Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kemandirian Benih Padi Unggul Lokal Sebagai Kunci Keberhasilan Membangun Pertanian Organik Supriyadi Supriyadi; Mustofa Mustofa; Purwanto Purwanto; Joko Winarno; Sumani Sumani
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 1 (2018): Prosiding PKM-CSR Konferensi Nasional Pengabdian kepada Masyarakat dan Corporate Socia
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.621 KB)

Abstract

Benih adalah kehidupan, siapa menguasai benih dialah yang menguasai kehidupan. Sebuah kalimat yang memiliki makna membangun motifasi petani untuk menjaga kedaulatan atas benih (lokal) yang kita miliki, sehingga tidak lagi ketergantungan, selalu inovatif, kreatif dan selalu menjaga kearifan lokal. Hingga kini permasalahan mendasar petani adalah masalah ketersediaan benih, pupuk, lahan semakin kritis, dan nilai jual produk hasil pertanian masih stagnan tidak sebanding dengan beaya produksinya. Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Jawa Tengah merupakan desa yang masih aktif menjaga kearifan lokal dengan membumikan pertanian organik sejak tahun 1998. Paguyuban Petani Al-Barokah merupakan motor penggerak pertanian organik di Desa Ketapang dan desa-desa sekitarnya. Organisasi tani tersebut memiliki 16 kelompok tani dengan 152,69 ha lahan pertanian padi yang sudah tersertifikasi organik oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO). Dengan pelatihan-pelatihan dan penerapan teknologi pertanian organik yang dikembangkan cukup dinamis, baik dalam pengadaan benih, pemenuhan pupuk, inspeksi lahan dan pengolahan pasca panen hingga pemasaran produknya. Dengan rutinitas kelompok khusus penangkar benih padi lokal sebagai ungulan produk beras organik Paguyuban Petani Al-Barokah. Tujuan dibentuknya kelompok penangkar benih padi lokal adalah untuk memenuhi kebutuhan internal anggota Paguyuban Petani Al-Barokah, selebihnya dijual kepada petani diluar anggota / kelompok yang membutuhkan/ memulai bertani padi organik. Ketercukupan akan benih padi lokal memberi manfaat kepada 417 petani organik, dari 579 petani anggota, dengan luasan 152,69 yang tersertifikasi organik dari total luasan 297,76 ha lahan milik anggota Al-Barokah. bahkan kelompok penangkar padi lokal mampu menjual kepada petani / kelompok lain diluar Al-Barokah bahkan sampai antar kabupaten dan antar provinsi sehingga dapat menambah pendapatan petani dan organisasinya. Dari luasan lahan organik Al-Barokah rata-rata membutuhkan benih 25-30 kg per ha, sedang kelompok penangkar benih ada tiga kelompok rata-rata 4-5 ha per kelompok, dan mampu menghasilkan benih padi lokal 20-23 ton per panen. Sedangkan kebutuhan benih anggota per musim tanam 14 – 17 ton. System distribusi yang di terapkan di internal Al-Barokah adalah disamping jual beli juga dengan sistem pinjam dibayar pada saat panen (system pinjam yarnen) dengan kesepakatan 1:2. Kelebihan benih per musim tanam sebagai stok musim tanam berikutnya, juga didistribusikan ke beberapa kelompok tani sekitar yang membutuhkan dan berbagai daerah lain seperti ke Provinsi Lampung 1,46 ton Kab. Bloro 0,94 ton, Jepara 0,61 ton, Kab. Kendal 0,73 ton, dan beberapa kecamatan /gapoktan dengan hitungan puluhan kg. Dengan demikian gerakan Al-Barokah dalam membumikan pertanian organik mampu memotifasi petani yang berdaulat akan benih, pupuk, lahan yang sehat dan harga yang layak