Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Induksi Keragaman Somaklonal Bunga Kertas (Zinnia sp.) Sebagai Upaya Pengembangan Bunga Potong Daerah Tropis Kuswandi, Paramita Cahyaningrum; Sugiyarto, Lili
Jurnal Sains Dasar Vol 2, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4380.432 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v2i1.3578

Abstract

Abstrak Keragaman bunga kertas saat ini berasal dari persilangan atau mutasi yang dilakukan oleh manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menginduksi keragaman bunga kertas dengan metode kultur jaringan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan dan Kebun Percobaan FMIPA, UNY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah induksi menggunakan sitokinin BAP (benzyl amino purin) dalam media MS. Eksplan diperoleh dari tanaman bunga kertas yang sudah dikecambahkan di tray perkecambahan dan penanaman  in vitro. Sterilisasi untuk penanaman dengan teknik kultur jaringan menggunakan detergen, alkohol 70%, Clorox 10% dan 5%,  serta aquadest steril. Media yang digunakan adalah media MS (Murashige dan Skoog) ditambah dengan BAP (konsentrasi 2,4,6, dan 15ppm). Hasil penelitian menunjukkan penambahan BAP dalam media MS mampu memicu pertumbuhan kalus pada eksplan nodia dan daun Zinnia sp. Konsentrasi 4 dan 6 ppm BAP mampu menginduksi tunas dari kalus pada eksplan nodia dan keragaman hanya dapat dilihat pada tipe kalus. Terdapat perbedaan tipe kalus jika konsentrasi BAP sangat tinggi (15 ppm). Pengamatan pada sel-sel ujung akar hanya menunjukkan sel-sel berukuran kecil dengan inti sel tanpa terlihat kromosom di dalamnya. Perlu penelitian lebih lanjut untuk induksi tunas atau embrio somatik dari kalus hasil induksi BAP pada media. Pengamatan kromosom dapat diperbaiki dengan penambahan zat kimia lain atau perubahan waktu pengambilan sampel dan perendaman. Kata Kunci : keragaman, Zinnia, BAP, kromosom
Callus induction of binahong leaves (Anredera cordifolia L.) for the development of traditional medicinal plant Lili Sugiyarto; Paramita Cahyaningrum Kuswandi
Jurnal Sains Dasar Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Science, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.665 KB) | DOI: 10.21831/jsd.v3i1.2787

Abstract

A plant that has a good prospect in the development and cultivation as medicinal plant is binahong (Anredera cordifolia L.). Secondary metabolites have been used as coloring substance, food coloring, and medicine. Callus induction using tissue culture has been used to produce secondary metabolite with a higher concentration than obtained directly from the plant. The aim of this research was to induce callus from the leaf of Binahong using various concentrations of Plant Growth Hormones in MS media. The method used in the propagation of callus used the leaf explant of binahong with Completely Randomized Design (CRD). The leaf explants were planted on MS media with different 2,4-D concentrations (1;2;3 ppm), 0,5ppm IBA+0,5ppm BAP; 0,5ppm IBA+1,0 ppm BAP; and 1,0 ppm IBA+0,5 ppm BAP, each with 15 repetitions. The result showed that the addition of 2,4-D (1 and 2 ppm) was able to induce callus from Binahong leaves on 3 and 5 days after planting, and also 10 days after planting in the controlled and combination treatment. In the 2,4-D media (1 and 2 pm), the callus produced were watery white and compact, while in the 3 ppm 2,4-D media the callus were white and friable. In the media with a combination of BAP and INA the callus were green and compact. The highest average diameter of the callus after 8 weeks in the 1 ppm 2,4-D media reached 2.07 cm followed by the 2 ppm and 3 ppm 2,4-D media producing a diameter of 1.8 cm. In the combination media (BAP and IBA), the callus diameter was less than 0.3 cm. The highest percentage of callus formed was in the media MS+1 ppm 2,4-D and a combination of MS +0,5ppm IBA+0,5ppm BAP that reached 100%. The lowest was found in the control (MS) which reached only 20%. The optimum growth of callus was at 3 weeks and after  that it declined or stayed stagnant. The result of the analysis of variance (ANOVA) showed that there was no significant difference in the media used in this research. Key words: induction, binahong leaf, callus, plant growth
PENGARUH VARIASI DOSIS KMnO4 TERHADAP KADAR GULA PEREDUKSI DAN KEBERADAAN JAMUR PADA PASCAPANEN BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill) VARIETAS SERVO Shinta Kartika Dewi; Yuliati Yuliati; Lili Sugiyarto
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 5, No 5 (2016): Jurnal Prodi Biologi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v5i5.5884

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis efektif KMnO4 yang diberikan terhadap mutu buah tomat pascapanen,  pengaruh pemberian variasi dosis KMnO4 terhadap kadar gula pereduksi yang terkandung dalam buah tomat varietas Servo, pengaruh pemberian variasi dosis KMnO4 terhadap keberadaan mikroba pada buah tomat varietas Servo dan pengaruh pemberian variasi dosis KMnO4 terhadap warna buah tomat varietas ServoJenis Penelitian berupa penelitian observasi dengan mengetahui pengaruh beberapa dosis KMnO4 terhadap kadar gula pereduksi, keberadaan jamur dan warna buah pada tomat pascapanen. Populasi Penelitian adalah buah tomat varietas Servo dengan sampel 180 buah tomat yang sudah matang dan berat seragam yaitu 20-70 gram. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan analisis univariate dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis KMnO4 yangefektif dalam menghambat pematangan buah yaitu konsentrasi 135 ppm. Dosis ini memberikan pengaruh terhadap buah tomat dengan adanya perlambatan tertinggi dalam proses perubahan kadar gula pereduksi dan warna buah. Parameter keberadaan jamur tidak menunjukkan respon terhadap pemberian variasi dosis KMnO4 . Kata kunci: Tomat varietas Servo, Kalium Permanganat (KMnO4), gula  pereduksi, jamur
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT TALAS KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium) MELALUI PROSES PENGOMPOSAN DENGAN PENAMBAHAN EM4 UNTUK TANAMAN SAWI ( Brassica juncea L. ) Diva Aprilia Afifah; Suhartini Suhartini; Lili Sugiyarto
Kingdom (The Journal of Biological Studies) Vol 6, No 5 (2017): Jurnal Prodi Biologi Vol 6 No 5 Tahun 2017
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/kingdom.v6i5.7792

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1pengaruh variasi konsentrasi EM4 terhadap kualitas hasil pengomposan kulit kimpul (Xanthosoma sagittifolium), 2perbedaan kandungan unsur hara pupuk kompos dengan perlakuan EM4 dan tanpa perlakuan EM4, 3pengaruh pupuk kompos kulit talas terhadap pertumbuhan tanaman sawi ( Brassica juncea L.).Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, masing-masing dilakukan tiga ulangan yaitu P0 (kontrol tanpa penambahan EM4), P1 (penambahan EM4 4%), P2 (penambahan EM4 6%), P3 (penambahan EM4 8%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EM4 berpengaruh terhadap kualitas hasil pengomposan dengan hasil terbaik terdapat pada perlakuan penambahan EM4 8%. Kandungan unsur hara pupuk kompos tanpa perlakuan EM4 dan dengan perlakuan EM4 terdapat perbedaan meskipun tidak terlalu signifikan. Pemberian pupuk kulit talas kimpul berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Hal ini dilihat dari hasil pengukuran jumlah daun, tinggi tanaman, berat segar dan berat kering sawi  terbaik pada perlakuan EM4 8%, sedangkan secara statistik tidak menunjukkan hasil yang signifikan untuk semua parameter. Kata Kunci: EM4, kompos kulit talas kimpul, sawi