Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Persediaan Bahan Bakar Minyak Pada PT. INKA Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Lailatul Badriyah; Crizyela Amelia Rafika; Septian Dwi Prasetyo; Anindya Rachma Dwicahyani
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 02 2022
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.468 KB)

Abstract

Pengendalian persediaan adalah rangkaian kebijakan pengendalian guna menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus di lakukan dan berapa besar pesanan yang harus diadakan. Beberapa metode analisa yang  bisa dilaksnakan guna mengoptimalkan pengendalian persediaan yaitu menggunakan EOQ. Dengan menggunakan EOQ, PEengendalian persediaan bisa dioptimalkan. Observasi ini menelaah tentang  pengaplikasian metode EOQ pada usaha pengoptimalan pengendalian persediaan bahan bakar. Permasalahan  di laksanakan di perusahaan kereta di Madiun, yaitu PT.INKA. Hasil riset menunjukan bahwa dengan melaksanakan analisa line balancing, pemecah masalah terbaik adalah pada BBM Pertalite setelah usulan perbaikan persediaan bahan bakar sebanyak 1.045,64 liter dengan safety stock 308,08 liter dan Reorder Point-nya 454,9 liter. Pada BBM Solar setelah usulan perbaikan persediaan bahan bakar sebanyak 9.049,52 liter dengan safety stock 6.357 liter dan Reorder Point-nya 8.243 liter.Kata kunci: optimalisasi, pengendalian persediaan, metode EOQ, safety stock.
Prioritas Pengembangan Industri Kreatif Melalui Pendekatan Location Quotient dan Location Modeling Lailatul Badriyah; Lukmandono Lukmandono
Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional Teknologi Industri Berkelanjutan Prosiding SENASTITAN Vol. 03 2023
Publisher : Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan kemampuan, ketrampilan, dan kreativitas yang merupakan bagian dasar setiap individu. Unsur utama dari industri kreatif ini adalah kreativitas, keahlian, dan kemampuan yang berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi intelektual. Indonesia menempati peringkat 30 dari 42 negara, berdasarkan kontribusi PDB sektor industri kreatif. Berdasarkan posisi kontribusinya, Indonesia membutuhkan perluasan industri kreatif. Hal ini terjadi karena hanya sebagian kecil masyarakat Indonesia yang memberikan pertimbangan sektor industri kreatif untuk menjadikannya sebagai penopang perekonomian daerah. Metode LQ (Location Quotient) digunakan untuk klasifikasi, dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 7 (tujuh) subsektor dengan potensi rendah, 2 (dua) subsektor dengan potensi sedang, dan 7 (tujuh) subsektor dengan potensi tinggi. Pemetaan ini dilakukan dengan mengubah pemodelan lokasi (location modeling) berdasarkan 4 (empat) kriteria: kemudahan akses konsumen, kemudahan akses ke industri kreatif, pengaruh pendidikan, dan pengaruh sektor pariwisata. Berdasarkan pemetaan wilayah ini, terdapat 13 (tiga belas) kecamatan dengan isoincome tinggi, 9 (sembilan) kecamatan dengan isoincome sedang, dan 9 (sembilan) kecamatan dengan isoincome rendah. Hasil kedua identifikasi akan diterapkan pada pengembangan sektor industri kreatif. Untuk menentukan prioritas pengembangan, pengembangan ini mengintegrasikan kedua hasil berdasarkan subsektor industri kreatif berpotensi tinggi atau menengah yang diprioritaskan, dengan potensi daerah yang berpenghasilan isoincome rendah. Hasil akhir penelitian ini adalah potensi daerah berpenghasilan rendah menjadi berpenghasilan sedang ataupun tinggi.