Ika Nurhayani
Study Program of Linguistics Faculty of Cultural Studies Brawijaya University

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

JAVANESE AND PROBLEMS IN THE ANALYSIS OF ADVERSATIVE PASSIVE Nurhayani, Ika
Linguistik Indonesia Vol 33, No 2 (2015): Linguistik Indonesia
Publisher : Masyarakat Linguistik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.516 KB) | DOI: 10.26499/li.v33i2.34

Abstract

Adversative passive is one of the means that languages use to code that an event may have detrimental effect on someone. The adversative passive differs from the standard passive in that the speaker perceives an event as unpleasant or unfortunate. The adversity semantic effect is normally encoded with an adversative passive affix attached to the verb.  Javanese has such coding with (1) prefix ke- and (2) the circumfix ke--an. However, Javanese adversative passive is not always associated with adversity.  In fact, an event described by Javanese adversative passive may have neutral or pleasant consequences. This proves to be problematic for the current frameworks on adversative passives such as Kubo’s (1992) and Pylkkänen’s (2002) because their frameworks assume that an adversative passive carries an adversative semantic property encoded in the malefactive head or with a passive morphology. Moreover, the subject of the ‘adversative passive’ in Javanese does not have to possess an object because the passive can have a reading in which the passive subject held an object belonging to someone else while experiencing a situation related to the object. This also poses a problem for Pylkkänen’s (2002) because she bases her adversative passive analysis on the possessor raising theory which requires a possesive relation between the theme and the affected argument. I argue that Javanese ‘adversative passive’  is best described as a combination of the prefix ke- and suffix –an (the circumfix ke--an) with the prefix  ke- carrying the accidental semantics property and the suffix –an as an applicative suffix adding an affected argument to the construction.
KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MAROS Nurhayani, Ika; Haris, Abdul; Khaeruddin, Khaeruddin
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 14, No 2 (2018): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.676 KB) | DOI: 10.35580/jspf.v14i2.10803

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan desain survey yang bertujuan untuk mengetahui gambaran keterampilan proses sains peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros pada materi kesetimbangan benda tegar dan dinamika rotasi. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah peserta didik 60 orang, yaitu XI IPA 1 sebanyak 34 orang dan XI IPA 2 sebanyak 26 orang. Data dianalisis secara statistik deskriptif, dimana diperoleh hasil pada indikator berhipotesis dan menginterpretasi data, dominan berada pada kategori sangat tinggi. Untuk indikator berkomunikasi, menggunakan alat dan bahan, dominan berada pada kategori tinggi, sedangkan untuk indikator menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, dan merencanakan percobaan, dominan berada pada kategori rendah. Berdasarkan analisis deskriptif diperoleh bahwa tingkat keterampilan proses sains fisika pada kelas XI IPA SMAN 8 Maros berada pada kategori sedang. Faktor yang menyebabkan keterampilan proses sains peserta didik masih dalam kategori sedang yaitu proses pembelajaran fisika di kelas yang masih kurang optimal dalam menggunakan K13. Dari hal ini, terlihat bahwa pembelajaran fisika masih belum mengintegrasikan salah satu hakikat fisika itu sendiri, yaitu fisika sebagai proses melalui keterampilan proses sains
THE JOKOWI’S IDEOLOGY REFLECTED ON THE ANNUAL SPEECH Muqoffa, Muhammad; Chojimah, Nurul; Nurhayani, Ika
Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan Vol 11, No 1 (2019): Diglossia
Publisher : Unipdu Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.713 KB) | DOI: 10.26594/diglossia.v11i1.1788

Abstract

This study aimed to find out the ideology of Jokowi as the seventh president of Indonesia. It followed Fairclough?s framework of critical discourse analysis and Searle?s speech act as analysis tool. The data source of the study involved two Joko Widodo?s speech in the Annual session of the people's Consultative Assembly. Moreover, the main data of the study are the utterances from Joko Widodo?s speech which contain an illocutionary act. The result of this study showed four types of illocutionary act employed by Joko Widodo; they were representatives, directives, commisives, expressives. The representatives were mostly reflected in the speech. This study found that Jokowi expressed his alignment toward the high state institutions.
Proses Nominalisasi Deverbal dalam Bahasa Madura Hidayati, Alfin Fuji Hidayati; Nurhayani, Ika; Choyimah, Nurul
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 5, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.244 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v5i2.36283

Abstract

Mempertahankan bahasa lokal telah menjadi salah satu ketertarikan di antara banyak peneliti. Hal ini di karekanakan Indonesia memiliki keragaman bahasa lokal. dalam rangka melestarikan bahasa lokal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses nominalisasi deverbal dalam Bahasa Madura. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data diambil dari kosakata dalam buku cerpen Tora (satengkes carpan Madura) karya Jamal D. Rahman.Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik membaca, mencatat kata-kata yang mengandung nomina deverbal kemudian mengklasifikasikannya berdasarkan imbuhan yang melekat pada kata tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prefiks - ka ,-pa, -ta, -be, - sa dan sufiks -en dan -an dapat digunakan dalam memproduksi leksem baru di Madura. Konfik yang lebih banyak berkontribusi dalam pembentukan kata baru.
Variasi Konjungsi Bahasa Madura Millah, Hafidatul -; Nurhayani, Ika; Sahirudin, Sahirudin
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 5, No 2 (2021): Juli
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.274 KB) | DOI: 10.23887/jppsh.v5i2.37110

Abstract

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan penggunaan konjungsi bahasa Madura ‘moso’ ‘ban’ dan ‘bik’ yang dituturkan oleh masyarakat yang bermukim di wilayah perbatasan kabupaten Pamekasan dan kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu deskriptif kualitatif dengan wawancara secara tidak terstruktur dan secara terstruktur. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, Titik penelitian dalam penelitian ini berjumlah 8 kecamatan, dengan 16 informan. Hasil dari penelitian ini, penggunaan konjungsi ‘moso’, ‘ban’ dan ‘bik’ yang paling banyak digunakan yaitu konjungsi ban. Konjungsi ‘moso’, dapat bermakna dan, dengan dan oleh, konjungsi ‘ban’ memiliki 3 makna, dan, dengan dan oleh. Sedangkan konjungsi ‘bik’ memiliki makna oleh.Â