Andi Sutisno
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERKEMBANGAN KOSAKATA DALAM SASTRA (SEBUAH TINJAUAN ANALITIK PADA NOVEL-NOVEL PERIODE BALAI PUSTAKA DAN PUJANGGA BARU) Sutisno, Andi
Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 1 (2014): Deiksis Vol.1 No. 1 Januari 2014
Publisher : Deiksis Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu sifat bahasa yakni bersifat dinamis. Kedinamisan bahasa dapat diartikan bahwa bahasa akan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya pengguna bahasa itu sendiri yakni manusia. Salah satu perkembangan bahasa adalah berkembangnya kosakata-kosakata yang ada dalam bahasa itu sendiri. Perkembangan kosakata dapat juga dilihat dalam karya sastra. Sejarah sastra Indonesia mencatat beberapa periodisasi sastra dalam sastra Indonesia, termasuk angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Kedua angkatan tersebut merupakan tonggak awal dimulainya sastra modern dalam sejarah sastra Indonesia. Perkembangan kosakata dalam bahasa Indonesia bukan tidak mungkin ditemukan juga dalam karya-karya sastra yang muncul pada kurun waktu kedua angkatan tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah signifikankah perkembangan kosakata bahasa Indonesia yang muncul dalam karya-karya sastra pada kedua angkatan tersebut, terutama novel. Novel merupakan teks naratif yang memungkinkan pengarang banyak menggunakan kosakata. Oleh karena itu, perkembangan kosakata dalam bahasa Indonesia dapat dengan mudah ditemukan dalam novel, termasuk dalam novel-novel yang muncul pada periode angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru. Kata kunci: kosakata, novel, angkatan balai pustaka, angkatan pujangga baru
Potret Perempuan dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini (Sebuah Tinjauan Feminisme Sastra) Sutisno, Andi
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 1 (2019): DEIKSIS: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v6i1.1749

Abstract

Karya sastra merupakan pengejawantahan kehidupan. Dalam konteks tersebut, karya sastra dibuat untuk menggambarkan realitas hidup masyarakat, salah satunya adalah kehidupan perempuan. Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kehidupan perempuan selalu menarik untuk diangkat ke dalam cerita karya sastra. Tentu saja hal ini memberikan pembelajaran kepada masyarakat tentang posisi dan peran perempuan itu sendiri dalam kehidupan, baik sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Gerakan feminis memberikan ruang lain dalam khazanah apresiasi dan kritik sastra. Kritik sastra feminis hadir seiring dengan massifnya gerakan feminisme itu sendiri. Kajian sastra dengan pendekatan feminisme ini membuka ruang-ruang interpretasi atas perempuan dalam karya sastra.  Novel sebagai salah satu karya sastra yang berisikan peristiwa-peristiwa dan konflik-konflik yang kompleks, tentunya memberikan keluasan interpretasi juga, termasuk di dalamnya menginterpretasikan tokoh perempuan dan posisinya dalam novel tersebut.
PENGUASAAN BAHASA PADA ANAK MENDEKATI MASA PESAT KOSA KATA Sutisno, Andi
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v3i1.21

Abstract

Pada awal perkembangannya, kemampuan berbahasa manusia tidak serta merta langsung mampu berkomunikasi secara lengkap. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan tertentu dalam pemerolehan bahasa. Kajian mengenai pemerolehan bahasa masuk dalam wilayah kajian psikolinguistik. Psikolinguistik merupakan studi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan perolehan bahasa oleh manusia. Dalam ilmu ini pemerolehan bahasa pada anak juga dibahas dan dipelajari. Minat terhadap bahasa anak mulai timbul pada dekade pertama abad ke-20. Setiap anak memiliki cara untuk membentuk pemahaman dan menghasilkan kata-kata ketika berbicara. Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah perolehan bahasa pada anak semata-mata merupakan hasil imitasi terhadap lingkungannya atau karena kreativitas anak yang timbul secara spontan?Perkembangan kosakata pada anak terjadi pada usia sekitar 13 bulan, pada usia tersebut anak sudah menguasai sekitar 50 buah kata, tetapi baru sekitar usia 19 bulan, anak dapat secara produktif mengeluarkan kata-kata itu. Anak usia antara 2,5 sampai 4,5 tahun merupakan masa pesat-pesatnya kosakata itu berkembang. Berdasarkan latar belakang tersebut saya pun tertarik untuk menghitung ujaran anak pada usia 2,2 tahun, alasannya untuk mengetahui penguasaan bahasa pada anak ketika mendekati masa pesat kosakata. Pedoman yang digunakan untuk menghitung jumlah ujaran yang dikuasai mengacu pada ukuran yang ditetapkan oleh Roger Brown (Mar’at, 60: 2009), yang dikenal dengan istilah Main Length of Utterance (MLU). MLU ini diperoleh dengan cara jumlah morfem dibagi jumlah ujaran.
KAJIAN DEKONSTRUKSI DERRIDA DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA SUTAN SATI Sutisno, Andi
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v2i2.27

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membantah anggapan yang selama ini dianggap benar. Dengan bukti-bukti yang ada pada teks novel Sengsara Membawa Nikmat. Penelitian ini ingin membuktikan bahwa tokoh protagonis tidak selalu benar, dan sebaliknya tokoh atagonis juga tidak selamanya salah. Penulis ingin mengungkap sisi lain dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita Sengsara Membawa Nikmat. Dengan pemunculan sisi lain tersebut, diharapkan pembaca tidak hanya terkungkung pada satu makna yang selama ini mendominasi pemahaman dan dianggap sebagai kebenaran mutlak di kalangan pembaca. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode dan teknik analisis teks untuk memahami karakter setiap tokoh yang ada dalam cerita sengsara membawa nikmat. Penelitian ini menggunakan teori Dekonstruksi yang digagas oleh Jacques Derrida, dan Strukturalisme sebagai teori pendukung dalam menguraikan watak tokoh. Pengkajian secara dekonstruksi telah melebur batas yang selama ini tercipta antara tokoh protagonis-antagonis dan tokoh utama-tambahan. Setiap tokoh adalah tokoh, tidak ada pertimbangan tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis ternyata juga memiliki sisi negatif, dan sebaliknya tokoh antagonis ternyata juga memiliki sisi positif yang patut dicontoh. Dengan kata lain, tokoh dalam novel sengsara membawa nikmat juga seperti kita (manusia nyata) yang memiliki sifat baik dan buruk, kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan tokoh utama dan tokoh tambahan. Kita tidak bisa mengabaikan tokoh walaupun tokoh tersebut tidak selalu dimunculkan dalam cerita. Sekecil apapun peran tokoh dalam cerita ia tetap ikut membangun cerita tersebut. Jika salah satu tokoh dihilangkan akan muncul kemungkinan baru yang akan merubah jalan cerita. Kemungkinan baru juga akan muncul jika salah satu tokoh melakukan tindakan yang berbeda dari apa yang diceritakan. Kata Kunci: Sengsara Membawa Nikmat, Dekonstruksi Derrida
EFEKTIVITAS METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI Sutisno, Andi
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v2i1.39

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam menulis puisi menggunakan metode resitasi.Pembahasan yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.(1) Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017 sebelum pembelajran dengan metode resitasi? (2) Bagaimana kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017 sesudah pembelajran dengan metode resitasi? (3) Apakah metode resitasi efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi siswa di kelas X SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan yaitu one-group pretest-posttest design. Metode eksperimen ini dilakukkan untuk menguji coba pembelajaran menulis puisi dengan metode resitasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas delapan kelas, sedangkan sampel yang diambil adalah kelas X-5 dengan jumlah 26 siswa. Hasil penelitian menunjukan kemampuan menulis puisi siswa kelas X-5, nilai pre-testsebesar 68,65dan nilai post-test sebesar 82,11. Jadi, terdapat kenaikan sebesar 13,46. Berdasarkan penghitunan uji-t, di peroleh thitung 6,47 dan ttabel 1,706 karena nilai thitung lebih besar dari ttabel 6,47>1,706 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode resitasi efektif dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Tukdana Tahun Pelajaran 2016/2017. Pemanfaatan metode pembelajaran terutama metode resitasi bisa digunakan dalam pembelajaran menulis puisi serta materi lain yang membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan latihan. Metode resitasi bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis puisi. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya, mengembangkan metode-metode pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif dalam belajar mengajar. Kata Kunci:menulis puisi, metode resitasi, dan efektivitas pembelajaran
PENERAPAN MEDIA LAGU ANAK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BERBAHASA ANAK DI SD KARTIKA SILIWANGI 7, KOTA CIREBON Wahyuningsih, Nuning; Muliawati, Hesti; Sutisno, Andi
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v4i2.50

Abstract

Pemerolehan kosakata anak SD ternyata masih rendah, padahal sesuai dengan tahapan pemerolehannya seharusnya sudah memiliki beragam kosakata. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SD yaitu agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku baik secara lisan maupun tulisan. Hal tersebut tentu saja sejalan dengan tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia di SD ialah siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia disertai dengan rasa bangga sebagai bahasa persatuan. Dengan menggunakan media lagu anak diharapkan dapat menambah kreativitas berbahasanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan penerapan media lagu anak yang dapat meningkatkan kreativitas berbahasa anak kelas 4 SD Kartika Siliwangi 7, Kota Cirebon, dan untuk mengetahui aktivitas siswa Kelas 4 SD Kartika Siliwangi 7 Kota Cirebon, dalam kreativitas berbahasa dengan menggunakan media lagu anak. Adapun teknik penelitian yang digunakan ialah eksperimen dengan menggunakan metode tindakan kelas. Sampel dalam penelitian ini ialah siswa SD Kelas 4 yang masih dalam tahap pemerolehan bahasa praoperasional kurang dari 10 tahun.
PEMERTAHANAN BAHASA SUNDA SEBAGAI WUJUD IDENTITAS MASYARAKAT DI DESA LUWUNG BATA, BREBES, JAWA TENGAH Sutisno, Andi; Muliawati, Hesti; Andika Dutha Bahari; Bediyanto
Bahtera Indonesia Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/bi.v6i1.113

Abstract

Bahasa tidak bisa dilepaskan dari penuturnya. Tanpa masyarakat penuturnya, bahasa tidak akan bisa bertahan atau akan punah. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa selalu menempati posisi strategis sebagai alat atau media berkomunikasi. Di tengah-tengah masyarakat, pada kenyataannya bahasa tidak bersifat monolingua tetapi bisa beraneka dengan berbagai macam variasi bahasa di dalamnya. Hal ini juga yang terjadi pada masyarakat Desa Luwung Bata, Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes yang notabene secara geografis dan etnografis berada di wilayah Jawa Tengah dengan mayoritas pengguna bahasa Jawa, namun ada satu daerahnya yaitu Desa Luwung Bata yang berbahasa Sunda. Masyarakat di Desa Luwung Bata memiliki keunikan tersendiri sebab mereka berbahasa Sunda namun berada di tengah-tengah masyarakat yang mayoritasnya pengguna bahasa Jawa. Hal inilah yang membuat masyarakat Desa Luwung Bata memiliki tantangan sendiri dalam mempertahankan bahasa Sunda.