Syaiful Anam
School of Political Science and International Studies, Queensland University, Australia

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI FUNGSI BANGUNAN PENGENDALI BANJIR SUNGAI BARABAI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Anam, Syaiful; Dermawan, Very; Sisingih, Dian
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 6, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1870.892 KB)

Abstract

Abstrak: Bangunan pengendali banjir Sungai Barabai berupa Bangunan Intake dan Saluran Banjir Barabai sudah tidak dapat dirasakan lagi dampaknya terhadap Kota Barabai, sehingga diperlukan evaluasi dari fungsi bangunan pengendali banjir. Kapasitas eksisting Saluran Banjir Barabai adalah ±15 m3/detik dengan Qrencana awal yaitu 40 m3/detik. Elevasi muka air banjir pada saat Q1 belum dapat masuk ke dalam Bangunan Intake dan rusaknya peninggi muka air (groundsill). Rehabilitasi bangunan pengendalian banjir bisa dilakukan dengan normalisasi Saluran Banjir Barabai dan menurunkan elevasi lantai Bangunan Intake pada +24.00. Rehabilitasi bangunan pengendali banjir ini hanya mampu mengatasi banjir hingga Q5 dengan pengurangan genangan banjir sebesar 62.75%. Penanganan banjir sampai dengan Q50 memerlukan normalisasi Sungai Barabai di bagian hilir bangunan intake (menuju Kota Barabai sampai dengan Kota Barabai) dengan dimensi lebar bawah 20 m, lebar atas 36 m, dan kemiringan talud 1:1.Kata kunci: Bangunan Intake, Saluran Banjir, Pengendalian Banjir, Sungai Barabai Abstract: Barabai river’s flood control structures such as Intake Building and Flood channel can no longer be perceived its impact on Barabai City, so that evaluation of the function of flood control structures is necessary. Barabai flood channel capacity is ± 15 m3/second less than the initial capacity planning 40 m3/second. Flood water levels during Q1 have not been able to get into the Intake Building and the damage  of  groundsill. Rehabilitation of Barabai river’s flood control structures can be done with normalization of Barabai’s Flood Channel and floor’s derivation of  Intake Building at +24.00. This flood control structures rehabilitation can only cope with flood up to Q5 with reduction puddles 62.75%. Flood handle up to Q50 needs normalization of  Barabai River at downstream of Intake Building with trapezoidal with dimension of 20 m base width and 36 m top width, and talud slope 1:1.Keywords: Intake Building, Flood Channel, Flood Control, Barabai River
ISOLASI SENYAWA ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL AKAR KROKOT (PORTULACA OLERACEA LINN) MENGGUNAKAN BAKTERI UJI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Gazali, A.Mirza Fauzan; Anam, Syaiful; Khumaidi, Akhmad
Natural Science: Journal of Science and Technology Vol 5, No 1 (2016): Volume 5 Number 1 (March 2016)
Publisher : Univ. Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.751 KB)

Abstract

; "> Berdasarkan studi sebelumnya diperoleh bahwa ekstrak etanol akar krokot (Portulacaoleracea L.) dengan konsentrasi 100, 250, 500, dan 750 µg/mL memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat sebesar 31, 34, 37, dan 40 mm terhadap bakteri Staphylococcusaureus (Dhole et al, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antibakteri dari ekstrak etanol akar krokot tersebut. Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang diulang sebanyak tiga kali menggunakan pelarut etanol 96%. Pemurnian senyawa dilakukan melaui beberapa tahapan partisi yaitu berturut-turut dengan menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan air selanjutnya ekstrak air hasil partisi dihidrolisis menggunakan metanol:HCl 2N (1:1). Fase HCl yang sudah bebas metanol selanjutnya dipartisi dengan etil asetat, dan hasil partisi (fase etil asetat) dilanjutkan pada tahap isolasi senyawa dengan kromatografi lapis tipis preparatif, selanjutnya isolat direkristalisasi dan diuji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis multi eluen. Uji aktivitas antibakteri dilakukan pada ekstrak dan isolat hasil pemurnian dengan menggunakan metode difusi agar dan KLT Bioautografi. Identifikasi golongan senyawa isolat menunjukkan hasil positif dengan menggunakan pereaksi AlCl3 5%, dan hasil analisis spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 200-600 nm memperlihatkan 2 puncak pada rentang panjang gelombang 300-550 nm (Puncak I) dan 240-285 nm (Puncak II). Dari hasil tersebut dapat diduga bahwa isolat termasuk dalam golongan flavonoid, sementara pada hasil pengujian aktivitas antibakteri isolat pada konsentrasi 10 mg/mL denganloading dose 200 µg/20 µL menghasilkan diameter zona hambatan sebesar 11,3±0,81 mm.
NEUTRALITY IN CONFLICT MEDIATION PROCESS Anam, Syaiful
Dauliyah Journal of Islamic and International Affairs Vol 5, No 2 (2020): Dauliyah Journal of Islamic and International Affairs
Publisher : UNIDA Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.909 KB) | DOI: 10.21111/dauliyah.v5i2.4649

Abstract

In conflict mediation understanding the concept and mastering the skill of neutrality is perceived as essential. Despite as a fundamental and core principle in mediation, it has been a debate among mediators upon the outcome of the mediation itself. This principle puts mediator as facilitator who would not influence or be partial over the parties. Indeed, mediators highly respect on aspirations and demands of the parties by creating an acceptable procedural framework which enables disputants to achieve their goals fairly. Nevertheless it is practically an arduous principle and inapplicable. In addition, neutrality is not a stipulation for a successful mediation; rather, mediators need to and should be partial and biased in some cases. This article, therefore, is aimed to examine the problems revolve around the issues of neutrality in mediation process.
Sejarah Perkembangan Islam di Aljazair Anam, Syaiful
Al Ghazali Vol 3 No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aljazair adalah bagian dari geografis dan ekonomi dari etnik Maghrib yang mendominasi wilayah Muslim dari Barat Libya hingga Samudera Atlantik. Orang Muslim di Aljazair bisa dibagi ke dalam dua bagian, yaitu bangsa Arab dan bangsa Berber. Penduduk asli di Aljazair adalah suku Berber. Aljazair beberapakali dikuasai oleh bangsa asing. Hal ini disebabkan oleh keadaan penduduknya yang terbagi-bagi kedalam berbagai suku.Sebelum kedatangan Prancis, konsep pendidikan di Aljazair memberikan mata pelajaran tentang ilmu Al-Qur’an, tafsir, aritmatika dan lain-lain. Kemudian dengan dibuat kebijakan baru oleh Prancis, metode belajar dirubah dengan menggunakan bahasa dan budaya Prancis membuat sekolah-sekolah lokal terpaksa ditutup. Kondisi ini membuat sebagian besar anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikannya, karena yang mampu untuk melanjutkan pendidikannya hanya keluarga daru kalangan atas saja. Ditambah lagi dengan datangnya warga Prancis secara berbondong-bondong ke Aljazair membuat semakin sedikit peluang bagi anak-anak pribumi untuk sekolah.
KRITIK MOHAMMED ARKOUN ATAS EPISTEMOLOGI ISLAM Anam, Syaiful
Al Ghazali Vol 3 No 2 (2020): Agustus - Desember (2020)
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epistemologi Islam, ternyata yang menjadi intinya adalah persoalan kebekuan epistemologi Islam yang disebabkan oleh pensakralan umatnya atas buah pikir keagamaan. Menurut Arkoun dalam pemikiran keagamaan –epistemologi-, Islam kurang dan atau belum membudayakan kritik sehingga hal ini menjadi naif dan terkesan tertutup, tidak terbuka, padahal seharusnya disikapi secara kritis dan konstruktif, karena Islam dituntut untuk mampu menjawab tantangan kemodernan (masalah umat dewasa ini). Dari sini rekonstruksi tradisi intelektual sangat perlu khususnya dalam epistemologi. Arkoun ingin memasukkan berbagai ilmu pengetahuan modern seperti linguistik, historis dan lain-lainnya –karena pemikiran manusia pada waktu tertentu akan mempunyai warna tersendiri yang tercermin dalam bahasanya serta tidak terlepas dari zamannya- dalam metodologi untuk menelaah dan menguak misteri yang menyelimuti ilmu-ilmu agama Islam. Meskipun ia memasukkan ilmu-ilmu modern yang berasal dari Barat dengan kerasionalan dan kritisnya, namun ia juga mengimbangi dengan menggabungkan religiusitas Islam. Kegelisahan Arkoun dengan kebekuan tradisi berfikir dalam Islam yang terpaku pada pensakralan buah pikir agama telah melahirka ide-ide untuk menelaah ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu modern sebagai metodenya, semua itu dilandasi pada pemahamannya tentang “ilmu” yang menurutnya adalah produk sejarah –termasuk al-Qur’an- sehingga bisa diutak-atik lagi. Penelaahan yang sedemikian cematnya pada ilmu-ilmu tersebut yang pada umumnya berbentuk teks tidak lain adalah agar teks-teks tersebut tetap eksis dan tidak bertentangan dengan segala keadaan zaman.
PROBLEMATIKA BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA UPAYA PERBAIKANNYA SECARA ISLAMI Rahmawati, Istiqomah; Anam, Syaiful
Al Ghazali Vol 4 No 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kompleksitas masalah di sekolah terutama pada siswa itu sendiri yang tidak dapat diselesaikan dengan pengajaran oleh guru di sekolah, untuk menyelesaikan masalah pada setiap siswa di sekolah sangat diperlukan Bimbingan dan Konseling, tapi sebelum itu agar Bimbingan dan Konseling dapat terlaksana dengan baik, salah satu syarat yang perlu dan mutlak adalah dikuasainya pengertian yang tepat mengenai Bimbingan dan Konseling itu oleh semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling. Problematika bimbingan dan konseling (BK) di tingkat sekolah/madrasah dibagi menjadi dua, yaitu: problematika Internal dan Problematika Eksternal Problematika Internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan ketidakberesan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti: kesehatan, rasa aman, faktor kemampuan intelektual, Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, dan Jenis kelamin, Latar belakang sosial, kebiasaan belajar, kemampuan mengingat, dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan. Problematika Eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti: kebersihan rumah, udara yang panas, ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadai, lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah, dan kualitas proses belajar mengajar. Bimbingan dan konseling yang melibatkan lembaga konseling ini, tentu tidak lepas dari pengaruh dinamisasi ruang dan waktu kehidupan yang senantiasa menawarkan perubahan. Oleh karenanya, agar bimbingan dan konseling ini senantiasa efektif dan berkembang lebih baik, maka problematika dan alternatif pemecahan yang ada dalam konseling tersebut harus senantiasa diaplikasikan. Bimbingan dan konseling tidaklah semata tugas guru BK, tetapi merupakan tugas semua elemen yang berkecimpung dalam dunia pendidikan termasuk walisiswa atau orang tua sendiri. Nasehat, masukan dan teguran adalah hal yang perlu dilakukan pada tiap pelanggaran siswa. Disamping itu doa orang tua, guru, dan doa tenaga kependidkan lainnya agar senantiasa dilantunkan, sehingga Alloh berkenan untuk memberikan hidayah-nya dan peserta didik menjadi pribadi yang sholeh-sholihah.
ISLAMIC WORLDVIEW DI DUNIA PENDIDIKAN Anam, Syaiful; Munandar, Aris; Wahada, Listiatul
Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2019): AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : LPPM STIT Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51468/jurnal pendidikan islam.v1i1.2

Abstract

Islamic worldview adalah pandangan hidup yang dimulai dari konsep ke- Esaan Tuhan (syahadad) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan manusia di dunia.Islamic worldview diartikan juga sebagai visi tentang realitas dan kebenaran, yang terbaca oleh mata hati kita dan yang menerangkan tentang hakikat wujud yang sesungguhnya, sebab totalitas dunia wujud itulah yang diproyeksikan Islam. Profesionalisasi dunia pendidikan yang terintegrasi dengan Islamic worldview mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Pengembangan dunia pendidikan dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompetensi siswa dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa dan memiliki pandangan hidup Islami. Hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalam membangun peradaban umat adalah cara pandang terhadap Islam. Artinya pandangan umat Islam harus menggunakan pandangan atau cara berpikir yang berasas Islam, menghadirkan Islam dalam semua lini kehidupan baik Politik, Ekonomi, Pendidikan, Sains dan sektor-sektor lainnya. Sebab Islam yang bersumber dari Alquran membahas secara universal tentang politik. Tatanan pemerintahan yang sesuai agar bisa menjalankan syariat, bagaimana menata kehidupan yang baik dan wilayahnya bisa berdaulat dan bermartabat juga rakyatnya bisa sejahtera. Peradaban Islam adalah peradaban yang dibangun oleh ilmu pengetahuan Islam yang dihasilkan dari pandangan hidup Islam. membangun peradaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain. Mengubah Islamic world view/framework atau cara pandang umat kepada cara pandang Islam (prinsip Islam) adalah kunci bangkitnya peradaban Islam. Sebab peradaban itu muncul dari pandangan yang melahirkan tindakan dan berbuah Ilmu Pengetahuan.