Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PERBEDAAN LAMA PERENDAMAN LARUTAN BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) TERHADAP KESEGARAN MUTU IKAN SWANGI (Priacanthus tayenus) PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN 4 C Yuyun Suprapti
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 17, No 1 (2018): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.395 KB) | DOI: 10.31941/penaakuatika.v17i1.613

Abstract

Salah satu masalah yang muncul pada sektor perikanan adalah menjaga kualitas produk ikan segar. Cold storage digunakan untuk memperlambat proses pembusukan ikan segar dengan menghambat aktivitas enzime dan bakteri, namun beberapa bakteri pembusuk tetap dapat bertahan dalam cold storage. Saat ini, cold storage membutuhkan kombinasi dari berbagai macam teknik pengawetan. Salah satunya adalah penggunaan agen anti bakeri. Diketahui buah blimbing wuluh mengandung zat aktif anti bakteri seperti flavonoids, phenols dan saponins yang dapat digunakan sebagai bahan alami alternatif untuk mengawetkan ikan segar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari perbedaann lama waktu perendaman ikan segar dengan larutan buah blimbing wuluh terhadap kesegaran mutu ikan swangi pada suhu penyimpanan 4° C. Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental yaitu sebuah metode penelitian untuk melihat hasil berdasarkan penemuan fakta dan penyebabnya. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap, dimana data di analisa menggunakan Analisa Varian (ANOVA) dengan F test, yang membandingkan nilai F hitung dengan F table. Hasil perhitungan menunjukan F hitung (39,81) > F table, 1 % (18,00). Terdapat perbedaan signifikan yang tinggi , dimana H0 di tolak dan H1 diterima. Dalam test BNT (uji beda nyata terkecil) dengan tingkat 1 % menunjukan bahwa perlakukan yang paling optimal adalah perlakuan C dengan lama perendaman 30 menit.Kata kunci: Belimbing wuluh, ikan swangi, ikan segar berkualitas.
ANALISIS DAMPAK FUNGSIONAL KEBERADAAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN TUBAN Yuyun Suprapti; Achmad Sudianto
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 18, No 1 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.178 KB) | DOI: 10.31941/penaakuatika.v18i1.708

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak fungsional tentang keberadaan tanaman mangrove, terhadap abrasi yang terjadi di sepanjang sisi utara Kabupaten Tuban Pengikisan pantai bertambah parah seiring dengan bertambahnya bermacam-macam aktifitas warga dan keberadaan Industri di beberapa wilayah sisi utara Kabupaten Tuban. Pada sektor budidaya perikanan banyak para pelaku usaha budidaya yang menutup tambaknya karena pohon bakau yang berfungsi sebagai penangkal arus air laut hilang ditebang secara liar. Metode yang digunakan adalah survey dengan kuisioner, metode Sistem Informasi Geografis (GIS) digunakan untuk membaca peta topografi tentang pergeseran garis pantai. Analisis data menggunakan semantic diferensial. Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh langsung didaerah penelitian dengan cara wawancara menggunakan kuisioner dan observasi (pengamatan). Observasi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang lokasi, keadaan lingkungan kawasan hutan mangrove, wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan dan informasi secara lisan dari responden mengenai karakteristik, pola pemanfaatan, dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan potensi hutan mangrove sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Data sekunder berupa data kondisi hutan mangrove, keadaan demografi dan geografi, serta keberadaan sarana dan prasarana yang terkait dengan pengelolaan tanaman mangrove yang diperoleh dari lembaga dan instansi yang terkait. Adapun manfaat dari penanaman kembali mangrove-magrove adalah untuk memperbaiki ekosistem yang sudah rusak, memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar lokasi konservasi pada khususnya dan masyarakat Tuban pada umumnya. Dampak positif yang timbul secara fungsional yaitu menjaga garis pantai, menjaga ekosistem pantai yang merupakan tempat hidup berbagai macam biota laut. Hasil kuisioner dampak keberadaan tanaman mangrove secara fungsional menunjukkan rata-rata 6,05 artinya berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan sosialisasi/penyuluhan, pembinaan dalam pemanfaatan tanaman mangrove secara serius dengan dukungan dari pemerintah daerah melalui Dinas yang terkait. Kata kunci :Abrasi, Mangrove, Dampak Fungsional This study aims to analyze the functional impact of the existence of mangroves, on the abrasion that occurs along the northern side of Tuban Regency. The erosion of the coast has worsened along with the increase in various activities of citizens and the existence of the Industry in some areas of the northern side of Tuban Regency. In the aquaculture sector, many aquaculture businessmen closed their ponds because mangroves that functioned as an antidote to the flow of lost sea water were felled wildly. The method used is a questionnaire survey, the Geographic Information System (GIS) method is used to read topographic maps about shoreline shifts. Data analysis uses semantic differential. Sources of data collected in this study are primary and secondary data. Primary data collection was obtained directly in the study area by means of interviews using questionnaires and observations. Observations are intended to obtain an overview of the location, environmental conditions of the mangrove forest area, interviews are conducted to obtain information and information orally from respondents regarding the characteristics, patterns of utilization, and the role of the community in managing the potential of mangrove forests according to the questions asked. Secondary data in the form of data on the condition of mangrove forests, demographic and geographic conditions, and the presence of facilities and infrastructure related to the management of mangroves obtained from relevant institutions and agencies. The benefits of replanting mangroves are to improve damaged ecosystems, have a positive impact on communities around conservation areas in particular and the people of Tuban in general. The positive impacts that arise functionally are guarding the coastline, safeguarding the coastal ecosystem which is the place of life for various kinds of marine biota. The results of the questionnaire on the impact of functional mangroves showing an average of 6.05 means that they have a positive impact on the community and the environment. So it can be concluded that it is necessary to conduct socialization / counseling, fostering the use of mangrove plants seriously with support from the local government through the relevant agency. Keywords: Abrasion, Mangrove, Functional Impact
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BANDENG (Chanos-chanos) Mohamad Bahrus Syakirin; Benny Diah Madusari; Wijianto Wijianto; Sarah Della Rossa; Yuyun Suprapti
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 22, No 1 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v22i1.2815

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan ikan bandeng yang optimal dengan penambahan tepung daun pepaya dengan presentase yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022 dan bertempat di Laboratorium Air Payau Dan Laut Slamaran, Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini ikan bandeng dengan ukuran 6 cm yang diperoleh dari petani ikan berasal dari Kota Pekalongan. Penelitian dilaksanakan dalam skala laboratorium dan rancangan percobaan yang diterapkan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) meliputi 4 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu A (kontrol), B (3% / kg pakan), C (6% / kg pakan), dan D ( 9% / kg pakan). Untuk mengetahui respon pertumbuhan ikan bandeng terhadap penambahan tepung daun pepaya dilakukan uji tukey atau uji beda nyata jujur . Pertumbuhan ikan bandeng tertinggi diperoleh pada perlakuan D yaitu sebesar 4,12 gr, kemudian diikuti pada perlakuan C sebesar 3,45 gr, perlakuan B sebesar 2,94 gr, terendah pada perlakuan A yaitu sebesar 2,43 gr. Hasil analisis ragam diketahui bahwa nilai F hitung lebih besar dari F tabel yang artinya persentase penambahan tepung daun pepaya dengan presentase yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan ikan bandeng.
Persepsi Pembuat Perahu Ijon Ijon Dalam Aspek Budaya Dan Kemanfaatan Di Kabupaten Lamongan Excella Al Fahreza; Yuyun Suprapti
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 22, No 2 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v22i2.3476

Abstract

Ijon ijon merupakan perahu khas nelayan di pesisir Lamongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pembuat perahu terhadap kontruksi perahu ijon ijon dalam lingkup budaya dan kemanfaatannya bagi nelayan lokal di Kabupaten Lamongan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pengambilan data secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan para pembuat perahu ijon ijon menyakini bahwa perahu ijon ijon merupakan perahu asli dan khas dari Kabupaten Lamongan, dalam hal ini juga di dukung dengan masuknya perahu ijon ijon sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Menurut persepsi para pembuat perahu ijon ijon, bentuk dan aksesoris pada perahu ijon memiliki makna masing masing dan dalam perjalanan waktu terciptanya perahu ini. Dalam hal ornamen pada perahu ijon ijon tidak terdapat pada perahu lain dan sudah ada sejak dulu, tidak mengalami perubahan, dan hanya orang tertentu saja yang memiliki keahlian dalam pembuatan ornamen yang mana keahlian tersebut didapatkan secara turun temurun. Dalam hal kemanfaatan  perahu ijon ijon merupakan perahu yang multi fungsi yaitu bisa digunakan untuk menangkap, menyimpan, menampung, mengangkut, mendinginkan atau mengawetkan ikan serta perahu ijon ijon juga mampu memuat lebih dari satu alat tangkap yang bisa digunakan secara bergantian saat melaut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi secara umum para pembuat perahu terhadap kontruksi perahu ijo-ijon adalah perahu ijon ijon merupakan perahu multifungsi yang berasal dari Lamongan. Bentuk ornamen dan aksesoris perahu ijon ijon memberikan makna budaya berbasis kepada kearifan lokal masyarakat Lamongan yang telah melekat sebagai identitas perahu ijon ijon.