Budi Siswanto
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT WORKSHOP ENTREPRENEURSHIP MENUJU KEMANDIRIAN SISWA PONDOK PESANTREN AL-HAYATUL ISLAMIYAH DAN AL AZHAR KELURAHAN KEDUNGKANDANG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Wahyu Wiyani; Budi Siswanto; Dewi Astutty Mochtar
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 3, No 2 (2018): December 2018
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v3i2.2591

Abstract

Sebagai perwujudan kegiatan  tridharma yang ketiga yakni pengabdian kepada masyarakat, tim melaksanakan kegiatan pengabdian di Pondok Al Hayatul Islamiyah dan Al Azhar, keduanya merupakan  lembaga pendidikan yang  mengemban misi membekali siswa ilmu agama,  pengetahuan, dan ketrampilan. Bak gayung bersambut program kemitraan masyarakat workshop entrepreneurship ini sangat didukung oleh kedua sekolah, dimana peserta selain siswa juga beberapa guru ikut serta mendampingi. Kegiatan pembentukan workshop entrepreneurship dilakukan dengan tujuan untuk memberikan ketrampilan dan memupuk jiwa wirausaha siswa, sehingga jika mereka telah lulus dan tidak melanjutkan pendidikan maka mereka sudah memiliki bekal ketrampilan dan kesiapan diri untuk berwirausaha. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program kemitraan masyarakat ini adalah: 1) Penyuluhan pentingnya pendidikan dan ketrampilan 2) Pelatihan Pembuatan Pudot (Pudding Sedot), 3) Pelatihan pembuatan kudapan lopis bihun 4) Pelatihan Pembuatan aneka keripik sayur, 5) Pelatihan Pembuatan aneka sirup, 6) Pelatihan kerajinan rajut, 7) Pelatihan kerajinan kain jumput, 8) Pelatihan kain pelangi, 9)Pelatihan kerajinan bunga dari botol plastik, 10) Pelatihan kerajinan kain perca. Untuk keberlanjutan kegiatan ini tim juga memberikan bantuan bibit nanas kepada kedua lembaga agar buahnya bisa dipergunakan untuk bahan pembuatan aneka sirup dan minuman segar serta daun bisa dipergunakan untuk bahan benang serat nanas sebagai bahan dasar kerajinan rajut. Selain pelatihan dan pemberian bibit, tim juga memfasilitasi ruang pelatihan kewirausahaan dengan beberapa peralatan pendukung antara lain: 1) Lemari Es, 2) Mesin jahit, 3) Kompor gas, 4) blender, 5) Juicer, 6) Etalase, 7) Papan Nama, 8) Peralatan dapur, 9) aneka bahan pembuatan  ketrampilan. Hasil dari  pelatihan siswa telah mampu membuat aneka makanan dan minuman yang diajarkan serta membuat aneka produk ketrampilan berbahan kain dan kotol plastik, juga telah tersedia ruang workshop entrepreneurship yang dilengkapi peralatan pendukung. DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v3i2.2591
MEMANDIRIKAN SISWA AL AZHAR DALAM BERBISNIS DENGAN KETRAMPILAN BOGA Wahyu Wiyani; Budi Siswanto; Dewi Astutty Mochtar
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 2, No 1 (2017): June 2017
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v2i1.1288

Abstract

Di era saat ini untuk bisa memenangkan persaingan seorang siswa tidak hanya harus pintar dalam ilmu, namun juga harus ditunjang berbagai ketrampilan baik softskill maupun hardskill. Dengan softskill dan hardskill yang mumpuni seorang siswa setelah lulus pendidikan dasar tidak harus bekerja pada orang lain, namun bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri maupun orang lain, pendidikan dasar menjadi sesuatu yang memandirikan anak didik, terutama bagi kelompok miskin, anak didik akan menjadi mandiri ketika mereka dibekali keterampilan serta dekat dengan alam dan budayanya. Secara softskill siswa Al Azhar telah banyak menerima pendidikan dari sekolah, namun secara hardskill masih minim dikarenakan fasilitas sekolah yang belum memadai. Dengan melihat latar belakang keluarga siswa kebanyakan pedagang maka pelatihan ketrampilan tata boga ini sangat cocok dilakukan dengan harapan hasil pelatihan bisa diterapkan siswa dan hasilnya bisa dijual orang tua mereka. Sehingga nantinya ketika mereka lulus dan tidak meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mereka bisa menciptakan pekerjaan bagi dirinya dan memberikan penghasilan bagi dirinya. DOI: https://doi.org/10.26905/abdimas.v2i1.1288