Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Potensi Fermentasi Tepung Daun Binahong Anredera Cordifolia Dengan Metode Trial End Error Sebagai Pakan Tambahan Pada Ayam Petelur Salim, Andi Randi; Ansar, Muhammad; Al Hijazi, Alif Fachrur; Idrus, Muhammad; Firmiaty, Sri
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 21 No. 3 (2021): ECOSYSTEM Vol. 21 No 3, September - Desember Tahun 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v21i3.1075

Abstract

Ayam petelur merupakan ternak yang mudah stress dan rentan terhadap penyakit. Guna mengatasi keadaan tersebut perlu dicari alternatif bahan herbal yang tidak menimbulkan residu pada telur ayam yaitu dengan memberikan pakan tambahan fermentasi tepung daun binahong. Binahong merupakan salah satu tanaman yang dapat meningkatkan vitalitas dan daya tahan tubuh. Kandungan fitobiotik pada tepung daun binahong (fenol 85,30 mg/kg, total flafonoid 47,40 mg/kg, saponin 66,00 mg/kg, dan alkaloid 2,60 mg/kg). Unggas yang memiliki sistem pencernaan tunggal kurang baik dalam mencerna pakan berserat kasar tinggi. Kebutuhan serat kasar pada ayam petelur maksimal 7% maka, dilakukan analisis manfaat fermentasi menggunakan EM4. Dalam penelitian terdahulu menyebutkan bahwa EM4 menghasilkan sejumlah besar enzim mencerna serat kasar seperti selulase dan mannase. Keuntungan Lactobacillus dalam EM4 dalam mencerna serat kasar adalah karena bakteri tidak menghasilkan serat kasar dalam aktivitasnya, sehingga mereka lebih efektif dalam menurunkan serat kasar. Fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi dan juga palatabilitas. Pemberian pakan tambahan fermentasi tepung daun binahong  sebagai feed adiktif memiliki potensi terhadap peningkatkan sistem imun sehingga ayam sehat, maka produksi telur akan meningkat dan stabil. Laying hens are animals that are easily stressed and susceptible to disease. In order to overcome this situation, it is necessary to find alternative herbal ingredients that do not cause residues in chicken eggs, namely by providing additional feed with fermented binahong leaf flour. Binahong is one of the plants that can increase vitality and endurance. Phytobiotic content in binahong leaf flour (phenol 85.30 mg/kg, total flavonoids 47.40 mg/kg, saponins 66.00 mg/kg, and alkaloids 2.60 mg/kg). Poultry that has a single digestive system is not good at digesting high crude fiber feed. The need for crude fiber in laying hens is a maximum of 7%, so an analysis of the benefits of fermentation using EM4 was carried out. In previous studies, it was stated that EM4 produces a large number of enzymes digesting crude fiber such as cellulase and mannase. The advantage of Lactobacillus in EM4 in digesting crude fiber is that bacteria do not produce crude fiber in their activity, so they are more effective in reducing crude fiber. Fermentation can increase nutritional value and also palatability. The addition of fermented binahong leaf flour feed as an addictive feed has the potential to increase the immune system so that chickens are healthy, so egg production will increase and be stable.
Pengaruh Pemberian Larutan Asam Amino Berbasis Maggot (BSF) Black Soldier Fly (Hermetia illucens) dengan Variasi Kon-sentrasi Ke dalam Pakan Terhadap Bobot Badan Akhir Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) Miftahul Jannah Mudarsep; Muhammad, M.R. Ihksan; Baso Fatwa; Jirfan Dawanto; Asmawati; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Juni 2021
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.906 KB)

Abstract

Ayam KUB merupakan ayam kampung unggul produk hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah pemberian pakan lebih efisien, lebih tahan terhadap penyakit, dan tingkat mortalitas yang lebih rendah. Tingginya kandungan protein pada Maggot BSF (Hermetia illucens) dapat menjadi salah satu alternatif terbaik sebagai bahan campuran pakan ayam. Namun pemberian pakan maggot BSF secara langsung masih memiliki kendala karena membutuhkan proses metabolisme lanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan fermentasi diluar tubuh ternak guna untuk merombak senyawa kompleks menjadi molekul sederhana khususnya senyawa protein yang dirombak menjadi asam-asam amino sehingga pada saat diberikan pada ternak dapat langsung diserap untuk meningkatkan produktivitas ayam KUB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas variasi konsentrasi larutan asam amino berbasis Maggot BSF (Hermetia illucens) ke dalam pakan terhadap bobot badan akhir ayam kampung unggul Balitnak (KUB). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu variasi konsentrasi larutan asam amino berbasis Maggot BSF (P0= 0 ml, P1=15 ml, P2=30 ml dan P3=45 ml) (v/v). Hasil penelitian ini menunjukkan penambahan larutan asam amino berbasis Maggot BSF tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan ayam KUB.
Nilai Hematokrit dan Kadar Hemoglobin (Hb) Darah dengan Penambahan Fortifikasi Tepung Cacing Tanah dan Tepung Rumput Laut dalam Pakan Basal Ayam Petelur Paulus Pehan de Ornay; Jeferson Boling; Ahmad Muchlis; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Desember 2021
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.223 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pengaruh pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan tepung rumput laut (Eucheuma cottonii) terhadap nilai hematokrit dan kadar hemoglobin dalam darah ayam petelur.  Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam ras petelur yang berumur 48 minggu yang sedang bertelur sebanyak 48 ekor. Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 (enam) perlakuan dan 4 kali ulangan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) pemberian tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dan tepung rumput laut (Eucheuma cottonii) terhadap persentase nilai Hematokrit dan kadar hemoglobin darah ayam petelur penelitian. Penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) hingga 20% dalam campuran pakan basal ayam petelur disarankan untuk meningkatkan persentase nilai hematokrit dan kadar hemoglobin darah ayam petelur.
Profil Hematologis Ayam Potong yang Diberikan Imbuhan Pakan Tepung Cacing Tanah (Lumbricus rubellus L): Chicken Hematological Profile Given Flour Feed Additive Earth-worms (Lumbricus rubella L) Dewi Wantika; Ahmad Muchlis; Andi Resky Jaya; Asmawati Asmawati; Muhammad Idrus; Zohrah Hasyim
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Desember 2021
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sektor perunggasan, terutama ayam ras pedaging komersial (broiler) masih menjadi priori-tas utama untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Mengingat sifat-sifat unggulnya yaitu tidak memerlukan tempat yang luas dalam pemeliharaan, memiliki per-tumbuhan cepat dan efisien dalam mengubah pakan menjadi dagingPenelitian ini dil-akukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991) dengan 5 perla-kuan dan 4 ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam broiler dengan perla-kuan sebagai berikut: P0 Pakan basal 100% P1 Pakan basal 99,5% + Tepung Cacing tanah 0,5% P2 Pakan basal 99% + Tepung Cacing tanah 1 % P3 Pakan basal 98,5% + Tepung Cacing tanah 1.5% P4 Pakan basal 98% + Tepung Cacing tanah 2,0% Hasil pengukuran sidik ragam (anova) memperlihatkan bahwa pemberian TCT dalam pakan campuran dengan level yang berbeda, tidak memberikan pengaruh (p 0,05) terhadap jumlah sel darah merah (Eritrosit). Hasil pengukuran sidik ragam (anova) memperlihatkan bahwa pemberian TCT dalam pakan campuran dengan level yang berbeda, tidak memberikan pengaruh (P 0,01) terhadap jumlah sel darah putih (Leukosit) ayam broiler penelitian. Ber-dasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata pemberian tepung cacing tanah sebagai imbuhan pakan terhadap jumlah sel darah merah (Eritrosit), dan jumlah sel darah putih (Leukosit).
Pengaruh Tatalaksana Penyembelihan Ayam Potong Halal Terhadap Perilaku Konsumen Syarifuddin Syarifuddin; Waspada Sating; Lukman Setiawan; Firman Menne; Ahmad Muchlis; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Juni 2022
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam ajaran Islam proses pemotongan hewan harus mendapat perhatian yang khusus sehingga pemotongannya benar-benar sesuai dengan syariat yang sah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan proses penyembelihan ayam potong halal di Rumah Pemotongan Ayam (RPA) UD. Asri yang sesuai syari’at Islam berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hasil penelitian tidak ada pengaruh antara penyembelihan ayam potong halal terhadap perilaku konsumen dalam hal ini untuk membuat keputusan membeli
Eksistensi Asosiasi Peternak Sapi Perah dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Peternak Basri Oner; Ahmad Muchlis; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Desember 2022
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Interaksi antara hukum Indonesia yang dinamis dan kearifan lokal telah menghasilkan berbagai macam aturan hukum yang berlaku. Salah satu contoh kedinamisan ini tercermin dalam pengaturan mengenai peternakan. Hal ini bertujuan untuk melindungi sumber daya hewan dan meningkatkan kualitas makanan yang aman, sehat, utuh, dan halal, serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hewan, dan lingkungan, serta menyediakan jasa dan bahan baku industri. Selain itu, regulasi tersebut juga bertujuan untuk memperluas peluang berusaha dan kesempatan kerja serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, peran pemerintah dalam regulasi yang berkaitan dengan peternakan, khususnya Asosiasi Peternak Sapi Perah, tidak boleh diabaikan. Asosiasi ini merupakan cara yang logis untuk menjalankan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan kewajiban dan hak-hak para peternak sapi perah. Secara keseluruhan, tugas dan fungsi Asosiasi ini untuk memberikan perlindungan melalui penerbitan regulasi berupa peraturan perundang-undangan.
Peningkatan Efisiensi Pakan dan IOFC Ayam KUB Fase Grower terhadap Pemberian Larutan Asam Amino Berbasis Maggot BSF (Hermetia illucens) dengan Konsentrasi yang Berbeda dalam Pakan Ahmad Refandy; Asmawati Asmawati; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Desember 2022
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preferensi konsumen terhadap ayam kampung tinggi karena ayam kampung memiliki cita rasa yang khas dan kandungan gizi yang terdapat pada daging ayam kampung Salah satu varian ayam kampung yang populer adalah ayam kampung unggulan Balitnak (KUB). Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh Pemberian Asam Amino Berbasis Maggot BSF (Hermetia Illucens) Terhadap Efisiensi Pakan Dan IOFC Ayam KUB Fase Grower. Dalam penelitian ini, digunakan 96 ekor ayam KUB fase grower berumur 67 hari yang dipelihara selama 30 hari. Ayam-ayam tersebut ditempatkan di dalam 16 petak kandang, dimana setiap petak terdiri dari 6 ekor ayam KUB. Pakan yang diberikan pada ayam-ayam tersebut selama periode umur 67-97 hari adalah pakan campuran yang terdiri dari jagung, konsentrat, dan dedak, yang kemudian ditambahkan larutan asam amino berbasis magot yang telah difermentasi sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Dalam proses fermentasi, digunakan beberapa bahan seperti maggot BSF, nenas, gula merah, air, dan EM-4. Berdasarkan hasil pembahasan memperlihatkan bahwa, pemberian larutan asam amino berbasis maggot BSF dengan konsentrasi yang berbeda ke dalam pakan berpengaruh nyata pada (P<0,05) Income Over Feed Cost (IOFC), tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada efisiensi pakan ayam KUB fase grower. Pemberian larutan asam amino berbasis maggot BSF dengan konsentrasi yang berbeda ke dalam pakan sebesar 45 ml karena pada penellitian ini mendapatkan hasil cenderung baik dibanding tanpa pemberian larutan asam amino.
Ukuran Persentase Bobot Paha dan Persentase Bobot Sayap Ayam KUB dengan Penambahan Tepung Azolla (Azolla microphylla) Fermentasi ke Dalam Pakan Basal Rahmat Qadar; Asmawati Asmawati; Muhammad Idrus
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Desember 2022
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ayam kampung merupakan salah satu sumber daya domestik yang banyak dipelihara oleh peternak di daerah pedesaan Indonesia. Ayam ini berguna sebagai penghasil telur tetas, telur konsumsi, dan daging. Ayam kampung memiliki beberapa kelebihan seperti mudah dipelihara, tahan terhadap penyakit, dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga minim stres.Penilitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian tepung azolla (Azolla microphylla) fermentasi dengan konsentrasi yang berbeda ke dalam pakan terhadap persentase paha dan sayap pada ayam KUB. Penelitian ini menggunakan DOC ayam KUB sebanyak 96 ekor dan dipelihara selama 60 hari dengan petakan kandang sebanyak 16 petak dan masing – masing petak terdiri dari 6 ekor ayam KUB. Pada umur 1 – 30 hari pakan yang digunakan yaitu berupa butiran BP – 11, kemudian pada umur 31 – 60 hari menggunakan pakan campuran yang ditambahkan dengan tepung Azolla microphylla yang difermentasi. Bahan yang digunakan untuk fermentasi adalah EM – 4. Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain kandang dan perlengkapan, timbangan digital skala 5 kg, ember, gelas ukur. Berdasarkan hasil pembahasan memperlihatkan bahwa, pemberian tepung azolla (Azolla microphylla) fermentasi dengan konsentrasi yang berbeda ke dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) dapat meningkatkan persentase bobot paha sedangkan pada persentase bobot sayap tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05). pemberian tepung azolla (Azolla microphylla) fermentasi dengan konsentrasi yang berbeda ke dalam pakan sebesar 8% karena pada penellitian ini mendapatkan hasil cenderung baik dibanding tanpa pemberian tepung azolla (Azolla microphylla) fermentasi.
Penampilan Reproduksi Sapi Peranakan Simmental pada Paritas Mohammad Nur Fajar; Muhammad Idrus; Sri Firmiaty
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu Vol. 3 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Terpadu, Juni 2023
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jitpu.v3i1.2859

Abstract

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui penampilan reproduksi pada sapi Peranakan Simmental betina meliputi; Service per Conception, Conception Rate, Estrus Post Partum, Days Open dan Calving Interval pada paritas yang berbeda di Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone. Materi penelitian ini adalah indukan sapi peranakan Simmental sebanyak 90 ekor dari paritas 1, 2 dan 3 yang masing-masing paritas berjumlah 30 ekor. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pengumpulan data primer dan skunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai S/C sapi Peranakan Simmental pada paritas 1,2 dan 3 masing-masing P1= (1,90 1,09), P2= (1,60 0,85) dan P3= (1,40 0,81) dengan nilai rataan S/C adalah 1,63 0,25. Nilai CR pada sapi Peranakan Simmental pada paritas 1,2 dan 3 adalah P1= (50% 0,51), P2= (56.6% 0.50) dan P3= (76.6% 0.40) dengan rataan 61.07% 13,85. Nilai EPP pada sapi Peranakan Simmental pada paritas 1,2 dan 3 yaitu P1= (94,0 7,81 hari), P2= (90,0 6,49 hari) dan P3= (85,8 4,63) hari dengan rataan EPP 89,9 4,10 hari. Nilai DO pada sapi Peranakan Simmental pada paritas 1,2 dan 3 yaitu P1= (184 64,7 hari), P2=(172 45,7 hari) dan P3=(165 20,9 hari) dengan rataan DO 174 46,1 hari. Nilai CI pada sapi Peranakan Simmental pada paritas 1,2 dan 3 yaitu P1= (465 66,2 hari), P2= (455 51,5 hari) dan P3= (442 42,2 hari) dengan rataan CI 454 51,5 hari. Disimpulkan bahwa penampilan reproduksi pada sapi Peranakan Simmental betina pada paritas yang berbeda meliputi nilai S/C, CR, EPP, DO dan CI di Kecamatan Palakkan, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan paling baik terdapat pada paritas 3.