Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDEKATAN PARTISIPATORI UNTUK STRATEGI PENGEMBANGAN DESA PENYANGGA TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO Erwin Ismu Wisnubroto; Gerardus Jova; Yohanes Roni
RISALAH KEBIJAKAN PERTANIAN DAN LINGKUNGAN Rumusan Kajian Strategis Bidang Pertanian dan Lingkungan Vol 8 No 3 (2021): Desember
Publisher : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jkebijakan.v8i3.28062

Abstract

Daerah penyangga merupakan daerah yang berada pada batas kawasan hutan lindung dan merupakan kawasan yang berfungsi untuk melindungi hutan dari aktivitas manusia yang dapat mengganggu ekosistem hutan lindung dan taman nasional. Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo merupakan salah satu kawasan lindung yang secara administratif berada pada beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Timur. Beberapa permasalahan yang timbul pada kawasan desa penyangga Tahura Raden Soerjo berkaitan dengan pengelolaan kawasan pertanian dan sumberdaya hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang alternatif strategi dan arahan pengembangan desa penyangga hutan di Tahura Raden Soerjo yang dapat mengurangi permasalahan pengelolaan sumberdaya hutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan partisipatif kepada stakeholder dan pakar terkait strategi pengembangan desa penyangga hutan yang berada di Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling, dan pengambilan data dilakukan sebagai input pada model MULTIPOL untuk merancang berbagai alternatif strategi pengembangan desa Wiyurejo sebagai daerah penyangga Tahura Raden Soerjo. Hasil penelitian ini mengajukan prioritas kebijakan/policy yang berfokus pada pertanian multifungsi dengan prioritas program kerja membangun kawasan agrowisata, perbaikan infrastruktur dan pengembangan sumberdaya manusia melalui pelatihan dan pendidikan terkait pertanian ramah lingkungan dan agrowisata berbasis edukasi pertanian dan lingkungan.
Prospek Nilai Tambah Usaha Enting Jahe dan Enting Kacang Eri Yusnita Arvianti; Erwin Ismu Wisnubroto; Herdiana Anggrasari
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v6i1.2322

Abstract

Dusun Kungkuk, Punten Batu. Desa Punten merupakan salah satu desa yang terkenal dengan pertanian apel. Dengan kondisi cuaca yang dingin, membuat apel tumbuh subur di daerah tersebut dan sebagai salah satu mata pencaharian warga dusun Kungkuk. Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan produksi komoditas apel yang membawa dampak sosial. Kemudian muncullah kelompok usaha Srikandi dengan olahan produk non-apel berupa enting yaitu enting jahe dan enting kacang. Oleh karena itu tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui prospek nilai tambah enting jahe dan enting kacang. Hasil analisi nilai tambah menunjukkan bahwa prospek nilai tamabah enting jahe dan enting kacang tanah sangat baik dengan rasio nilai tambah sebesar 96,82% pada enting jahe dan 92% pada enting kacang. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha enting memiliki peluang yang sangat baik dimasa mendatang untuk memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar Desa Kungkuk, Punten Batu.
Prospek Nilai Tambah Usaha Enting Jahe dan Enting Kacang Eri Yusnita Arvianti; Erwin Ismu Wisnubroto; Herdiana Anggrasari
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.446 KB) | DOI: 10.33366/japi.v6i1.2322

Abstract

Dusun Kungkuk, Punten Batu. Desa Punten merupakan salah satu desa yang terkenal dengan pertanian apel. Dengan kondisi cuaca yang dingin, membuat apel tumbuh subur di daerah tersebut dan sebagai salah satu mata pencaharian warga dusun Kungkuk. Pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 terjadi penurunan produksi komoditas apel yang membawa dampak sosial. Kemudian muncullah kelompok usaha Srikandi dengan olahan produk non-apel berupa enting yaitu enting jahe dan enting kacang. Oleh karena itu tujuan dari pengabdian ini adalah untuk mengetahui prospek nilai tambah enting jahe dan enting kacang. Hasil analisi nilai tambah menunjukkan bahwa prospek nilai tamabah enting jahe dan enting kacang tanah sangat baik dengan rasio nilai tambah sebesar 96,82% pada enting jahe dan 92% pada enting kacang. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha enting memiliki peluang yang sangat baik dimasa mendatang untuk memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat sekitar Desa Kungkuk, Punten Batu.
IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DENGAN APLIKASI PUPUK LIMBAH ULAT SUTRA Rujirmus Bobi; Hidayati Karamina; Erwin Ismu Wisnubroto
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4577

Abstract

ABSTRAKProduktivitas bawang merah di Indonesia masih rendah sebesar 9,24 ton/ha. Hal ini karena penggunaan bibit yang kurang bermutu, media tanam yang kurang baik dan akibat serangan hama penyakit. Penggunaan insektisida secara intensif membahayakan konsumen. Salah satu metode pengendalian hama dan penyakit adalah metode kultur teknis. Maraknya budidaya ulat sutra mengakibatkan limbah ulat sutra juga banyak. Jika limbah tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan penyakit bagi ulat sutra dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu dilakukan penelitian menggunakan pupuk limbah kotoran ulat sutra untuk mengurangi pengunaan dosis pupuk kimia tanpa menurunkan pertumbuhan dan produksi bawang merah serta dapat menekan serangan hama pada tanaman bawang merah. Penelitian dilaksanakan di screen house, Science Techno Park Unitri pada Agustus-Oktober 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan pupuk limbah ulat sutra dan NPK 16-16-16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P2 (pupuk limbah ulat sutra:sekam bakar (1:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) dan P6 (pupuk limbah ulat sutra: sekam bakar (2:1) dosis 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dosis 100 kg/ha = 4,5 g/polybag) memiliki bobot umbi bawang merah/rumpun lebih besar dibanding perlakuan lainnya,  berturut-turut 35,46 g/rumpun dan 28,04 g/rumpun. Hama yang terdapat pada bawang merah adalah Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua dan penyakit  yang ditemukan pada bawang merah adalah penyakit bercak yang diakibatkan  Alternaria porri dan Fusarium oxysporum. Pada perlakuan P2 hama yang menyerang sebesar 33,33% dan pada perlakuan P6 hama yang menyerang sebesar 11,11%. Pada kedua perlakuan tersebut  tetapi tidak ada penyakit yang menyerang. ABSTRACTThe productivity of shallots in Indonesia is still low at 9.24 tonnes/ha. This is due to the use of inferior quality seeds, poor planting media and pests and diseases. The intensive use of insecticides endangers consumers. One of the pest and disease control methods is the technical culture method. The rise of silkworm cultivation resulted in a lot of silkworm waste. If waste is not managed properly it can cause disease for silkworms and pollute the environment. Therefore, research was carried out using silkworm manure to reduce the use of chemical fertilizer doses without reducing the growth and production of shallots and suppressing pest attacks on shallots. The research was conducted at the screen house, Science Techno Park Unitri in August-October 2022. The research used a Randomized Block Design (RBD) with 10 treatments of silkworm waste fertilizer and NPK 16-16-16. The results showed that treatment P2 (silkworm waste fertilizer: roasted husks (1:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) and P6 (silkworm waste fertilizer : roasted husks (2:1) dose of 200 g/polybag + NPK 16-16-16 dose of 100 kg/ha = 4.5 g/polybag) had a greater weight of shallot bulbs/clump compared to other treatments, respectively 35.46 g/clump and 28.04 g/clump. The pests found on shallots are Agrotis ipsilon, Spodoptera litura, Spodoptera exigua and the diseases found on shallots are spotting disease caused by Alternaria porri and Fusarium oxysporum. In the P2 treatment the attacking pests were 33.33% and in the P6 treatment the attacking pests were 11.11%. In both treatments, there was no disease that attacked.