi mempunyai kelebihan yaitu dapat menahan atau menyaring makromolekul (bakteri, ragi), namun tekanan yang dibutuhan rendah sehingga energi yang diperlukan rendah. Pada perencanaan ini juga direncanakan unit-unit pengolahan sebelum dan sesudah membran ultrafiltrasi sehingga kualitas effluent memenuhi baku mutu sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/MEN.KES/PER/IV/2010.
PENURUNAN WARNA REAKTIF DENGAN PENGOLAHAN KOMBINASI KOAGULAN PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DAN MEMBRAN MIKROFILTRASI Bowo Djoko Marsono
Purifikasi Vol 6 No 1 (2005): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v6.i1.264

Abstract

Penelitian ini menggunakan kombinasi proses filtrasi membran dengan penambahan koagulan PAC (Poly Aluminium Chloride) 1% untuk menurunkan warna limbah sintetis reaktif Remazol Turqouise Blue G. Variasi yang dilakukan yaitu pada proses filtrasi membran tanpa pengolahan pendahuluan, filtrasi membran dengan pengolahan pendahuluan flash mix dan filtrasi membran dengan pengolahan pendahuluan flash mix, slow mix, dan sedimentasi. Tekanan yang digunakan adalah 0,25 kg/cm2, 0,50 kg/cm2, 0,75 kg/cm2, 1,00 kg/cm2. Reaktor membran yang digunakan yaitu jenis dead-end selama 5 jam dengan waktu pengambilan permeate setiap 15 menit. Parameter yang diukur yaitu efisiensi penurunan warna dan fluks membran. Fluks terbaik sebesar 2063,17 L/m2.jam untuk proses I, 596,91 L/m2.jam untuk proses II, dan 1564,02 L/m2.jam untuk proses III. Efisiensi penurunan warna terbaik dicapai pada tekanan operasi 0,5 kg/cm2 pada semua proses yaitu berturut-turut 27,79%, 99,84%, dan 98,48%.
Optimasi Hidrolik Pengaduk Lambat Tipe Sekat Berlubang Bowo Djoko Marsono
Purifikasi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Environmental and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25983806.v18.i1.372

Abstract

Instalasi pengolahan air minum untuk mengolah air baku dari air sungai pada umumnya mempunyai unit bangunan pengaduk cepat, pengaduk lambat, sedimentasi dan unit filter. Pemilihan tipe pengolahan berdasarkan energi yang digunakan pada umumnya ada dua pilihan yaitu menggunakan tenaga mekanis atau hidrolis. Unit bangunan pengolahan air minum tipe hidrolis mempunyai kelebihan dari sisi lebih efisien dalam pemakaian energi dan tidak memerlukan peralatan mekanis yang rentan kerusakan. Sehingga tren sekarang ini unit bangunan pengolahan air minum seluruhnya atau sebagian berada diatas tanah. Dengan memanfaatkan energi pompa air baku yang ada, maka unit pengolahan khususnya pengaduk cepat dan pengaduk lambat dapat bekerja secara hidrolis-gravitasi. Pada penelitian ini dilakukan percobaan aliran kontinyu pada unit pengaduk cepat, pengaduk lambat dan sedimentasi. Fokus utama penelitian ini adalah penerapan bak pengaduk lambat tipe sekat berlubang dengan aliran gravitasi atau tipe hidrolis. Unit pengaduk lambat terdiri dari empat kompartemen, masing-masing kompartemen dipisahkan sekat berlubang. Parameter yang diteliti adalah kehilangan tekanan, gradient kecepatan dan koefisien dischrage dan efisiensi penyisihan kekeruhan. Tujuan penelitian antara lain adalah mengetahui besarnya efisiensi penyisihan kekeruhan dan komposisi terbaik gradient kecepatan, kehilangan tekanan melalui sekat berlubang, dan besarnya angka koefisien discharge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pengaduk lambat hidrolik tipe perforated sangat baik dengan penyisihan kekeruhan mencapai 98%. Komposisi G terbaik adalah 86, 30, 14 dt-1 dengan kehilangan tekanan 174, 34, 9 mm. Berdasarkan pengukuran kehilangan tekanan dan debit aliran diperoleh angka koefisien discharge Cd rata-rata sebesar 0,63.
IMPROVED TEMPERATURE STABILITY IN SEDIMENTATION TANK WITH VEGETATION CANOPY Bowo Djoko Marsono; Sarwoko Mangkoedihardjo
Purifikasi Vol 23 No 1 (2024): Jurnal Purifikasi
Publisher : Department of Environmental Engineering-Faculty of Civil, Planning, and Geo Engineering. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/purifikasi.v23i1.448

Abstract

Naturally the water temperature is correlated with the density and viscosity. Changes in temperature due to sunlight affect processes in water treatment such as sedimentation and coagulation. The detrimental effect is the presence of density currents on the surface during the day, thereby reducing the efficiency of particle sedimentation. Vegetation Canopy can be applied in sedimentation tanks to cope with changes in temperature on the surface of the water mass. This method can be implemented by planting trees around the tank in addition to fabric fiberglass. Tall trees and canopies with large leaves will cover the surface area of ​​the sedimentation tank so that changes in water temperature due to sunlight can be reduced. To apply this technique, submerged orifices and a net above the water surface are used at the outlet channel of the sedimentation basin.