Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EVALUASI ADVERSE DRUG REACTION (ADR) ANTIDIABETES PADA GERIATRI BERDASARKAN ALGORITMA NARANJO DI KOTA BENGKULU : EVALUATION OF ANTIDIABETIC ADVERSE DRUG REACTION IN GERIATRICS BASED ON THE NARANJO ALGORITHM IN BENGKULU CITY Dian Handayani; Reza Rahmawati; Yona Harianti Putri; Petri Siti Khodijah; Eni Kurniati; Violina Aniza
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 3 (2022): Forthcoming Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i3.413

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah kelompok penyakit yang ditunjukkan dengan adanya kelainan metabolik heterogen yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia. Penggunaan obat antidiabetes dapat menimbulkan adverse drug reaction terutama pada geriatri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian adverse drug reaction antidiabetes pada geriatri di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data pasien secara concurrent. Penelitian dilakukan di Kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 pasien geriatri dengan diabetes melitus yang mendapat obat antidiabetik serta bersedia mengisi kuesioner algoritma naranjo. Hasil penelitian berdasarkan penilaian kausalitas dengan menggunakan algoritma naranjo persentase kejadian ADR pada pasien geriatri dengan diabetes melitus adalah 12,3% dengan derajat kepastian probable (besar kemungkinan) dan 26,2% possible (mungkin). Farmasis dapat berperan dalam identifikasi ADRs melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap ADRs pada pasien geriatri.
A Bibliometric Analysis of Aloe vera in Wound Healing Asti Arum Sari; Reza Rahmawati
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 20, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v20i1.22312

Abstract

People have used Aloe vera for a variety of traditional medical applications. A. vera has been proven in numerous studies to play a key function in wound healing. Although there are many reviews on this topic, bibliometric analysis is not found in the literature. This study uses bibliometric analysis to evaluate the influence and relevance of the countries, journals, organizations, and authors that have made the most contributions to this topic. Scopus database was used to gather bibliographic data on relevant studies. A total of 417 published articles between 1981 and 2023 were selected. VOSviewer version 1.6.18 was used to conduct a bibliometric analysis of these papers. On the topic of A. vera as a wound healing agent, Tehran University of Medical Science from Thailand was the most productive institution and Journal of Ethnopharmacology was the most productive journal. India was the most productive and collaborative country. The spotlight of the recent papers was the use of biotechnology techniques and drug-delivery strategies of A. vera in wound healing. Developing formulation using various drug-delivery methods followed by in vivo preclinical and clinical studies of this particular topic were potential to be explored.
Penerimaan Vaksin COVID-19 Pada Responden Wanita di Desa Pelangki Dwi Kamilla Putri; Reza Rahmawati; Charles Banon; Asti Arumsari
BENCOOLEN JOURNAL OF PHARMACY Vol. 2 No. 1 (2022): April
Publisher : UNIB PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/bjp.v2i1.23490

Abstract

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Untuk memutuskan penyebaran penyakit, menghentikan wabah, dan dalam jangka panjang untuk menghentikan terjadinya penyakit COVID-19 perlu dilakukan vaksinasi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran masyarakat terhadap penerimaan vaksin COVID-19 Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengumpulan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 224 responden wanita, diantaranya 150 orang (67%) menyatakan bersedia untuk divaksinasi sementara sebanyak 69 orang (30,8%) tidak bersedia melakukan vaksinasi dan sisanya 5 orang (2,2%) masih belum memutuskan kesediaannya untuk melakukan vaksinasi. Kesimpulan penelitian ini menyatakan responden wanita di Desa Pelangki lebih banyak yang setuju untuk divaksinasi COVID-19.
EVALUASI ADVERSE DRUG REACTION (ADR) ANTIDIABETES PADA GERIATRI BERDASARKAN ALGORITMA NARANJO DI KOTA BENGKULU : EVALUATION OF ANTIDIABETIC ADVERSE DRUG REACTION IN GERIATRICS BASED ON THE NARANJO ALGORITHM IN BENGKULU CITY Dian Handayani; Reza Rahmawati; Yona Harianti Putri; Petri Siti Khodijah; Eni Kurniati; Violina Aniza
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 3 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i3.413

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah kelompok penyakit yang ditunjukkan dengan adanya kelainan metabolik heterogen yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia. Penggunaan obat antidiabetes dapat menimbulkan adverse drug reaction terutama pada geriatri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian adverse drug reaction antidiabetes pada geriatri di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pengambilan data pasien secara concurrent. Penelitian dilakukan di Kota Bengkulu. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 65 pasien geriatri dengan diabetes melitus yang mendapat obat antidiabetik serta bersedia mengisi kuesioner algoritma naranjo. Hasil penelitian berdasarkan penilaian kausalitas dengan menggunakan algoritma naranjo persentase kejadian ADR pada pasien geriatri dengan diabetes melitus adalah 12,3% dengan derajat kepastian probable (besar kemungkinan) dan 26,2% possible (mungkin). Farmasis dapat berperan dalam identifikasi ADRs melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan terhadap ADRs pada pasien geriatri.