Nasrullah
LPPM - Universitas Jenderal Soedirman

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

VARIABILITAS TINGKAT KETERSERAPAN FE BERAS ANTAR VARIETAS PADI VARIABILITY IN BIOAVAILABILITY OF FE IN RICE VARIETIES , Suwarto; , Nasrullah; , Taryono; Sulistyaningsi, Endang
Pembangunan Pedesaan Vol 9, No 1 (2009)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Many papers have reported that Fe deficiency caused anemia is a worldwide problem. It has also been reported that most of the Fe intake of people came from cereals. To improve Fe nutrition of rice consumers, grain Fe concentration must not only be increased, but it must also be in a form that available to consumers of rice. This study set out to determine the bioavailability of Fe in rice of 10 varieties. Results indicated that bioavailability of rice grain Fe varied among different varieties. Three varieties (Maligaya Sp., Bengawan Solo, and Gilirang) had a higher Fe bioavailability than the standard of IR 64. There was no correlation between bioavailability of Fe and grain Fe concentration in rice grain.
POLA PEWARISAN KARAKTER BUAH TOMAT Rudi Hari Murti; Triasih Kurniawati; , Nasrullah
Zuriat Vol 15, No 2 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i2.6806

Abstract

Dalam naskah ini diuraikan pola pewarisan karakter buah tomat berdasarkan segregasi hasil persilangan tetua yang mempunyai sifat berbeda. Perbedaan sifat tetua meliputi warna buah mentah, warna buah masak, bentuk buah, jumlah bunga dan buah per tandan, jumlah rongga buah dan beberapa sifat lainnya. Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari empat tetua (P) yaitu GM1, GM3, Gondol Hijau dan Gondol Putih serta keturunan F1 dan F2 dari persilangan GM1×GH, GM3×GH dan GM3×GP. Jumlah tanaman masing-masing tetua dan F1 sebanyak 20 tanaman, sedangkan F2 dari masing-masing persilangan sebanyak 200 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan warna buah masak dikendalikan oleh dua lokus dengan dua alel pada satu lokus dan tiga alel di lokus yang lain atau tiga lokus dengan dua alel per lokus tetapi salah satu lokus berbeda pada tetua Gondol Putih dan Gondol Hijau. Bentuk buah apel (gepeng) dominan terhadap bentuk bulat, dikendalikan oleh dua lokus dengan interaksi antar lokus epistasis dominan. Jumlah bunga, jumlah buah, fruitset, dan jumlah rongga buah termasuk sifat kualitatif sedangkan panjang dan diameter buah termasuk sifat kuantitatif. Nisbah potensi pada semua variabel menunjukkan efek dominan, kecuali fruitset pada persilangan GM3×GP. Ada pleotropi atau tautan (linkage) antara gen pengendali jumlah rongga buah, jumlah bunga, dan ukuran buah.
Interaksi GXE, Adaptabilitas dan Stabilitas Galur-galur Kedelai dalam Uji Multilokasi Abd. Kadir Djaelani; , Nasrullah; , Soemartono
Zuriat Vol 12, No 1 (2001)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v12i1.6684

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi G × E, adaptabilitas dan stabilitas dari berbagai galur yang diuji pada berbagai lokasi. Bahan penelitian terdiri dari 43 galur kedelai hasil pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung dan varietas Wilis sebagai acuan. Pengujian dilakukan oleh kelompok peneliti Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran dan penulis yang dilaksanakan pada musim tanam 1992/1993 di tujuh lokasi (lingkungan), dua kali musim tanam di Kabupaten Majalengka (l1) dan (l2), dan di Kabupaten Cirebon (l3) dan (l4), dan satu kali tanam di Kabupaten Sumedang (l5) dan Kabupaten Bandung (l6) serta di Kabupaten Kupang (l7). Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan di Kabupaten Kupang dan dua ulangan di Kabupaten lainya. Ukuranpetak percobaan 4 m × 2 m dengan jarak tanam 40 cm × 10 cm, tiap lubang tanam ditumbuhkan satu tanaman dan ketentuan kultur teknik lainnya disesuaikan dengan anjuran budidaya tanaman kedelai. Hasil pengamatan berat biji kering dikonversi untuk per satuan luas (t ha-1). Uji Barletts digunakan dalam menguji homogenitas varians galat dalam analisis gabungan dan hanya lokasi-lokasi yang mempunyai varians galat homogeny yang digunakan dalam analisis selanjutnya. Untuk menguji stabilitas menggunakan analisis regresi model Eberhart dan Russell (1966). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) mendasarkan pada pendekatan regresi dan simpangan regresi semua galur, kecuali galur 29 dan 37 berbeda nyata. Adapun koefisien regresi dari kedua galur tersebut tidak sama dengan satu. Berarti semua galur berinteraksi dengan lingkungan, dan (2) dengan mengesampingkan simpangan regresinya, galur 26 beradaptasi pada semua lingkungan, galur 21, 39, 10, 40, 20, 38, 16, 44, 34, 9, 11, dan galur 13 beradaptsi pada lingkungan yang menguntungkan (l3 dan l6,) selanjutnya galur 1, 3, 6, 14, 18, 22, 23 beradaptasi pada lingkungan yang marginal (l2) dan galur 35 pada lingkungan l5. Sedangkan galur 2, 4, 5, 7, 8, 12, 17, 19, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 37, 41, 42, dan 43 beradaptasi buruk di semua lingkungan.
Pendugaan Kemajuan Seleksi Gabungan Keturunan Saudara Tiri dan S1 pada Populasi Jagung Bisma Rudi Hari Murti; , Nasrullah; Woerjono Mangoendidjojo
Zuriat Vol 11, No 1 (2000)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v11i1.6671

Abstract

Tujuan penelitian adalah mendapatkan pembobot yang unique untuk seleksi gabungan dan mendapatkan nilai duga kemajuan genetik seleksi gabungan keturunan saudara tiri dan keturunan menyerbuk sendiri. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kalitirtro (KP4), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta mulai Juli sampai Oktober 1999. Sebanyak 81 pasang keturunan, masing-masing pasang terdiri satu keturunan menyerbuk sendiri dan empat keturunan saudara tiri dievaluasi dengan menggunakan petak baris tunggal (delapan tanaman per baris). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan komponen vektor penciri yang digunakan sebagai pembobot keturunan menyerbuk sendiri jauh lebih besar (0.93-0.99) daripada pembobot keturunan saudara tiri (0.07-0.34) untuk semua variabel yang diamati. Kemajuan seleksi harapan paling besar terjadi pada berat kering biji per tongkol (10.23% per siklus) dan paling kecil diameter tongkol (1.31%). Kemajuan seleksi gabungan yang lebih besar daripada seleksi individualnya hanya terjadi pada panjang tongkol yaitu 4.11% dan terjadi sebaliknya pada variabel yang lain.