Hendri Busman
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MORTALITAS DAN RESORPSI FETUS MENCIT (Mus musculus L.) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL TANAMAN SURUHAN (Peperomia pellucida (L.,) Kunth.) Hendri Busman; Nuning Nurcahyani; Yosi Dwi Saputra; Salman Farisi; Qotrunnada Salsabila
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 12 No. 2, Juli 2021
Publisher : Universitas Kusuma Husada Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.457 KB) | DOI: 10.34035/jk.v12i2.715

Abstract

Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida (L.,) Kunth.) merupakan tanaman obat yang memiliki senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan steroid. Berbagai senyawa kimia tersebut yang berpotensi sebagai obat tetapi perlu diperhatikan kemungkinan adanya efek samping terhadap organisme khususnya pada masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan menguji efek teratogenik ekstrak tanaman suruhan terhadap fetus mencit (Mus musculus L.), meliputi mortalitas dan resorpsi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 20 ekor mencit betina dibagi ke dalam 4 kelompok yaitu: K(+) (Aquabides), P1 diberi ekstrak tanaman suruhan dengan dosis (1,68 mg/g bb), P2 (3,36 mg/g bb), dan P3 (6,72 mg/g bb). Hasil penelitian terhadap persentase fetus yang mengalami mortalitas dan resorpsi fetus antara kontrol K(+) dan perlakuan dengan ekstrak etanol suruhan (P1, P2, dan P3) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik berdasarkan uji ANOVA satu faktor (p value 0,418). Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa ekstrak etanol tanaman suruhan tidak menyebabkan mortalitas pada fetus mencit, namun menyebabkan resorpsi pada fetus mencit pada pemberian dosis sebesar 1,62 mg/g BB, 3,36 mg/g BB, dan 6,72 mg/g BB. Pepper elder (Peperomia pellucida (L.,) Kunth.) is a medicinal plant that has secondary metabolites such as alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and steroids. The side effects for organisms of those chemical compounds, which are potentially beneficial for their medicinal use, still need to be considered especially in pregnancy. This study aims to determine the teratogenic effects of pepper elder extract on mortality and resorption of mice (Mus musculus L.) fetus. This study uses total random sampling design with 4 treatments consisting of 20 female mice divided into 4 groups: the control group (K(+)) which is given Aqua distillation and the treatment groups which are all given the pepper elder extract with different doses, where the first treatment group (P1) is given 1.68 mg/g body weight of the extract, the second treatment group (P2) is given 3.36 mg/g body weight of the extract, and the third treatment group (P3) is given 6.72 mg/g body weight of the extract. The results obtained of mortality and resorption percentage of mice fetus between the control group (K(+)) and the treatment groups (P1, P2, and P3) showed that there is no statistically meaningful difference based on one-way ANOVA test (p value 0,418). This study showed that ethanol extract of pepper elder causes no mortality in mice fetus, yet it causes resorption on mice fetus at given doses of 1,62 mg/g body weight, 3,36 mg/g body weight, dan 6,72 mg/g body weight.
Uji Potensi Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaridia galli pada Ayam Petelur (Gallus domesticus) Hanifa Fauzia Utami; Emantis Rosa; Gina Dania Pratami; Hendri Busman
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 3 (2023): October 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i3.6475

Abstract

Dalam menjalankan usaha peternakan unggas, para peternak tak lepas dari hambatan dan masalah yang harus dihadapi, salah satunya adalah penyakit yang menyerang unggas. Ascaridia galli merupakan nematoda parasitik yang sering ditemukan pada unggas. Penanggulangan cacing oleh peternak dapat dilakukan dengan pemberian anthelmintik dari bahan-bahan kimiawi atau anthelmintik sintetik. Namun, penggunaan anthelmintik sintetik dalam jangka panjang dapat mengakibatkan resistensi terhadap cacing dan meninggalkan residu pada daging serta telur. Oleh karena itu, disarankan menggunakan bahan alami. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui potensi tepung daun kelor dan efektivitasnya sebagai anthelmintik terhadap A. galli. Perlakuan pemberian tepung daun kelor dilakukan dengan cara dicampurkan pada pakan dengan 4 dosis berbeda selama 14 hari. Data jumlah telur cacing dalam Egg Per Gram (EPG) kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji ANOVA dan didapatkan perbedaan yang signifikan, maka selanjutnya dilakukan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung daun kelor berpotensi sebagai anthelmintik terhadap cacing A. galli karena mampu mereduksi nilai EPG sebelum perlakuan. Dosis efektif pemberian tepung daun kelor yakni terdapat pada dosis 20% dari 120 kg pakan namun belum mampu mencapai standar efektivitas (≥ 95 %). Â